C. Analisis dan Pembahasan 1. Implementasi PPR
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada guru, siswa dan proses pembelajaran diskusi di kelas 8.1 dan 8.2, dapat diketahui bahwa
pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung masih konvensional sesuai dengan lembar hasil observasi aktivitas guru yang menyatakan bahwa guru tidak
pernah memanfaatkan media ataupun alat peraga dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari cara mengajar guru atau metode yang digunakan oleh guru
untuk mengajar. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih konvensional, kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih berpusat pada
guru saja, yaitu guru terlalu banyak menggunakan ceramah dan terkadang menunjuk salah satu siswa untuk membacakan teks tanpa diberi penguatan.
Pemanfaatan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran pun tidak maksimal. Proses pembelajaran seperti ini tentu saja akan membuat
siswa cepat bosan dan peran serta siswa pun cenderung pasif. Guru mengajar dengan konsep kontekstual tetapi kurang diberikan penguatan pada setiap
penjelasannya. Meskipun metode mengajar guru konvensional, siswa kelas 8.1 dan 8.2 SMP N 8 Yogyakarta tetap aktif namun dalam beberapa materi
pembelajaran saja, misalnya pada materi pembelajaran teks prosedur dan teks diskusi. Ketika peneliti mewawancarai guru yang bersangkutan, guru itu
menyatakan bahwa siswa sangat aktif saat materi pembelajaran teks prosedur dan teks diskusi. Hal ini disebabkan karena pada saat teks prosedur guru
mempraktikkan aktivitas dalam teks prosedur itu dengan bermain peran,
misalnya teks prosedur menabung di bank. Aktivitas siswa yaitu bermain peran, dalam praktiknya ada siswa yang menjadi nasabah dan ada siswa yang
menjadi teller bank. Begitu juga dengan teks diskusi, guru menyediakan teks sesuai dengan tema yang dekat dengan siswanya. Pada pembelajaran diskusi
tema yang diangkat guru adalah “Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke Sekolah ?”. Tema itu menjadi masalah bagi siswa karena sebenarnya pihak
sekolah melarang untuk membawa telepon seluler sebab akan disalahgunakan sehingga dapat mengganggu pelajaran, tetapi bagi siswa sangat penting untuk
berkomunikasi dengan orang tua saat pelajaran telah berakhir. Maka dari itu, saat pembelajaran diskusi semua siswa aktif, saling bertanya jawab,
membahas dan menganalisis ide-ide yang disampaikan dalam kelompok. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata diskusi siswa yang tergolong
mahir. Tahap kedua dari penelitian ini adalah perlakuan atau treatment
dengan mengajar siswa kelas 8.1 dan 8.2. Peneliti mengimplementasikan PPR dalam kelas 8.1 pada kegiatan berdiskusi, dan mengimplementasikan
metode konvensional yaitu ceramah dan diskusi saja sesuai dengan guru yang mengajar dalam kelas 8.2. Dalam penelitian ini, treatment dilakukan
sebanyak 4 kali, 2 kali dengan menerapkan metode guru, dan 2 kali dengan menerapkan PPR. Treatment dilaksanakan dalam waktu 480 menit, 240
menit di kelas 8.1 dan 240 menit di kelas 8.2. Masing-masing treatment dilakukan selama 3x40 menit. Hasil dari setiap treatment adalah
keterampilan berbicara siswa.
Siswa-siswi kelas 8.1 eksperimen menyambut baik peneliti dan bersedia untuk melakukan kegiatan berdiskusi. Kegiatan diskusi dilakukan
dalam dua kali pertemuan, topik pada pertemuan pertama adalah dampak penggunaan facebook dan pada pertemuan kedua tentang dampak menonton
TV. Langkah-langkah pembelajaran diskusi pada pertemuan pertama yang dilakukan peneliti dengan menerapkan PPR, yaitu sebagai berikut:
a. Konteks
Implikasi dalam pembelajaran peneliti harus mengetahui konteks dari siswa-siswa kelas 8.1 yaitu bahwa seluruh siswa kelas 8.1 beretnis
Jawa, sebagian besar siswa terlibat dalam dampak negatif akibat perkembangan teknologi di sekitarnya. Sebagian besar siswa kurang
termotivasi untuk berdiskusi. Siswa-siswi masa kini sangat terpengaruh oleh gadget yang dimiliki sehingga rasa kepedulian dan kepekaan
antarsesama mulai berkurang. b.
Pengalaman Pada tahap pengalaman, peneliti mengajak siswa untuk menemukan,
mengungkapkan, dan mengaitkan pengalaman-pengalaman mereka tentang masalah perkembangan teknologi. Contohnya dengan pertanyaan
“Pernahkah kalian terlibat dalam masalah perkembangan teknologi? Seperti
apa contohnya?” dan memfokuskan pada materi yang akan dijadikan bahan diskusi dengan pertanyaan “Apakah kalian pernah
melakukan web bullying atau narsisme? Mengapa kalian melakukannya?”.
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan
penglaman siswa untuk memperoleh pengetahuan baru tentang permasalahan perkembangan teknologi dengan memutarkan video
dokumentasi atau ilustrasi tentang perkembangan alat teknologi dan berita tentang facebook. Peneliti memberikan penguatan dari penjelasan pada
video ilustrasi yang diberikan, lalu siswa bertanya jawab. c.
Refleksi Refleksi dilakukan siswa dengan menuliskan jawaban di lembar
pertanyaan refleksi seperti “Menurutmu, mengapa kita harus mencegah efek negatif dari penggunaan Facebook ?
”, setelah itu siswa menuliskan hasil dari kesadaran dan kepekaan dalam berefleksi dituntun dengan
kalimat “setelah berdiskusi dan berefleksi tentang dampak penggunaan facebook
, saya menyadari bahwa”. Dalam proses pembelajaran peneliti menunjuk salah satu siswa untuk memebacakan refleksinya. Berikut
contoh hasil refleksi siswa tentang dampak penggunaan Facebook.
Gambar 1 Hasil Refleksi Siswa tentang Dampak Penggunaan Facebook
d. Aksi
Aksi dilakukan dengan merumuskan niat atau rencana tindakan yang akan mereka lakukan sebagai tindak lanjut dari refleksi. Mereka
menuliskannya pada selembar kertas yang telah disediakan peneliti. Berikut contoh aksi siswa kelas 8.1.
Gambar 2 Hasil Aksi Siswa Kelas 8.1
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan di kegiatan akhir, dengan mengerjakan lima butir soal esei berdasarkan teks yang dijadikan bahan diskusi dan hasil
diskusinya. Evaluasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan siswa tentang dampak penggunaan facebook yang telah didiskusikan bersama.
Berikut contoh hasil evaluasi siswa kelas 8.1.
Gambar 3 Hasil Evaluasi Siswa Kelas 8.1
Pada pertemuan pertama proses pembelajaran berjalan lancar, siswa-siswa kelas 8.1 dapat melakuakn proses pembelajaran dengan PPR.
Mereka merasa tidak kesulitan dan keaktifan untuk membicarakan hal-hal di luar pembelajaran berkurang. Tindakan peneliti selanjutnya adalah
dengan melakukan pertemuan kedua. Langkah-langkah pembelajaran diskusi pada pertemuan kedua yang dilakukan peneliti dengan menerapkan
PPR, yaitu sebagai berikut:
1. Konteks
Implikasi dalam pembelajaran peneliti harus mengetahui konteks dari siswa-siswa kelas 8.1 yaitu bahwa seluruh siswa kelas 8.1 beretnis
Jawa, sebagian besar siswa terlibat dalam dampak negatif akibat perkembangan teknologi di sekitarnya. Sebagian besar siswa kurang
termotivasi untuk berdiskusi. Siswa-siswi masa kini sangat terpengaruh oleh gadget yang dimiliki sehingga rasa kepedulian dan kepekaan
antarsesama mulai berkurang. 2.
Pengalaman Pada tahap pengalaman, peneliti mengajak siswa untuk menemukan,
mengungkapkan, dan mengaitkan pengalaman-pengalaman mereka tentang masalah perkembangan teknologi. Contohnya dengan pertanyaan
“Pernahkah kalian terlibat dalam masalah perkembangan teknologi? Seperti apa contohnya?” dan memfokuskan pada materi yang akan
dijadikan bahan diskusi dengan pertanyaan “Apakah kalian pernah
menirukan adegan-adegan berbahaya yang ditayangkan dalam acara TV? Mengapa kalian melakukannya? Dengan siapa kalian biasa menonton
TV?”. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan pengalaman siswa dengan memutarkan video dokumentasi atau ilustrasi
tentang perkembangan alat teknologi dan berita tentang dampak menonton TV bagi remaja, untuk memperoleh pengetahuan baru tentang
permasalahan perkembangan teknologi. 3.
Refleksi Refleksi dilakukan siswa dengan menuliskan jawaban di lembar
pertanyaan refleksi seperti “Menurutmu, mengapa kita harus mencegah efek negatif dari menonton TV ?
”, setelah itu siswa menuliskan hasil dari kesadaran dan kepekaan dalam berefleksi dituntun dengan kalimat “setelah
berdiskusi dan berefleksi tentang dampak menonton TV, saya menyadari bahwa”. Dalam proses pembelajaran peneliti menunjuk salah satu siswa
untuk memebacakan refleksinya. Berikut contoh refleksi dari siswa.
Gambar 4 Hasil refleksi Siswa 8.1
Gambar 5 Hasil Refleksi Siswa 8.1
4. Aksi
Aksi dilakuakan dengan merumuskan niat atau rencana tindakan yang akan mereka lakukan sebagai tindak lanjut dari refleksi. Mereka
menuliskannya pada selembar kertas yang telah disediakan peneliti. Berikut contoh hasil aksi siswa.
Gambar 6 Hasil Aksi Siswa 8.1
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan di kegiatan akhir, dengan mengerjakan 5 butir soal esei berdasarkan teks yang dijadikan bahan diskusi dan hasil
diskusinya. Evaluasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan siswa tentang dampak menonton TV yang telah didiskusikan bersama.
Gambar 7 Hasil Evaluasi Lembar 1
Gambar 8 Hasil Evaluasi Lembar 2
Gambar 9 Hasil Evaluasi Lembar 3
Kegiatan evaluasi ketika mengimplementasikan PPR dan tanpa mengimplementasikan PPR mennjadi langkah ketiga sekaligus langkah
terakhir dalam penelitian ini, yaitu dengan memberikan posttest berdiskusi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Bentuk soal posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama. Hasil dari posttest itu berupa data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan. Posttest dilakukan sebanyak 2 kali untuk mengetahui kemampuan siswa, setelah itu dari
kedua posttest di cari nilai rata-ratanya. Hasil dari nilai rata-rata posttest itu Gambar 10
Hasil Evaluasi Lembar 4
adalah nilai akhir keterampilan berbicara siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah tabel daftar nilai siswa.
Tabel 10 Daftar Nilai Kelas 8.1 dengan PPR
NO. NAMA SISWA
NILAI Pre-
test Post-
test
1. ACHMEDA RIZKY HERLAMBANG
82 90
2. ADINA AMY REIKANISUJI
87 94
3. AGATHA SILVIA DWI PUTRI ARDANI
85 87
4. ALDA RAMANDIA PUTRI
81 87
5. ALFIQRI ALDY DEWANTO
87 88
6. ANDREAS YUBELIUS YOGASTAMA
88 90
7. BERGAS KHAIRUL ZAMAN
85 90
8. DEA HANINDA PUTERI
96 98
9. FEBBY CAHYATI
98 98
10. FRESTIANI RAHADIAN SITORSMI
92 94
11. HANA LALITYA NURSAFIRA
92 94
12. HUSNUL HUMAIROH
81 87
13. IGNATIUS LOYOLA PRIMA ADITYA
87 90
14. JULIUS CAESAR YOMA PRATAMA
85 88
15. KAIRA MEDINA PUTRI
91 93
16. LYDIA LAYANA QONITA
81 93
17. MAHENDRA TIMUR MAHARDDHIKA
85 90
18. MAHESWARI FLORA RAMADHANI
85 93
19. MAXIMILIANUS PRASTOWO HERNAWA
86 88
20. MUTIARA HESA RAMADHINI
96 98
21. NADILA YANG
81 87
22. NAFA UNNISA
90 93
23. NOVIANA DWI MURTIASTUTI
92 94
24. RADEN MAS ALDEN ADYABASWARA
84 88
25. RAKAN RAIHAN ALI MOHAMAD
86 88
26. SANIYA AFDALRIVA MIZANDYA
92 94
27. SETIA AJI WARDANA
86 88
28. SHAFA WIDAD SAFINA
96 93
29. TSAMARAH HASANI RIEFANTY
98 98
30. WISHNU SATRIA ARIMURTI
86 88
RATA-RATA 88,03
91,37
Tabel 11 Daftar Kelas 8.2 dengan Metode Guru
NO. NAMA SISWA
NILAI Pre-
test Post-
test
1. ADEEV NIDYA PERDANA
83 76
2. AFIFAH RIANA DWI PUTRI
85 87
3. AHMAD ILHAM NASHIRUDDIN
75 76
4. AMANDA SURYA DEWI
82 87
5. ANCILLA THERTIA MILLENA
91 91
6. ANDREAS YOZI ADHYAKSA
74 76
7. ANNABEL DEVYANTI NOOR HALIZA
85 88
8. ANNASTYA ANDREYANTI EKA SUCI
85 87
9. AZRYLL AZHARI KURNIA PUTRA
81 85
10. CLARA MICHEL PRAKOSO
83 83
11. DENIS ORLANDO
91 91
12. DIONISIUS TIKSNA PRATITO
75 76
13. DWI SAKTI BAKTI
85 85
14. FADHIL ARRASYD ARDIANTO
81 85
15. FARADILA ANFASA
83 87
16. FIRSTNANDITA KEISHA ALMIRA
78 83
17. FLADELLA ANGELICA PRAISTIVA
85 88
18. HALIMAH AZZAHRA RESTU KINANTHI
84 91
19. HUBERTUS RINO AUGENIO
84 85
20. INTANISYA CAHYA KIRANA
85 88
21. JULIUS SETYA RATNANDI
82 85
22. KRISTOFORUS ALVIN ANDRIAN
85 85
23. LINTAR CHESA HAFISYA
83 88
24. MOAMAR YASYID NUR RAHMAT
87 90
25. NABILA LAILI UDZKHIYATI
83 83
26. RAKKA SAAKIRAL NUIR
81 85
27. RARAS DEWAYANTI
91 91
28. RESDIYANTI PERMATA PUTRI
91 91
29. SALSABILLA AMIYARD SIWI
85 87
30. SHAFINA ARMARETA YASMIN
80 83
RATA- RATA 83,43
85,43
Berdasarkan tabel 10 dan tabel 11 nilai rata-rata, keterampilan berbicara siswa kelas 8.1 dan 8.2 terdapat perbedaan kelas yang signifikan.
Perbedaan itu terdapat pada nilai keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan PPR dan tanpa menerapkan PPR. Apabila peneliti mengambil
angka bulat, maka rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa kelas 8.1 yaitu 91 adalah kategori sangat mahir pada nilai 91 dalam PAP Tipe I,
sedangkan rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa kelas 8.2 yaitu 85 dalam kategori mahir pada nilai 85 dalam PAP Tipe 1. Perolehan rata-
rata nilai keterampilan siswa kelas 8.2 menunjukakan tidak ada perubahan yang signifikan dengan kondisi awal kelas. Oleh sebab itu, maka PPR
efektif diimplemntasikan pada keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP
N 8
Yogyakarta karena
selisih nilai
rata-rata ketika
mengimplementasikan PPR dengan metode guru adalah 6.
71
BAB V PENUTUP