51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui wujud efek toksik subkronis terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal akibat pemakaian
infusa daun sirsak. Agar lebih memperjelas lagi, tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengungkapkan spektrum efek toksik sediaan uji terhadap kadar kreatinin
dalam darah dan organ ginjal yang terkena, mengungkapkan kekerabatan antara dosis dengan spektrum efek toksik, dan mengevaluasi reversibilitas spektrum efek toksik
yang terjadi. Pengamatan hasil penelitian tentang uji toksisitas infusa daun sirsak terhadap
kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus secara subkronis ini meliputi determinasi tanaman sirsak, penetapan bobot tetap simplisia, penetapan
kadar air, penetapan dosis infusa daun sirsak, pemeriksaan kadar kreatinin, pemeriksaan histologis ginjal cacat mikroskopik, penimbangan berat badan tikus
pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28, serta penimbangan asupan makan dan minum pada hari ke-1 sampai hari ke-28.
A. Determinasi Tanaman Sirsak
Dalam penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap tanaman sirsak melalui determinasi. Determinasi tanaman sirsak dilakukan dengan mencocokkan
ciri-ciri yang dimiliki tanaman sirsak dengan buku acuan menurut Steenis 1992.
Berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan, dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Annona muricata L. lampiran 2.
B. Pembuatan Simplisia
Tujuan dari proses ini adalah untuk menentukan berat serbuk halus dari simplisia daun sirsak yang akan digunakan sebagai bahan uji. Simplisia merupakan
bahan alami yang dipergunakan sebagai bahan obat. Syarat dari simplisia adalah harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba dengan pemberian bahan
atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI,
1995 c. Setelah potongan daun sirsak kering diblender, dilakukan pengayakan
dengan ukuran ayakan nomor 40. Tujuan dari pengayakan ini adalah untuk menghaluskan serbuk daun sirsak. Kehalusan suatu serbuk akan mempengaruhi
efektivitas penyaringan. Semakin halus serbuknya, maka serbuk tersebut semakin mudah melewati lubang penyaringan dikarenakan ukurannya yang semakin kecil. Hal
tersebut dapat menyebabkan larutan infusa yang didapatkan dari penyaringan akan membentuk suatu suspensi dikarenakan adanya sisa-sisa dinding sel sebuk atau
kotoran yang ikut tersaring masuk. Berat serbuk halus yang diperoleh sebesar 39,3 gram. Rendemen dikatakan sebagai nilai persentase perbandingan antara berat bagian
bahan yang dapat dimanfaatkan dengan berat total bahan. Rendemen yang diperoleh pada simplisia daun sirsak pada penelitian ini adalah 22,5.
C. Penetapan Kadar Air
Tujuan dari penetapan ini adalah untuk menentukan banyaknya air yang terkandung dalam simplisia daun sirsak yang dinyatakan dalam satuan persen. Air
merupakan media yang cukup baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Menurut
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan 2008
dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 661MenkesSKVII1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional, standar kadar air
maksimum simplisia adalah 10.
Penetapan kadar air dalam daun sirsak dengan cara destilasi menggunakan pereaksi toluen. Prinsipnya adalah menguapkan air dengan pembawa cairan kimia
yang mempunyai titik didih yang lebih besar dari air dan tidak dapat bercampur dengan air serta berat jenis yang lebih kecil dari air. Toluen memiliki titik didih dan
berat jenis yaitu 110 C dan 0,87 kgL, sedangkan air memiliki titik didih 100
C dan berat jenis sebesar 1 kgL. Pada penelitian ini dilakukan replikasi 3 kali dan didapat
rata-rata kadar air dari simplisia daun sirsak sebesar 9,7. Hal ini membuktikan bahwa kadar air dari simplisia daun sirsak yang akan dijadikan sebagai bahan uji ini
telah memenuhi syarat simplisia yang baik.
D. Penetapan Dosis Infusa