Sistematika Habitat Kandungan kimia

tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat antara lain kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan, ketepatan telaah informasi, tanpa penyalahgunaan, dan ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu Oktora, 2006.

B. Tanaman Sirsak

1. Sistematika

Sistematika dari tanaman sirsak menurut Tjitrosoepomo 1989 adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Anak kelas : Dialypetalae Ordo : Polycarpicae Famili : Annonaceae Genus : Annona Spesies : Annona muricata L.

2. Habitat

Sirsak dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan derajat keasaman pH antara 5-7. Jadi, tanah yang sesuai adalah tanah yang agak asam sampai agak alkalis. Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak adalah 22-32 C. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman sirsak antara 1500-3000 mmtahun Sunarjono, 2005. 3. Morfologi daun sirsak Dilihat secara makroskopik, daun sirsak termasuk daun tunggal dan berwarna kehijauan sampai hijau kecoklatan. Helaian daun seperti kulit, berbentuk bundar panjang, lanset atau bundar telur terbalik. Helaian daun mempunyai panjang 6 cm sampai 18 cm dan lebar 2 cm sampai 6 cm. Ujung daun meruncing pendek, pangkal daun runcing, dan tepi rata. Panjang tangkai daun yaitu lebih kurang 0,7 cm. Permukaan licin agak mengkilat, tulang daun menyirip dan ibu tulang daun menonjol pada permukaan bawah. Daun berbau agak keras dan rasa agak kelat Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995 d.

4. Kandungan kimia

Daun sirsak mengandung saponin, tanin terkondensasi, glikosida dan flavonoid, serta mengandung adanya zat kelompok acetogenins Arthur, et al., 2011. Acetogenins dari Annona merupakan kelas penting dari produk alami yang memiliki berbagai macam sifat biologis seperti sitotoksik, antitumoral, antiparasit, insektisida, dan aktivitas imunosupresif Gleye, Laurens, Hocquemiller, Figadere, and Cave, 1996. Acetogenin bekerja menghambat mitochondrial complex I pada rantai transpot elektron sehingga mengendalikan mitokondria sel yang overacting, bila mitokondria normal maka pertumbuhan sel kanker dapat terkendali. Mekanisme kerjanya acetogenin masuk ke dalam sel kanker dan menempel pada inner membrane of mitochondria , lalu merusak produksi ATP di dalam mitokondria. Akibat kekurangan ATP sebagai sumber energi, akhirnya sel kanker menjadi lemah dan mati Villo, 2008. Salah satu senyawa acetogenin dari daun sirsak adalah annonacin, di mana senyawa tersebut mampu menyebabkan neurotoksisitas Potts, Luzzio, Smith, Hetman, Champy, and Litfan, 2011. Menurut penelitian analisis fitokimia oleh Prachi 2010, ekstrak air daun sirsak mengandung metabolit sekunder seperti karbohidrat, steroid, tanin, dan glikosida kardiak. Daun sirsak juga mengandung alkaloid dan minyak atisiri Winarni, 2002.

5. Khasiat dan kegunaan