7
BAB II LANDASAN TEORI
Pada landasan teori akan disajikan teori-teori yang berhubungan langsung dengan judul dan masalah yang akan diteliti. Ini merupakan pengembangan dari
batasan istilah yang telah dibuat oleh peneliti. Selain itu dalam landasan teori ini akan dipaparkan penelitian yang relevan terlebih dahulu.
A. Penelitian yang Relevan
Ada dua penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan penelitian yang dilakukan peneliti masih relevan untuk dilaksanakan, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Maria Melani Ika Susanti 2013 dan Robertus Prasetya Jati 2012.
Penelitian yang dilakukan Maria Melani Ika Susanti berjudul Analisis Implementasi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Di SD
Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil implementasinya di lapangan. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, penyebaran
kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, guru telah membuat perangkat
pembelajaran berdasarkan model PPR, implementasi model PPR telah sesuai dengan RPP yang memuat lima tahap pembelajaran dalam PPR dan unsur 3C
competence, conscience, compassions.
Penelitian kedua oleh Robertus Prasetya Jati dengan judul Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk Meningkatkan competence, compassions,
dan conscience siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-5 SMA Kolese de Britto Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan
kuesioner. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi, catatan anekdotal, soal tes, kuesioner, dan lembar refleksi-aksi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa penerapan PPR dalam pembelajaran dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-5 SMA Kolese de Britto
Yogyakarta. Pada akhir siklus I dan siklus II competence, conscience, dan compassion siswa mengalami peningkatan.
Hal yang membedakan dari kedua penelitian di atas yaitu PPR pada penelitian yang dilakukan Maria Melani Ika Susanti 2013 dianalisis
penerapannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Baik perencanaan maupun perangkat pembelajarannya. Konteks
dalam penelitan tersebut bahwa SD Kanisius Wirobrajan I telah menerapkan PPR dalam pembelajaran, sedangkan PPR akan diimplementasikan oleh peneliti pada
sekolah yang belum mengimplementasikan PPR. Begitu juga dengan penelitian kedua yang dilakukan oleh Robertus Prasetya Jati 2012, implementasi PPR
dilakukan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-5 SMA Kolese de Britto Yogyakarta. Sementara peneliti akan
mengimplementasikan PPR untuk melihat adakah perubahan yang signifikan pada
pembelajaran sebelum diterapkan PPR dan setelah diterapkan PPR khususnya pada keterampilan berbicara dalam kegiatan berdiskusi. Kedua penelitan tersebut
termasuk kedalam jenis penelitian PTK Penelitian Tindakan Kelas, sedangkan jenis penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu penelitian eksperimen dengan
subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dan objek penelitian berupa proses pembelajaran kegiatan berdiskusi.
Berdasarkan pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Implementasi Paradigma
Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta” dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan
duplikasi dari penelitian –penelitian yang sebelumnya.
B. Landasan Teori