Hama dan penyakit Tanaman karet

dan menginfeksi tumbuhan sehingga menimbulkan penyakit yang kronis. Sebaliknya penyakit gugur daun kurang dijumpai pada tanaman yang terawat serta lahan dengan drinasi yang baik.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit gugur daun adalah:  Menanam klon - klon yang tahan terhadap penyakit gugur daun di daerah yang rawan serangan penyakit gugur daun. Klon - klon tahan dan rentan terhadap beberapa penyakit gugur daun karet dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Ketahanan klon karet anjuran terhadap penyakit utama dan angin Klon Ketahanan terhadap Penyakit Ketahanan terhadapan angin Colletotrichum Corynespora Oidium BPM24 Peka Moderat Moderat Moderat BPM107 Toleran Toleran Toleran Toleran BPM109 Toleran Toleran Toleran Moderat IRR104 Moderat Moderat Moderat - PB217 Moderat Toleran Peka Toleran PB260 Toleran Toleran Toleran Peka PR255 Peka Toleran Moderat Toleran PR261 Peka Toleran Moderat Toleran BPM1 Moderat Toleran Toleran Toleran AVROS20 37 Peka Toleran Moderat Toleran PB330 Toleran Toleran Peka Peka RRIC100 Toleran Toleran Toleran Toleran IRR5 Toleran Toleran Moderat Toleran IRR21 Toleran Toleran Toleran Toleran Klon Ketahanan terhadap penyakit Ketahanan terhadapan angina Colletotrichum Corynespora Oidium IRR32 Toleran Toleran Toleran Toleran IRR39 Toleran Toleran Toleran Toleran IRR42 Toleran Toleran Toleran Toleran IRR118 Toleran Toleran Moderat Toleran Sumber: Balit Sembawa 2003 dlm Boerhendhy Amypalupy 2011. Perawatan karet tentunya perlu dilakukan pemupukan, pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan, karena itu sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk sebelum tidak dapat dimanfaatkan tanaman dan memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui cara aplikasi yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan tanaman.

E. Langkah-langkah dalam melakukan okulasi tanaman karet

Salah satu cara mendapatkan bibit tanaman karet unggul yaitu melalui teknik okulasi. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan okulasi yakni dalam penyiapan batang bawah dan kayu okulasi entres. Menurut Setyamidjaja 1993 mengatakan batang bawah yang baik dalam okulasi adalah batang yang berumur 9-18 bulan dengan diameter berkisar antara ± 2 cm diukur 10 cm diatas permukaan tanah dan tidak berada pada stadium membentuk payung. Begitu juga pada entres yang dipilih adalah tanaman karet yang diambil kulitnya yang berwarna antara hijau tua dan coklat, berdiameter 1,5-3 cm. berikut langkah – langkah dalam melakukan okulasi tanaman karet: 1. Membersihkan pangkal bawah batang dari tanah terutama pada tempat keratan jendela yang akan dibuat. Selanjutnya membuat jendela okulasi panjang 5-7 cm, lebar 1-2 cm dengan menyayat kulit sampai batas kayu. 2. Mempersiapkan mata okulasi entres yang baik dan membuat perisai dengan memisahkan kayu dari kulit selanjutnya memasukkan perisai ke dalam jendela. 3. Membalut perisai yang sudah dimasukkan kedalam jendela dengan menggunakan pita plastik dan memastikan balutan tidak kena air hujan. 4. Memerikasa balutan pada tanaman karet yang diokulasi, dan memastikan jika hasilnnya berhasil dengan baik ditandai perisai yang menempel pada jendela yang dibalut berwarna hijau segar, waktu yang dibutuhkan ± 30 hari. 5. Jika hasil okulasi jadi maka bibit hasil okulasi tanaman karet dipindahkan dengan memotong batang bawah ± 10 cm diatas okulasi dan memulai penyemaian kedalam polibag.

F. Hasil Penelitian yang relevan

Hasil penelitian yang relavan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2014 dengan judul PENGARUH PUPUK PROBIOTIK NOPKOR DALAM PEMUPUKAN SECARA ORGANIK TERHADAP HASIL PANEN TANAMAN CABAI RAWIT Capsicum frutescens. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dengan menggunakan NOPKOR berpengaruh terhadap hasil panen tanaman cabai rawit. Hal ini dilihat dari berat kering yang diukur pada hasil panen tanaman cabai. 2. Penelitian yang dilakukan Galuh 2014 dengan judul PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGUR Vitis vinivera VARIETAS PROBOLINGGO BIRU. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan jenis tanah dengan penambahan Nopkor berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman.