Pola Pertumbuhan Tanaman Karet Havea brasiliensis Varietas
tidak ada perbedaan atau pengaruh yang berarti pada pertumbuhan tinggi batang tanaman karet yang diberikan perlakuan nopkor dan kontrol.
Pola pertumbuhan diameter batang tanaman karet Havea brasiliensis
pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan diameter batang tanaman karet tiap tiga harinya memiliki pola pertumbuhan yang
berbeda. Pada tanaman karet dengan perlakuan kontrol pertumbuhan diameter batangnya lebih maksimal dengan diameter mencapai 3.29cm
sedangkan yang diberikan perlakuan Nopkor mencapai 3.20cm. Rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman karet pada
perlakuan dengan penambahan Nopkor dan Kontrol yaitu
1
= 2.483cm dan
2
= 2.662cm. Setelah dianalisis dengan menggunakan uji T- test independen
hasil menunjukkan t
obs
= - 0.9179 lebih kecil dari t
crit
= 2.048 tabel t
crit
dengan α = 0.05 sehingga dapat dikatakan tidak signifikan yang berarti tidak ada perbedaan yang berarti pada pertumbuhan diameter
batang tanaman karet yang diberikan perlakuan nopkor dan kontrol. Pola pertumbuhan diameter tanaman karet yang tidak signifikan
dipengaruhi dari pola pertumbuhan tinggi batang tanaman karet. Jika pertumbuhan tinggi batang tanaman karet baik maka akan mempengaruhi
pertumbuhan diameter batang secara maksimal. Sebaliknya jika pertumbuhan tinggi batang tanaman karet kerdil maka memungkinkan
pertumbuhan diameter batang akan lambat dan menyesuaikan tinggi batang.
Pola pertumbuhan jumlah daun tanaman karet Havea brasiliensis pada gambar 4.3, diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah daun
tanaman karet pada tiga harinya memiliki pola yang berbeda. Pertumbuhan daun tanaman karet yang paling banyak terdapat pada tanaman yang
diberikan perlakuan kontrol dengan rata-rata 15 tangkai sedangkan pada tanaman yang diberikan perlakuan Nopkor berjumlah 12 tangkai.
Rata- rata pertumbuhan jumlah daun tanaman karet pada perlakuan dengan penambahan Nopkor dan Kontrol yaitu
1
= 9.80 dan
2
= 10.27 setelah dianalisis dengan menggunakan uji T-test independen hasil
menunjukan t
obs
= - 0.6596 lebih kecil dari t
crit
= 2.048 tabel t
crit
dengan α = 0.05 sehingga dapat dikatakan tidak signifikan yang berarti tidak ada
perbedaan yang berarti pada pertumbuhan diameter batang tanaman karet yang diberikan perlakuan Nopkor dan kontrol.
Hasil yang tidak signifikan terjadi pada ketiga parameter yang diukur dalam penelitian dikarenakan karet merupakan tanaman dikotil
yang sifatnya tahunan yang membutuhkan nutrisi yang lebih besar dari pada tanaman monokotil, hal ini sesuai dengan teori menurut Tjitro
soephomo 1991 dikatakan tanaman karet Havea brasiliensis, merupakan tanaman yang tergolong tanaman tahunan yang berbentuk
pohon yang cukup besar. Menurut teori Setyamidjaja 1993 pemeliharaan bibit karet dalam
polibag dalam hal pemupukan dilakukan setelah terbentuknya tajuk yang pertama, dengan memberikan 5 gram pupuk majemuk 15-15-6-4 setiap 14
hari sekali atau 14-21 gram NPK 15-15-15 sebulan sekali. Sedangkan dalam penelitian, pemupukan bibit karet dilakukan setiap 14 hari sekali
dengan menggunakan Nopkor dengan perbandingan 40cc : 1 liter air sebanyak 150 ccpohon, sehingga dalam hasil penelitian kebutuhan nutrisi
pada tanaman karet kurang dan perpengaruh pada pola pertumbuhan tanaman karet Havea brasiliensis.
Dalam pengayaan tanaman karet Havea brasiliensis dengan menggunakan Nopkor akan sangat kurang dalam pemenuhan nutrisi
tanaman dimana Nopkor itu sendiri merupakan mikrobia Aceto mycetes yang bekerja jika mikrobia tersebut diberi makan sehingga dapat bekerja
dengan baik dalam fiksasi N-P-K, yang berarti bukan sebagai pupuk tetapi hasil dari fiksasi tersebutlah yang akan menjadi pupuk.
Menurut Murwono 2012 Nopkor atau nama trivialnya Nitrogen Phospat Kalium Organism Recovery
merupakan kultur campuran mikrobia fiksasi nitrogen, pelarut, phospat, dan kalium yang mengandung
mikrobia N-P-K. Salah satu fungsi nopkor hanya sebagai cadangan makanan bukan sebagai pupuk utama dalam memenuhi nutrisi tanaman
karet. Dari keseluruhan hasil penelitian, pembibitan karet yang didapatkan sampai pertumbuhan payung dua dan jika dilihat pertumbuhannya sudah
sesuai menurut teori Yardha dkk 2007 yakni kriteria bibit tanaman karet polibag yang baik adalah payung daun teratas dalam keadaan tua dan tunas
yang tumbuh berasal dari mata okulasi, pertumbuhan tunas besar dan tegap
serta lurus agak menyamping, apabila pertumbuhan tunas membengkok ke
atas maka ada kemungkinan berasal dari tunas palsu, tidak tumbuh cabang atau tunas serta polibag dalam keadaan baik dan tidak ada akar yang
keluar dari polibag.