BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teoritis 1. Prestasi
Belajar a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi adalah hasil belajar Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:700 sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Menurut para penulis buku psikologi belajar, mereka mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam
diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman Ali Imron 1996:3.
Apabila seseorang belajar maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil belajar adalah perubahan dalam diri siswa, ketika ia dapat
mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya. Setiap orang mempunyai hasil yang berbeda dari yang telah dipelajarinya.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak pada prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui
dari evaluasi belajarnya Sudjana, 1990:28.
7
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Menurut Handitono, 1994:229 faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, antara lain: 1 Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari individu, yang meliputi:
a faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan misalnya intelegensi, perhatian, minat, bakat, emisi,
dan kesiapan maupun kelelahan. b faktor biologis yaitu hal-hal atau hambatan-hambatan yang
secara langsung berhubungan dengan siswa yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
2 Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu Faktor ekstern ini meliputi keluarga, masyarakat, dan
sekolah. Keluarga merupakan tempat pertama kali seorang anak belajar. Sekolah merupakan tempat seorang anak mendapatkan
pendidikan formal ditempat ini pula biasanya pengukuran prestasi belajar dilakukan, dan masyarakat merupakan lingkungan seorang
anak belajar lebih banyak dibandingkan belajar di keluarga dan sekolah.
Menurut Dimyati dan Mudjiono 1994: 235-523 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:
1 Faktor internal a
Sikap terhadap belajar, merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan
penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan kesempatan belajar.
b Motivasi belajar, merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Jika motivasi melemah akan mengakibatkan melemahnya kegiatan belajar, maka mutu hasil
belajar akan menjadi rendah. c
Konsentrasi belajar, merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan pelajaran
maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi
belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta istirahat.
d Mengolah bahan pelajaran, merupakan kemampuan untuk
menerima isi dan cara perolehan ajaran yang dikembangkan diberbagai mata pelajaran, sehingga menjadi bermakna.
e Menyimpan perolehan hasil belajar, merupakan kemampuan
menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek
hasil belajar cepat dilupakan dan waktu yang lama hasil belajar tetap dimiliki. Proses belajar terdiri dari penerimaan,
pengolahan, penyimpanan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan.
f Menggali hasil belajar yang tersimpan, merupakan proses
pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam pesan baru, mahasiswa akan memperkuat pesan dengan cara memperbaiki
kembali atau mengaitkan dengan bahan lama. Proses menggali pesan lama tersebut dapat berwujud transfer belajar atau unjuk
prestasi belajar. Gangguan dalam menggali pesan dan kesan lama dapat bersumber dari kesukaran penerimaan, pengolahan
dan penyimpanan. g
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan
belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.
h Rasa percaya diri, timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
i Intelegensi dan keberhasilan belajar, adalah salah satu
kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul
dengan lingkungan secara efisien. Faktor yang mempengaruhi intelegensi meliputi kurangnya fasilitas belajar, mahasiswa
makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, kurangnya dorongan mental dari orang
tua karena tidak memahami apa yang dipelajari oleh anaknya di sekolah, keadaan gizi yang rendah.
j Kebiasaan belajar, dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
adanya kebiasaan belajar yang kurang baik antara lain berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur menyia-
nyiakan kesempatan belajar, datang terlambat. k
Cita-cita, merupakan eksplorasi dan emansipasi diri mahasiswa.
2 Faktor eksternal
a Guru
adalah pengajar yang mendidik, ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga
menjadi pendidik generasi muda bangsanya. b
Prasarana dan Sarana, kelengkapannya merupakan kondisi
pembelajaran yang baik. Hal itu tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan terselenggaranya proses
belajar yang baik. c
Faktor Keluarga , hubungan yang baik antara anggota keluarga
dapat membantu dalam kegiatan belajar, sehingga dimungkinkan prestasi belajar lebih baik.
d Faktor lingkungan
, lingkungan dimana mengemukakan siswa tinggal, berpengaruh pada kegiatan belajarnya.
e Kurikulum
, program pembelajaran mendasarkan diri pada suatu kurikulum.
Menurut Masrun dan Sri Mulyani Martiniah, 1976:21 seorang siswa dalam studinya dapat mencapai prestasi belajar yang baik
apabila didukung oleh adanya usaha-usaha sebagai berikut: 1.
Mempunyai tujuan belajar yang jelas. 2.
Mempunyai motivasi intrinsik. 3.
Mempunyai minat belajar. 4.
Mempunyai kecakaapan dalam penguasaan bahan. 5.
Mempunyai kecakapan dalam mengikuti pelajaran.
2. Persepsi Siswa Tentang Variasi Gaya Mangajar Guru
a. Persepsi Siswa
Persepsi pada hakekatnya adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi Thoha, 1983:38.
Persepsi dapat pula diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera atau penginderaan
untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita Davidoff, 1981:232.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemahaman, menerima,
pengorganisasian, dan menginterpretasikan rangsang dari lingkungan