Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pergantian kurikulum adalah masalah dilematik bagi seluruh pendidik di Indonesia. Pada era pendidikan yang lebih maju ini, kurikulum masih saja menjadi topik yang hangat dibicarakan dalam diskusi-diskusi bertema pendidikan. Pembahasan mendasar tentang kurikulum meliputi tujuan kurikulum, perubahan dan pengembangannya, pendekatan, metode, teknik, hingga media pembelajaran dan evaluasi masih menjadi masalah krusial bagi sebagian guru di sekolah. Kurikulum 2013 bukan saja lemah dari sisi konsep, tetapi juga kesiapan bahan sumber daya dan implementasinya Kompas, 2 September 2014. Pendistribusian alat pembelajaran di berbagai daerah yang kurang merata merupakan contoh konkret lemahnya implementasi Kurikulum 2013 Republika, 11 Agustus 2014. Kurikulum 2013 yang pada awalnya diharapkan dapat memperbaiki karakter anak bangsa itu akhirnya akan disempurnakan lagi menjadi produk kurikulum baru. Hal ini terjadi karena perubahan kurikulum dari KTSP 2006 menjadi Kurikulum 2013 memberikan kesan terburu-buru Tribun, 13 April 2013. Belajar dari pengalaman itu, perubahan kurikulum mengarah pada percampuran antara KTSP dengan Kurikulum 2013. Kurikulum baru ini didesain menyiapkan generasi Indonesia yang lebih optimis, di mana terdapat keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan Vivanews, 2 Desember 2014. Jika pendidikan dimaknai sebagai jalan menuju sukses finansial, maka sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa akan kehilangan kesadaran perlunya pembentukan manusiawi yang cerdas, berhati nurani, berkeadilan, berkepedulian, dan persaudaran demi perubahan sosial menuju masyarakat yang lebih manusiawi Tim Redaksi Kanisius, 2008: 23. Padahal kita membutuhkan pribadi-pribadi yang terdidik dalam hal-hal kemanusiaan untuk membangun masyarakat yang lebih manusiawi. Salah satu bentuk upaya agar hal tersebut tercapai adalah dengan kegiatan berefleksi. Solusi dari problematika ini adalah PPR Paradigma Pendagogi Reflektif. Masyarakat umum juga mengenalnya dengan sebutan Pedagogi Humanisme. Secara umum, pedagogi ini mengajarkan pendidikan bukan hanya mengedepankan ranah kognitif saja, namun juga lebih mengasah ranah afektif. Pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran itu seperti tanggungjawab atas tugas yang diberikan, jujur dalam perkataan dan perbuatan, bijaksana saat mengambil keputusan, kreatif, terbuka, kritis, dan lain-lain. Pandangan peneliti pada Paradigma Pedagogi Reflektif PPR ini adalah salah satu langkah untuk mencapai nilai-nilai karakter yang ditargetkan Diknas. Nilai- nilai itu juga merupakan bagian dari compassion dalam PPR. Jadi, dalam konsep Pedagogi Reflektif ini orang belajar dengan melihat realitas dirinya sendiri dengan realitas lingkungan di sekitarnya sehingga orang itu dapat bekerja sama dengan orang lain disertai rasa kerelaan untuk berkorban, kepekaan, kepedulian dan keterlibatan bersama. Mengingat fenomena siswa-siswi di Indonesia yang telah mengalami degradasi moral Kompas, 15 Desember 2014, peneliti menganggap Paradigma Pedagogi Reflektif ini sebagai solusi untuk membentuk kepribadian siswa melalui pendidikan tanpa harus melawan atau mengubah kebijakan apa pun yang telah ditentukan pemerintah. Maka dari itu, peneliti memfokuskan implementasi PPR ini pada kegiatan berdiskusi dalam pembelajaran untuk melatih keterampilan berbicara siswa. Melalui tuturan yang baik dalam bahasa yang santun mencerminkan bahwa seseorang memiliki tata krama yang baik. Lepas dari dilematik pergantian kurikulum, sekolah yang telah mengimplementasikan Pedagogi Reflektif ini adalah komunitas lembaga pendidikan yang terkenal dengan nama Kolese. Atas dasar itu, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang nilai- nilai penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dikembangkan juga di sekolah- sekolah negeri yang notabene sebagai tolok ukur kemajuan pendidikan suatu negara. Penelitian diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi guru dan siswa serta dapat mempengaruhi sikap positif lebih lanjut. Berdasarkan berbagai alasan tersebut, penelitian ini dibuat dan diberi judul Implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

0 3 100

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Implementasi pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 27 0

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan pada siswa kelas vii smp swasta Al-Washliyah 8 Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 153

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25