Klasifikasi tanaman karet Marfologi dan fisiologi tanaman karet

jika kita memandang dari samping tidak tembus ke sebrang atau payung terbuka jika keadaan sebaliknya  Jarak antar payung: dengan melihat letak payung yang di atas dan dibawahnya dan bagian payung yang tidak berdaun yang terletak diantara payung, dibedakan sebagai berikut: jauh, dekat atau agak dekat. 5. Tangkai daun Yang diperhatikan dalam mengidentifikasi tangkai daun adalah tangkai-tangkai yang terletak dalam payung termuda yang pertumbuhannya sempurna, demikian pula untuk mengidentifikasi anak tangkai daun, helaian dan ciri-ciri yang diperhatikan ialah:  Posisi tangkai daun : terjungkit membentuk sudut runcing, terkulai membentuk sudut tumpul , mendatar horizontal  Bentuk tangkai daun, yaitu benyuk tangkai secara memanjang: lurus, cembung, cekung, berbentuk huruf S.  Ukuran tangkai daun : untuk ukuran panjang : panjang, sedang, pendek dan ukuran besar : gemuk, kurus, agak gemuk, dan agak kurus  Ukuran pangkal tangkai kaki tangkai: pada pangkal ada yang berbentuk besar, kecil atau sedang. Bagian atas: ada yang berlekuk, rata atau cembung. 6. Anak tangkai daun Posisi anak tangkai daun terhadap tangkai daun: terjungkat, dan searah dengan arah tangkai daun. Ukuran anak tangkai daun: dilihat dari panjangnya dan ukuran besarnya. Bentuk anak tangkai daun: lurus atau melengkung. Besarnya sudut yang dibentuk oleh anak tangkai daun yang ditengah, pinggir, dengan besar sudut: besar bila sudut lebih dari 60 , kecil jika kurang dari 60 , dan sedang bila sudutnya antara 60 0. 7. Helaian daun Warna kilau dan lekukan daun yakni hijau muda, hijau tua, dan hijau kekuningan, berkilau atau kusam, lekukan kaku atau tidak. Bentuk helaian daun: elip, bulat telur, belah ketupat. Pada bagian pinggir daun dan ekor daun: agak rata bergelombang atau bergelombang. Penampang daun: bentuk penambang memanjang dari daun sampai ekor lurus atau cembung dan bentuk penampang melintang daun: datar, cembung, cekung, atau berbentuk huruf V. letak daun terhadap permukaan payung terkulai, dan tegak standar dan tembus pandang, atau antara keadaan terkulai dan mendatar. Letak helai daun dan posisi letak daun tengah: letak helaian daun dipengaruhi oleh ukuran panjang anak tangkai daun, besarnya sudut yang dibentuk oleh anak daun, dan besarnya bagian lebar dari helaian daun. Letak helaian daun ada yang terpisah, bersinggungan atau saling tumpang tindih, untuk simetris helaian daun pinggir ada yang simetris setangkup dan ada yang tidak. Pada daun helaian pinggir yang tidak simetris, bagian helaian daun sebelah kiri tulang daun utama tidak sama lebarnya dengan bagian sebelah kanan tulang daun utama. 8. Warna lateks Klon karet mempunyai warna latek putih, putih kekuning- kuningan atau kuning. Warna latek juga dapat membedakan klon yang satu dengan yang lain. 9. Akar Perakaran tanaman karet tersusun atas akar tunggang, akar lateral dan akar baru. Akar lateral pertumbuhannya menyebar ke segala arah. Ketiga akar ini adalah sistem dari tanaman yang berada pada bagian bawah permukaan tanah dan berperan besar dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Perkembangan perakaran tanaman pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu energi yang tersedia dalam jaringan tanaman dan keadaan lingkungan pertumbuhan akar. Pada mulanya pertumbuhan akar hanya terbatas pada daerah sekitar pohon setelah lebih dari lima tahun, akar mulai menyebar lebih jauh lagi dari pohon. Panjang akar tunggang mampu mencapai kedalaman dua meter atau lebih, sedangkan akar lateralnya mampu menyebar hingga 20 meter atau lebih. Fungsi utama akar tanaman karet yaitu sebagai penopang berdirinya tanaman dan sebagai organ yang berfungsi dalam pengambilan air dan unsur hara dari dalam tanah. Akar merupakan organ tanaman yang memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman karet, maka dari itu akar tanaman karet harus tumbuh dengan baik agar dihasilkan tanaman yang baik. Kulit batang tanaman karet memiliki struktur anatomi seperti tanaman dikotil lainnya. Pada bagian kulit batang karet terdapat pembuluh latek, yang banyak mengandung getah atau latek. 10. Ciri-ciri khusus Kadang-kadang pada klon tertentu memiliki ciri khusus seperti: lelehan lateks, helaian daun tengah yang terpuntir, lateks yang berubah warna menjadi ungu, dan lain-lain. Mengenai ciri - ciri diatas hampir semuanya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya seperti: jenis tanah, tinggi tempat, kesuburan tanah, pemupukan, iklim, dan lain-lain. Berikut ini akan disampaikan uraian singkat tentang ciri - ciri beberapa klon penting atau ungul yang dianjurkan oleh balai-balai penelitian untuk digunakan sebagai bibit dalam budidaya karet dewasa ini. Klon-klon yang dimaksud adalah: GT 1, AVROS 2037, PR 228, PR 255, PR 300, PR 303, dan RRIM 600 Anonim, 2013.

5. Syarat tumbuh

Menurut Syakir 2010, membangun kebun karet diperlukan teknologi budidaya karet yang mencakup beberapa kegiatan yaitu: syarat tumbuh tanaman karet, klon-klon rekomendasi, bahan tanam, pemeliharaan tanaman, pemupukan, pengendalian hama serta penyadapanpanen. Syarat tumbuh tanaman karet memerlukan kondisi-kondisi tertentu yang merupakan syarat hidupnya. Lebih rinci syarat tumbuh diuraikan sebagai berikut: a. Iklim Daerah yang cocok adalah pada zona antara 150 LS dan 150 LU, dengan suhu harian 25-30 o C. b. Curah hujan Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.000- 2.500mmtahun dengan hari hujan berkisar 100 sd 150 HHtahun. Lebih baik lagi jika curah hujan merata sepanjang tahun. Sebagai tanaman tropis, karet membutuhkan sinar matahari sepanjang hari, minimum 5-7 jamhari. c. Tinggi tempat Tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200-400 m dari permukaan laut. Pada ketinggian 400 m dpl dan suhu harian lebih dari 30 o C, mengakibatkan tanaman karet tidak bisa tumbuh dengan baik. d. Angin Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m, batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. e. Tanah Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis maupun alluvial. Pada tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainase, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Sedangkan tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya kurang baik sehingga drainase dan aerasenya kurang baik. Tanah - tanah kurang subur seperti podsolik merah kuning yang ada di negeri ini dengan bantuan pemupukan dan pengelolaan yang baik bisa dikembangkan menjadi perkebunan karet dengan hasil yang cukup baik. Padas pada lapisan olah tanah tidak disukai tanaman karet karena mengganggu pertumbuhan dan perkembangan akar, sehingga proses pengambilan hara dari dalam tanah terganggu. Derajat keasaman mendekati normal cocok untuk tanaman karet, yang paling cocok adalah pH 5 - 6. Batas toleransi pH tanah adalah 4-8. Sifat - sifat tanah yang cocok pada umumnya antara lain; aerasi dan drainase cukup, tekstur tanah remah, struktur terdiri dari 35 tanah liat dan 30 tanah pasir, kemiringan lahan 16 serta permukaan air tanah 100 cm.

6. Hama dan penyakit

Beberapa penyakit gugur daun yang banyak dijumpai di pembibitan antara lain; Penyakit gugur daun oidium, colletotrichum, corynespora dan Helminthosporium. a. Penyakit gugur daun Oidium Gejala pada daun terdapat masa tepung berwarna putih melekat pada permukaan bawah daun, kemudian berkembang menyebabkan bercak transparan sehingga pertumbuhan daun tidak normal, agak berkeriput. Masa tepung jamur tersebut dapat juga menutupi permukaan atas daun. Daun muda yang masih berwarna coklat tembaga jika terserang akan gugur, sedangkan daun-daun yang lebih dewasa tidak gugur akan tetapi fungsi untuk berfotosintesis tidak maksimal. Serangan pada pembibitan batang bawah menyebabkan tanaman gundul dan pertumbuhan terhambat sehingga waktu okulasi tertunda. b. Penyakit gugur daun Corynespora Jamur Corynespora cassiicola terutama menyerang daun, baik pada tanaman muda maupun tanaman tua. Gejala diawali dengan ditandai adanya bercak hitam, terutama pada tulang- tulang daun selanjutnya bercak berkembang dan meluas, berbentuk bulat atau tidak teratur. Bagian tepi bercak berwarna coklat dengan bagian pusatnya mengering atau dapat berlubang. Disekitar bercak biasanya terdapat daerah yang berwarna kuning agak lebar. Pada daun muda serangan Corynospora tidak menimbulkan bercak yang nyata, tetapi tampak kuning merata di seluruh permukaan daun. Kejadian ini disebabkan karena toksin yang dibentuk oleh jamur Corynospora, dimana dengan hanya bercak yang kecil pada tulang daun, karena adanya toksin maka daun dapat menguning, menjadi coklat dan gugur. c. Penyakit gugur daun Colletotrichum Colletotrichum gloeosporioides menyebabkan bercak bundar pada daun dengan diameter 2 mm dan mula-mula berwarna coklat, selanjutnya bagian pusat menjadi abu-abu sampai putih, nekrotis dan sering membelah. Daun-daun muda menjadi kehitaman dan gugur, infeksi pada daun yang lebih tua akan mengakibatkan defoliasi. Bercak dapat berkembang pada tangkai daun dan menginfeksi pada daun muda menyebabkan daun berwarna hijau tua, sporulasi terjadi pada keadaan yang lembab yang ditandai dengan koloni spora yang berwarna merah jambu. Pada daun-daun yang lebih dewasa infeksi Colletotrichum mengakibatkan tepi serta ujung daun berkeriput dan pada permukaannya terbentuk bercak-bercak bulat berwarna coklat