Kategorisasi Konsep Diri Pada Anggota Mapasadha Data pada Setiap Aspek Konsep Diri
hidup, dalam aplikasinya mereka adalah orang-orang yang tidak membuang sampah maupun puntung rokok sembarangan, namun mengantonginya terlebih
dahulu sebelum menemukan tempat sampah lalu dibuang. Contoh lain dari aspek tingkah laku seperti operasi SAR Searh and Rescue, operasi SAR
benar-benar dilakukan untuk pencarian korban yang hilang atau meninggal baik di gunung maupun di tempat lainnya. Operasi ini benar-benar dilakukan dengan
hati yang tulus dan tanpa pamrih serta tanpa mengharapkan imbalan apapun, walaupun terkadang yang menjadi taruhannya adalah nyawa itu sendiri. Contoh
lain adalah dengan mengadakan workshop tentang pengelolaan sampah bersama dinas terkait, pemutaran film-film yang bertemakan pemanasan global dan
pengadaan penanaman bibit pohon di daerah-daerah yang mengalami krisis dan tandus, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup maupun bagi kemajuan Mapasadha itu sendiri. Dari identitas dan tingkah laku tersebut tercerminlah sebuah kepuasan sebagai orang yang memiliki
kepedulian terhadap lingkungan hidup. Hal ini tercermin dari mean empirik dari aspek kepuasan sebesar 19.
Kampus, pihak kampus dan masyarakat sekitar sebagai tempat di mana Mapasadha itu bernaung, berorganisasi, dan berkegiatan maupun
menjalani proses hidup di pondok Mapasadha tentu saja memiliki evaluasi dan kritikan tersendiri terhadap Mapasadha. Dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial
yang berguna bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat seperti pengadaan penanaman bibit pohon, kampanye tentang lingkungan hidup, operasi SAR,
masyarakat maupun pihak kampus akan memberikan penilaian positif terhadap Mapasadha.
Namun di sisi lain, ada opini yang berkembang bahwa ada anggota Mapasadha itu adalah seorang “Mapala” singkatan dari Mahasiswa Paling
Lama, ada pula opini lain seperti seorang Mapala itu hanyalah orang-orang yang suka naik gunung saja dan masih membuang sampah di gunung, anggota
Mapasadha itu terkesan kumuh, berambut gondrong, anti kemapanan dan suka mabuk-mabukan walaupun tidak semua anggota demikian. Evaluasi yang
diberikan oleh pihak kampus maupun masyarakat sekitar baik itu yang bernada positif maupun terkesan negatif akan mempengaruhi konsep diri anggota
Mapasadha. Clooney dalam Burns, 1993 dengan teori looking glass self memperkuat opini tersebut, bahwa konsep diri mempengaruhi perilaku yang
merupakan hasil dari penilaian atau evaluasi terhadap diri sendiri dan pendapat orang lain. William dalam Rakhmat, 1992 menyatakan bahwa, diri positif
berkaitan dengan penerimaan diri. Hal ini berarti bahwa seseorang yang memiliki konsep diri yang positif menerima dirinya apa adanya dan terus-
menerus berusaha memperbaiki dirinya kearah yang lebih baik. Dengan adanya konsep diri yang positif, evaluasi dan kritikan yang diberikan oleh pihak
kampus maupun masyarakat sekitar akan dicerna dan diproses dengan baik sehingga mampu memperbaiki diri kearah yang lebih baik.
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa terdapat konsep diri yang positif pada anggota Mapasadha.
54