Struktur anatomi ginjal Ginjal

mencapai 90 C sambil berkali-kali diaduk, diserkai selagi panas melalui kain flanel, menambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki. Jika infusa simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986 a. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986 a.

E. Ginjal

Ginjal adalah sepasang organ bersimpai yang terletak di area retroperitoneum McPhee and Ganong, 2010. Secara lebih rinci, struktur anatomi dan fungsi fisiologi dari ginjal dijelaskan sebagai berikut:

1. Struktur anatomi ginjal

Ginjal berbentuk menyerupai kacang. Ginjal kanan dikelilingi oleh hati, kolon, dan duodenum sehingga letaknya lebih rendah dari yang kiri. Sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejenum, dan kolon. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula ginjal dan di luar terdapat jaringan lemak perirenal Setiadi, 2007. Ginjal manusia dewasa memiliki berat sekitar 150 g. Secara histologis ginjal terdiri dari unsur utama yaitu glomerulus, tubulus dan interstitium, dan pembuluh darah Kumar, Abbas, and Fausto, 2010. Gambar 1. Struktur ginjal Huether and McCance, 2008 Secara anatomis gambar 1, ginjal terdiri dari korteks dan medula. Di dalam korteks terdapat berjuta nefron sedangkan di dalam medula banyak terdapat duktus ginjal Setiadi, 2007. Medula terdiri dari banyak piramid ginjal yang apeksnya disebut papillae, dan masing-masing berhubungan dengan sebuah calyx. Korteks memiliki ketebalan 1,2 sampai 1,5 cm. Jaringan korteks meluas ke ruang di antara piramid yang berdekatan sebagai kolumna renalis bertin Kumar, et al., 2010. Satuan anatomis fungsi ginjal adalah nefron, suatu struktur yang terdiri atas berkas kapiler yang dinamai glomerulus tempat darah yang disaring dan tubulus ginjal tempat air dan garam dalam filtrat diserap kembali McPhee and Ganong, 2010. Nefron merupakan satuan fungsional ginjal, dimana ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta nefron dan tiap nefron dapat membentuk urin sendiri. Selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah Setiadi, 2007. Gambar 2. Struktur nefron McPhee, Lingappa, Ganong, dan Lange, 1995 Setiap nefron terdiri dari B owman’s capsule, yang mengitari rumbai kapiler glomerulus, proximal tubule, loop of Henle, dan distal tubule, yang kemudian mengosongkan diri ke collecting duct gambar 2 Price and Wilson, 1985. Bagian dari nefron tersebut, akan dijelaskan masing-masing yaitu sebagai berikut: a. Korpuskular ginjal. Korpuskular ginjal terdiri dari kapsula Bowman dan rumbai kapiler glomerulus Price and Wilson, 1985. Glomerulus adalah masa kapiler yang berbentuk bola yang terdapat sepanjang arteriol. Fungsinya untuk filtrasi air dan zat terlarut dalam darah Lesson, 1996. Sedangkan kapsula bowman merupakan suatu pelebaran nefron yang dibatasi oleh epitel yang menyelubungi glomerulus untuk mengumpulkan zat terlarut yang difiltrasi oleh glomerulus Lesson, 1996; Sherwood, 2006. Gambar 3. Struktur glomerulus dan kapiler glomerular Huether and McCance, 2008 Glomerulus terdiri atas arteriol aferen dan eferen serta dibungkus oleh suatu epitel yang membentuk suatu lapisan yang berhubungan dengan lapisan yang membentuk simpai Bowman dan tubulus ginjal McPhee and Ganong, 2010. Aparatus jukstaglomerulus terletak dekat glomerulus di tempat masuknya arteriol aferen. Aparatus jukstaglomerulus merupakan tempat utama produksi renin di ginjal Kumar, et al., 2010. Terdapat dua lapisan epitel yang membungkus glomerulus yaitu sel lapisan epitel parietal dan viseral McPhee and Ganong, 2010. Epitel viseral podocytes bergabung ke dalam dan menjadi bagian intrinsik dinding kapiler, yang dipisahkan dari dinding endotel oleh sebuah membran basal basement membrane , dan secara struktural merupakan kompleks sel yang memiliki tonjolan-tonjolan menyerupai jari kaki foot processes Kumar, et al., 2010. Membran basal ini terletak di antara sel epitel dan kapiler. Sedangkan epitel parietal terletak pada kapsul Bowman, bentuknya gepeng, dan membentuk bagian terluar dari kapsula Price and Wilson, 1985. Sel-sel endotel membentuk bagian terdalam dari rumbai kapiler. Sel-sel endotel, membran basal, dan sel epitel viseral merupakan tiga lapisan yang membentuk membran filtrasi glomerulus. Fungsi dari membran filtrasi glomerulus adalah ultrafiltrasi darah Price and Wilson, 1985. Sel-sel mesangial adalah sel-sel endotel yang membentuk suatu jalinan kontinu antara lengkung-lengkung kapiler glomerulus dan berfungsi sebagai jalinan penyokong Price and Wilson, 1985. Ruang antara kapiler-kapiler di glomerulus disebut mesangium McPhee and Ganong, 2010. Dinding kapiler glomerulus adalah membran penyaring dan terdiri dari struktur-struktur yang secara mikroskopik dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Korpuskular ginjal secara mikroskopik SIU School of Medicine, 2005 Gambar 5. Mikrograf elektron pembesaran lemah glomerulus ginjal. CL, lumen kapiler; MES, mesangium; END, endotel; EP, sel epitel viseral dengan foot processes tonjolan kaki Kumar, et al., 2010 b. Tubulus kontortus proksimal. Cairan yang difiltrasi akan mengalir ke tubulus kontortus proksimal. Letak tubulus ini di dalam korteks ginjal, panjangnya 14 mm dengan diameter 50-60 nm gambar 6. Bentuknya berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus yang berjalan kearah medula, yaitu ansa henle Lesson, 1996. c. Ansa henle. Ansa henle merupakan nefron pendek yang memiliki segmen yang tipis yang membentuk lengkung tajam berbentuk huruf U. Bagian pars desendens dari ansa henle terbentang dari korteks ke bagian medula, sedangkan pars asendens berjalan kembali dari medula ke arah korteks ginjal Lesson, 1996. d. Tubulus distal. Setelah melewati ansa henle, maka akan berlanjut ke bagian nefron tubulus distal. Pada gambar 6, tubulus kontortus distal lebih pendek dari tubulus proksimal. Bagian tubulus distal ini berkelok-kelok di bagian korteks dan berakhir di duktus koligens Lesson, 1996; Sherwood, 2006. Gambar 6. Tubulus kontortus proksimal p dan tubulus kontortus distal d secara mikroskopik SIU School of Medicine, 2005 e. Duktus koligens. Duktus koligens merupakan saluran pengumpul yang akan menerima cairan dan zat terlarut dari tubulus distal gambar 7. Duktus koligens berjalan dari dalam berkas medula menuju ke medula. Setiap duktus pengumpul yang berjalan ke arah medula akan mengosongkan urin yang telah terbentuk ke dalam pelvis ginjal Sherwood, 2006. Gambar 7. Duktus koligens cd secara mikroskopik SIU School of Medicine, 2005 Di korteks normal, rongga interstisium tersusun rapat, ditempati oleh kapiler peritubulus berpori dan sejumlah kecil sel mirip fibroblas Kumar, et al., 2010. Ginjal kaya akan pembuluh darah, dan meskipun kedua ginjal hanya membentuk 0,5 dari berat tubuh total, tetapi keduanya menerima sekitar 25 curah jantung. Korteks adalah bagian ginjal yang paling kaya pembuluh darah, menerima 90 dari total aliran darah ginjal. Arteri renalis bercabang menjadi bagian anterior dan posterior di hilum Kumar, et al., 2010. Pembuluh darah utama pada ginjal adalah sebagai berikut: a. Renal arteries. Terletak sebagai cabang kelima dari aorta abdominal, membagi menjadi cabang-cabang anterior dan posterior pada hilus ginjal, dan kemudian membagi lagi menjadi arteri lobus. b. Interlobar arteries. Pembuluh ini mengalirkan darah ke ginjal dari arteri aferen glomerular. c. Arcuate arteries. Cabang arteri interlobar yang terletak di cortical medullary junctions . d. Glomerular capillaries. Berfungsi membawa darah menuju peritubular capillaries . e. Peritubular capillaries. Berfungsi untuk mengelilingi atau membelit tubulus proksimal, tubulus distal, dan lengkung Henle. f. Vasa recta. Jaringan kapiler yang membentuk loop dan mengikuti lengkung Henle, dan berfungsi menyuplai darah menuju medula. g. Renal veins. Mengikuti jalan arteri dan memiliki nama yang sama dengan arteri, dan akhirnya membuang darah ke inferior vena cava Huether and McCance, 2008.

2. Fisiologi ginjal