Hal tersebut dijelaskan dengan didapatnya r
hitung
sebesar 0,376 lebih besar dari r
tabel
sebesar 0,164, dan uji signifikansi hitung sebesar 0,000 lebih besar dari signifikansi tabel sebesar 0,05. Hipotesis yang
mengatakan ada hubungan antara sarana belajar dengan prestasi belajar siswa diterima, hal ini dapat dibuktikan pada taraf signifikansi 5 db n-2
diperoleh t
hitung
= 3,721 dan t
tabel
= 1,671. Nilai t
hitung
t
tabel
0,3761,671. 4. Ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa.
Hal tersebut dijelaskan dengan didapatnya r
hitung
sebesar 0,462 lebih besar dari r
tabel
sebesar 0,164, dan uji signifikansi hitung sebesar 0,000 lebih besar dari signifikansi tabel sebesar 0,05. Hipotesis yang
mengatakan ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa diterima, hal ini dapat dibuktikan pada taraf signifikansi 5
db n-2 diperoleh t
hitung
= 3,139 dan t
tabel
= 1,671. Nilai t
hitung
t
tabel
0,4621,671.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menyadari adanya beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Penelitian ini bersifat studi kasus yaitu merupakan penelitian mengenai
sesuatu pada suatu tempat tertentu sehingga hanya berlaku pada kelas dua jurusan akuntansi pada SMK YPKK III Sleman.
2. Sebenarnya ada banyak hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa,
tetapi penelitian ini hanya membatasi empat faktor saja yaitu, persepsi
siswa tentang variasi gaya mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar, dan lingkungan belajar saja yang diteliti.
3. Disini penulis tidak dapat melacak kebenaran data dalam kuesioner yang
diperoleh dari responden. Apabila responden dalam hal ini siswa siswi dalam menjawab tidak jujur maka hasil penelitian ini tidak akan berlaku
secara penuh atau dapat dijelaskan bahwa penelitian tersebut tidak dapat digunakan.
C. Saran
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya mempertahankan prestasi belajarnya karena dalam diskripsi didepan prestasi belajar termasuk dalam kategori tinggi. Hal
tersebut merupakan kelebihan yang dimiliki oleh siswa siswi SMK YPKK III Sleman, dengan kelebihan tersebut hendaknya siswa-siswi dapat
mempertahankan terus guna memperoleh prestasi yang optimal. Upaya peningkatan ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan untuk
mengikuti pelajaran di kelas dengan lebih berkonsentrasi, kerelaan waktu untuk menyediakan waktu untuk belajar dirumah, megadakan kelompok
belajar dan mengikuti bimbingan belajar.
2. Bagi Guru
Terdapat hubungan variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa hendaknya dapat menjadi masukan bagi guru untuk lebih
meningkatkan variasi gaya mengajar dalam proses belajar mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan pembelajar sehingga dapat
mengurangi kebosanan atau kejenuhan dalam mengikuti pelajaran. Hal itu dapat dilakukan dengan cara guru lebih kreatif dalam menggunakan media
dalam belajar, berinteraksi dengan baik dengan siswanya, membaca buku, atau literatur-literatur, seminar pendidikan yang berhubungan dengan
variasi gaya mengajar. 3.
Bagi Orang Tua Orang tua hendaknya ikut berpartisipasi membimbing dan mendukung
anaknya dalam belajar dirumah, sehingga siswa akan merasa nyaman dalam belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian saran yang
mendukung dan ikut menciptakan suasana yang tenang saat siswa belajar. 4.
Mahasiswa yang akan melaksanakan praktik mengajar PPL II Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan PPL II peneliti menyarankan
hendaknya skripsi ini menjadi masukan bagi calon praktikan agar sebelum praktikan terjun langsung mengajar dalam kelas, praktikan mempersiapkan
diri dengan sebaiknya sebagai calon guru, untuk dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif. Hal ini dapat dilakukan dengan
mempersiapkan dengan sebaik mungkin materi pelajaran dan memperhatikan cara berinteraksi dengan siswa di dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. 1984. Guru Dalam Proses Belajar-Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2001. Manajemen Penelitian. Jakarta. PT. Pinekacakra.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua, Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati, M., Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.
Entang, M. 1981. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Dep. P K.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar Yang Efisien. Jilid II. Yogyakarta: Liberti Handitono, Rahayu. 1994. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Pers. Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.
Kosasi, Raflis. 1984. Ketrampilan Mengadakan Variasi. Jakarta: Depdikbud.
Linda, L Davidoff. 1981. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Marsidjo, Ign. 1991. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius. Masrun, Sri Mulyani Martiniah. 1976. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan
penerbit Fakultas Psikologi UGM. Mintarti, Alfonsa. 1998. ”Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar
Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa”. Skripsi. Yogyakarta: USD. Nasution, Thamrin, Nurhalijah Nasution, 1995. Peranan Orang Tua dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oemar, Hamalik. 1983. Metode Belajar Mengajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Penerbit Tarsito.
Pasaribu, I.L. 1985. Didaktik dan Metodik. Bandung: Penerbit Tarsito. Rahayu, Isti. 2000. ”Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Fasilitas Belajar, dan
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa”. Skripsi. Yogyakarta: USD. Roestiyah N.K. 1982. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman. 1986. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Soebagyono. 1996. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Variasi Mengajar
Guru dengan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Yogyakarta: USD. Sudjana, Nana. 1990. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit
Sinar Baru. Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Offset. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: IKAPI.
Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Thoha, Mitfah. 1983. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali. Winkel. W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.
Kepada : Yth. Siswa Siswi kelas II
Dengan Hormat,
Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah saya pada saat ini memohon kerelaan anda untuk meluangkan waktu dan berkenan menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada angket atau kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan keadaan sebenarnya.
Perlu anda ketahui bahwa angket ini hanya untuk keperluan penelitian dan tidak mempengarui hasil belajar anda atau dengan kata lain hanya untuk tujuan
ilmiah, jawaban anda akan kami gunakan untuk penyusunan skripsi yang berjudul ”HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI GAYA
MENGAJAR GURU, ITENSITAS BELAJAR, SARANA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA”.
Atas bantuan anda dalam menjawab pertanyaan yang kami berikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat kami,
Ana Wulan Ika Astuti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER UNTUK SISWA
Identitas Diri
Nama :
Kelas :
No.Absen :
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pertanyaan.
2. Jawablah semua pertanyaan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. 3. Jawablah langsung diberikan pada lembar angket ini.
A. Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mengajar Siswa
Jawablah pertanyaan-pernyataan dibawah ini sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya. Beri tanda
√ pada bagian yang telah tersedia di samping pernyataan ini dengn alternative jawaban :
S : Selalu
Srg :
Sering Kdg
: Kadang-Kadang
Tp : Tidak Pernah
No. Pernyataan Tentang
Variasi Gaya Mengajar Guru
Jawaban S Srg
Kdg Tp
1. Guru dalam menerangkan tidak menggunakan
suara yang bervariasi keras, lemah, tinggi atau rendah.
2. Guru tidak menggunakan penekanan atau intonasi dalam menerangkan sehingga para
murid tidak dapat membedakan mana bagian yang penting dan bagian yang tidak
3. Guru mengubah volume suaranya sehingga
berirama, menarik, dan tidak membosankan. 4.
Pandangn guru ke seluruh kelas. 5. Guru dalam menerangkan berusaha
mendekati siswa sesuai dengan situasi dan kondisi yang diperlukan.
6. Guru mengadakan perubahan mimik dan gerak tersenyum, mengangguk, mengerutkan
dahi, dll 7. Guru dalam mengajukan pertanyaan
menggunakan “waktu tunggu” atau kesenyapan untuk memberi kesempatan siswa
berfikir. 8.
Guru tidak bersikap ramah pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
9. Pada saat siswa merasa bosan guru menyelingi pelajaran dengan gurauan.
10. Guru tidak melayangkan pandang dan tidak melakukan kontak pandang dengan siswanya.
11. Sebelum menjelaskan
materi baru, guru tidak menjelaskan tujuan yang hendak dicapai
melalui materi tersebut. 12. Guru bergerak didalam kelas untuk maksut
yang berbeda-beda. 13.
Guru dalam
mengajar berpegang
pada salah
satu buku mata pelajaran Akutansi. 14. Guru tidak memberikan tekanan pada bahan
yang penting dalam penyajianya misalnya: menggunakan bahasa lisan “dengar baik”
atau ”perhatikan ini” dan isarat yang cocok mengangkat tangan atau menunjuk dengan
jari. 15.
Guru menganjurkan para siswa untuk belajar sungguh-sungguh agar pada waktu ulangan
memperoleh nilai yang baik. 16. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi
mengenai materi akutansi. 17. Guru tidak menentukan anggota kelompok
belajar. 18
Guru tidak memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
19. Guru memberikan tanggapan baik kepada siswa yang berpikir kritis.
20. Guru tidak memberikan waktu senyap atau hening dalam pembicaraan.
B. Inensitas Belajar
Beri tanda silang x pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya
1. Berapa jam yang Anda gunakan untuk belajar dalam sehari-hari di rumah,
diasrama atau dikost? a. Kurang dari 1 jam
b. 1-1,5 jam c. 1,5-2 jam
d. 3 jam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI