menit. Tabung penerima pendingin dibiarkan hingga suhu kamar. Setelah air dan toluena memisah sempurna, dibaca volume airnya dan dihitung kadar air dalam
.
5. Pembuatan infusa daun sirsak
Infusa daun sirsak dibuat dengan menimbang 9 g serbuk daun sirsak kemudian dimasukkan dalam panci infusa, dituangi akuades sebanyak 150 mL.
Serbuk yang telah ditambah akuades dipanaskan dan diukur suhunya. Setelah mencapai 90
C, waktu pemanasan selama 15 menit. Selanjutnya disaring selagi panas melalui kain flanel dan filtratnya ditampung pada beaker glass yaitu
didapatkan voleme infusa ± 135 mL. Ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa 150 mL.
6. Penetapan dosis infusa daun sirsak
Peringkat dosis berdasarkan pengobatan pada masyarakat sehari-hari yaitu kurang lebih 10 lembar daun. Dosis pada perlakuan ini adalah 2 g70 kgBB
manusia. Konversi manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018. Dosis untuk 200 g tikus = 0,018 x 2 g = 0,036 g200 gBB tikus
Dosis untuk 1 g tikus =
1000 200
x 0,036 = 0,18 mggBB tikus = 180 mgkgBB tikus
Kemudian dilakukan orientasi konsentrasi tertinggi dari infusa daun sirsak untuk ditetapkan sebagai dosis tertinggi. Konsentrasi tertinggi yang didapat yaitu
6 g100 mL.
Untuk perhitungan dosis tertinggi yaitu: D =
� �
= 6 g100 mL x 2,5 mL : 300 g = 0,5 mggBB tikus = 500 mgkgBB tikus
Faktor pengali =
� � ��� �
ℎ
=
0,5 mg g BB tikus 0,18 mg g BB tikus
= 1,67 Kemudian dibuat peringkat dosis berikut ini :
Dosis I = 108 mgkgBB tikus Dosis II = 180 mgkgBB tikus
Dosis III = 301 mgkgBB tikus Dosis IV = 503 mgkgBB tikus.
Dosis akuades untuk kelompok kontrol adalah D =
� �
= 1 gmL x 2,5 mL : 300 g = 8333 mgkgBB tikus
7. Uji toksisitas
a.
Penyiapan hewan uji. Hewan uji yang digunakan terdiri dari satu jenis
hewan uji tikus putih jantan dan betina, galur Sprague Dawley, sehat, dewasa, umur 2-3 bulan, berat badan 150-250 gram, berjumlah 50 ekor 25
jantan dan 25 betina, dan kemudian ditempatkan pada kandang.
b.
Pengelompokan hewan uji. Sejumlah hewan uji yang terpilih diadaptasikan
di laboratorium selama tiga hari. Pada penelitian ini, digunakan lima kelompok perlakuan. Lima puluh ekor tikus dibagi menjadi lima kelompok
secara acak, masing-masing kelompok uji terdiri dari sepuluh ekor tikus
lima jantan dan lima betina. Pembagian peringkat dosis dengan faktor pengalian tetap dengan rincian pengelompokan sebagai berikut:
Kelompok I : diberi akuades 8333 mgkgBB tikus Kelompok II : diberi sediaan uji infusa daun sirsak 108 mgkgBB tikus
Kelompok III : diberi sediaan uji infusa daun sirsak 180 mgkgBB tikus Kelompok IV : diberi sediaan uji infusa daun sirsak 301 mgkgBB tikus
Kelompok V : diberi sediaan uji infusa daun sirsak 503 mgkgBB tikus. c.
Prosedur pelaksanaan. Sediaan uji berupa infusa daun sirsak diberikan pada
hewan uji sesuai dengan dosis pemberian dengan kekerapan pemberian sekali sehari selama 30 hari pada tikus jantan dan betina dengan tetap diberi
makan dan minum. Pada hari ke-0 dan 31, semua tikus diambil darahnya untuk mengukur kadar kreatinin. Pada hari ke-31, 5 tikus 3 jantan dan 2
betina dari masing-masing kelompok diambil secara acak, dikorbankan untuk diambil ginjalnya, dimasukkan ke dalam formalin 10 untuk dibuat
preparat histologisnya, dan kemudian diamati penampakan mikroskopisnya. Sementara setiap anggota kelompok pada tikus yang masih hidup 2 jantan
dan 3 betina tetap dipelihara tanpa perlakuan pemberian infusa daun sirsak selama 14 hari. Pada hari ke-15, sisa hewan uji tersebut dikorbankan untuk
diambil ginjalnya dan dimasukkan ke dalam formalin 10 untuk dibuat
preparat histologis, kemudian diamati penampakan mikroskopisnya.
8. Pembuatan preparat histologis