Uji Hipotesis Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi

merupakan remaja yang matang karirnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Super dalam Rachmawati, 2012 yang mengemukakan bahwa salah satu ciri- ciri individu yang memiliki kematangan karir yang tinggi adalah mandiri dalam melakukan pilihan karir. Hal ini senada dengan pernyataan Blustein dalam Gibson, 2006 yang menyatakan bahwa eksplorasi terhadap karir memiliki hubungan yang positif dengan kemandirian. Hal ini senada dengan pendapat Salami 2008 yang melakukan penelitian di Nigeria berpendapat bahwa untuk membuat keputusan dalam pilihan-pilihan karir yang tersedia dibutuhkan kemandirian, dengan demikian dapat diketahui apakah pilihan tersebut diputuskan sendiri atau karena faktor eksternal. Steinberg 2002 mendefinisikan kemandirian sebagai kemampuan individu untuk berperilaku sesuai dengan caranya sendiri. Seorang remaja yang mandiri dapat membuat keputusan sendiri tanpa mudah terpengaruh oleh orang lain, dapat mengandalkan diri dan lebih bertanggung jawab pada keputusan yang telah dibuat. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada subjek yang memiliki kematangan karir dengan kategori rendah 0, kategori sedang sebesar 67 subjek 19 dan kategori tinggi sebesar 286 subjek 81. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar kematangan karir subjek berada pada kategori tinggi. Mean empirik kematangan karir 121,71 lebih tinggi dibandingkan dengan mean hipotetik nya 96,5. Hasil ini menunjukkan bahwa kematangan karir pada subjek lebih tinggi dibandingkan kematangan karir berdasarkan standar alat ukur peneliti. Hal ini kemungkinan dikarenakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekolah telah memberikan kesempatan pada pihak luar untuk memberikan informasi seputar pekerjaan dan perguruan tinggi yang sesuai dengan jurusan para subjek, sehingga subjek mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai jurusan atau pekerjaan yang diminatinya. Subjek penelitian juga mendapatkan informasi mengenai karir dari lingkungan seperti pelatihan magang atau pelatihan pendidikan khusus yang mereka ikuti di luar sekolah. Informasi- informasi yang diperoleh oleh subjek membantu subjek untuk dapat membuat keputusan mengenai karir yang sesuai dengan mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Super dalam Savickas, 2001 yang menyatakan bahwa individu yang matang untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang adekuat mengenai pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukannya. Berdasarkan hasil analisis data, tidak ada subjek yang memiliki kemandirian dalam kategori rendah sebesar 0, kategori sedang sebesar 55 subjek 16 dan kategori tinggi sebesar 298 subjek 84. Hal ini dapat diartikan bahwa pada umumnya subjek memiliki kemandirian yang tinggi. Hasil penelitian juga terlihat bahwa mean empirik kemandirian 133,9 lebih besar dibandingkan mean hipotetiknya 102. Hal ini berarti bahwa kemandirian pada subjek penelitian ini lebih tinggi dibandingkan kemandirian berdasarkan standar alat ukur peneliti. Hal ini kemungkinan karena pihak sekolah menerapkan program pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian subjek. Sekolah Menengah Kejuruan ini menitikberatkan pada penerapan teori dan keterampilan bersifat praktis sehingga subjek dapat memanfaatkannya untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mencari informasi yang lebih banyak tentang pelajaran dan keterampilan yang diberikan. Subjek diharapkan tidak hanya menerima informasi dari guru saja dan lebih sering diskusi secara berkelompok. Hal ini dapat terlihat ketika subjek sedang mengikuti proses pembelajaran praktek di bengkel atau di laboratorium. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ali dan Asrori 2004 bahwa pendidikan yang memberikan penghargaan dan suasana kompetisi yang aktif akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kemandirian anak. Berdasarkan hasil penelitian, SMK Negeri 2 Depok memiliki tingkat kemandirian dan kematangan karir yang tinggi. Hasil tersebut berbeda dengan survey yang dilakukan di awal penelitian. Tingkat kemandirian dan kematangan karir yang cenderung tinggi dalam penelitian mungkin disebabkan sekolah sudah bekerjasama dengan berbagai pihak seperti perusahaan atau lembaga sebagai wadah siswa-siswi melanjutkan pendidikan atau bekerja. Dengan demikian, siswa-siswi juga memiliki tingkat kemandirian dan kematangan yang cenderung tinggi. Pada penelitian ini koefisien determinasi dapat dicari dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,659 sehingga diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,434. Angka ini menunjukkan besarnya kontribusi skala kemandirian terhadap kematangan karir adalah 43,4 sedangkan sisanya sebesar 56,6 yang disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI