4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan tiga variabel bebas yaitu Return On
Equity ROE, Earning Per Share EPS, dan Net profit Margin NPM,
sedangkan Harga Saham sebagai variabel terikat. Data dari masing-masing variabel diperoleh dari laporan keuangan perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai 2009. Deskripsi data variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Return On Equity ROE X
1
Return On Equity ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham perusahaan. Skala pengukuran Return On Equity adalah rasio, dengan satuan persen .
Berikut adalah data Return On Equity ROE pada sepuluh perusahaan makanan dan minuman yang go publik di Bursa Efek
Indonesia yang menjadi sampel penelitian :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.1 : Data Return On Equity Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007–2009
No. Nama Perusahaan
Return On Equity ROE Mean
2007 2008 2009 1
PT. Multi
Bintang Indonesia
42.68 23.61 34.27 33.52 2
PT. Delta
Djakarta 10.32 16.11 21.43 15.95
3 PT. SMART
28.03 22.67
7.33 19.34
4 PT. Indofood Sukses Makmur
13.76 12.07
5.14 10.32
5 PT. Fast Food Indonesia
27.17 25.96
17.48 23.54
6 PT.
Mayora Indah
13.09 15.76 23.53 17.46 7
PT. Cahaya
Kalbar 11.27 11.86 16.42 13.18
8 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
14.21 7.34
8.82 10.12
9 PT.
Siantar Top
4.35 1.33 7.49 4.39 10
PT. Ultra Jaya Milk Industri dan Trading Comp
3.65 26.76 5.06 11.82 Mean
16.85 16.35 14.70 15.97
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui rata-rata Return On Equity ROE perusahaan sampel pada tahun 2007-2009 adalah 15.97, dengan Return On
Equity tertinggi pada tahun 2007 yaitu sebesar 16.85 dan terendah pada tahun 2009 yaitu sebesar 14.70. Pada periode tahun 2007 hingga 2009,
perusahaan yang memiliki rata-rata Return On Equity tertinggi adalah PT. Multi Bintang Indonesia yaitu sebesar 33.52, sedangkan perusahaan
yang memiliki rata-rata Return On Equity terendah adalah PT SIANTAR TOP, Tbk yaitu sebesar 4.39. Hasil deskriptif di atas menunjukkan bahwa
PT. Multi Bintang Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan tertinggi dalam memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham perusahaan pada periode 2007-2009, sedangkan PT SIANTAR TOP, Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan
terendah di antara sembilan perusahaan lainnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Earning Per Share EPS X
2
Earning Per Share EPS menggambarkan Rasio keuangan lain yang sering digunakan oleh investor saham atau calon investor untuk
menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai. Skala pengukuran Earning Per Share adalah rasio, dengan
satuan persen . Berikut adalah data Earning Per Share EPS pada sepuluh
perusahaan makanan dan minuman yang go publik di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel penelitian :
Tabel 4.2 : Data Earning Per Share Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007–2009
No. Nama Perusahaan
Earning Per Share EPS Mean
2007 2008 2009 1
PT. Multi Bintang Indonesia 4.00
10.55 16.16
10.24 2
PT. Delta
Djakarta 2.96 5.23 7.90 5.36
3 PT.
SMART 0.12 0.06 0.05 0.08
4 PT.
Indofood Sukses
Makmur 0.04 0.03 0.06 0.04
5 PT. Fast Food Indonesia
0.06 0.06
0.07 0.06
6 PT.
Mayora Indah
0.05 0.05 0.08 0.06 7
PT. Cahaya
Kalbar 0.03 0.01 0.04 0.03
8 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
0.03 0.06
0.07 0.05
9 PT.
Siantar Top
0.03 0.01 0.07 0.04 10
PT. Ultra Jaya Milk Industri dan Trading Comp
0.03 0.22 0.04 0.10 Mean
0.74 1.63 2.45 1.61
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui rata-rata Earning Per Share EPS perusahaan sampel pada tahun 2007-2009 adalah 1.61, dengan Earning
Per Share tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 2.45 dan terendah pada tahun 2007 yaitu sebesar 0.74. Pada periode tahun 2007 hingga 2009,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan yang memiliki rata-rata Earning Per Share tertinggi adalah PT. Multi Bintang Indonesia yaitu sebesar 10.24, sedangkan perusahaan
yang memiliki rata-rata Earning Per Share terendah adalah PT. Cahaya Kalbar yaitu sebesar 0.03. Hasil deskriptif di atas menunjukkan bahwa
PT. Multi Bintang Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan tertinggi dalam mencetak laba berdasarkan saham yang
dipunyai pada periode 2007-2009, sedangkan PT. Cahaya Kalbar merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan terendah di antara
sembilan perusahaan lainnya.
3. Net profit Margin NPM X
3
Net Profit Margin NPM merupakan rasio yang menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan
yang dilakukan. Skala pengukuran Net Profit Margin adalah rasio, dengan satuan persen .
Berikut adalah data Net Profit Margin NPM pada sepuluh perusahaan makanan dan minuman yang go publik di Bursa Efek
Indonesia yang menjadi sampel penelitian :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.3 : Data Net Profit Margin Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007–2009
No. Nama Perusahaan
Net Profit Margin NPM Mean
2007 2008 2009 1
PT. Multi Bintang Indonesia 8.62
16.77 21.06
15.49 2
PT. Delta Djakarta 5.66
7.12 10.00
7.59 3
PT. SMART
172.16 182.16 130.30 161.54 4
PT. Indofood
Sukses Makmur
103.81 117.81 236.42 152.68 5
PT. Fast Food Indonesia 229.78
280.71 407.84
306.11 6
PT. Mayora
Indah 36.94 51.20 97.10 61.74
7 PT.
Cahaya Kalbar
16.59 18.73 33.27 22.87 8
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food 6.32
7.65 10.08
8.02 9 PT.
Siantar Top
11.90 3.68
31.35 15.64 10
PT. Ultra Jaya Milk Industri dan Trading Comp
5.25 52.60 10.44 22.76 Mean
59.70 73.84 98.79 77.44
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui rata-rata Net Profit Margin NPM perusahaan sampel pada tahun 2007-2009 adalah 77.44, dengan
Net Profit Margin tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 98.79 dan terendah pada tahun 2007 yaitu sebesar 59.70. Pada periode tahun 2007
hingga 2009, perusahaan yang memiliki rata-rata Net Profit Margin tertinggi adalah PT. Fast Food Indonesia yaitu sebesar 306.11, sedangkan
perusahaan yang memiliki rata-rata Net Profit Margin terendah adalah PT. Delta Djakarta yaitu sebesar 7.59. Hasil deskriptif di atas
menunjukkan bahwa PT. Fast Food Indonesia merupakan perusahaan yang memperoleh laba bersih paling besar pada setiap penjualan yang dilakukan
pada periode 2007-2009, sedangkan PT. Delta Djakarta merupakan perusahaan yang memperoleh laba bersih paling kecil di antara sembilan
perusahaan lainnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Harga Saham Y
Harga saham merupakan harga jual yang terjadi atas tawar menawar suatu efek atau saham yang terjadi dipasar modal atau Bursa
Efek. Dalam penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga penutupan saham pada suatu periode tertentu.
Berikut adalah data Harga Saham pada sepuluh perusahaan makanan dan minuman yang go publik di Bursa Efek Indonesia yang
menjadi sampel penelitian : Tabel 4.4 : Data Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007–2009
No. Nama Perusahaan
Harga Saham Mean
2007 2008 2009 1
PT. Multi Bintang Indonesia 55000
49500 177000
93833 2
PT. Delta
Djakarta 16000 20000 62000 32667
3 PT.
SMART 6000 1700 2550 3417
4 PT. Indofood Sukses Makmur
2575 930
3550 2352
5 PT. Fast Food Indonesia
2450 3100
5200 3583
6 PT.
Mayora Indah
1750 1140 4500 2463 7
PT. Cahaya Kalbar 800
700 1490
997 8
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food 750
425 360
512 9
PT. Siantar
Top 370 150 250 257
10 PT. Ultra Jaya Milk Industri dan
Trading Comp 650 800 580 677
Mean 8635 7845
25748 14076
Sumber : Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui rata-rata Harga Saham perusahaan sampel pada tahun 2007-2009 adalah 14076, dengan Harga Saham
tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 25748 dan terendah pada tahun 2008 yaitu sebesar 7845. Pada periode tahun 2007 hingga 2009,
perusahaan yang memiliki rata-rata Harga Saham tertinggi adalah PT.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Multi Bintang Indonesia yaitu sebesar 93833, sedangkan perusahaan yang memiliki rata-rata Harga Saham terendah adalah PT. Siantar Top
yaitu sebesar 257. Hasil deskriptif di atas menunjukkan bahwa PT. Multi Bintang Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki harga jual paling
tinggi atas tawar menawar saham yang terjadi di pasar modal atau Bursa Efek pada periode 2007-2009, sedangkan PT. Siantar Top merupakan
perusahaan yang memiliki harga jual paling rendah atas tawar menawar saham di antara sembilan perusahaan lainnya.
4.3. Uji Kualitas data 4.3.1.