Kesulitan Belajar Siswa LANDASAN TEORI

c. Salah mengartikan grafik 3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan Kategori yang termasuk dalam kesalahan ini adalah kesalahan-kesalahan di dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya. 4. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema Kesalahan ini merupakan penympangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok dan khas. 5. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh siswa benar, akan tetapi hasil akhirnya yang diberikan bukan penyelesaian dari soal tersebut. 6. Kesalahan teknis Kategori ini meliputi kesalahan perhitungan, kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dikelompokkan secara sederhana dalam 2 kategori Entang, M., 1984:13, antara lain: 1. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain: a. Kelemahan secara fisik, seperti: 1 Suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna luka atau cacat, sehingga sering membawa gangguan emosional. 2 Penyakit menahun yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal. b. Kelemahan mental taraf kecerdasannya memang kurang. c. Kelemahan emosional, terdapat rasa tidak aman, penyesuaian yang salah terhadap orang-orang, situasi, tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan. d. Kelemahan yang disebabkan oleh sikap dan kebiasaan yang salah seperti kurang berani dan gagal untuk memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab. e. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, dan memiliki kebiasaan belajar serta cara bekerja yang salah. 2. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain: a. Kurikulum yang tidak seragam, bahan dan sumber belajar yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu. b. Ketidaksesuaian standar administratif sistem pembelajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar. c. Terlalu berat bedan belajar siswa. d. Terlalu sering pindah sekolah. e. Kelemahan sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan sebelumnya. f. Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga. g. Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan extra-curricular. h. Kekurangan makan gizi. Pada penelitian ini kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami pokok bahasan segiempat dan sifat-sifatnya dapat dilihat dari hasil pengerjaan tes diagnostik. Kesulitan siswa dalam hal ini diarahkan atau diduga pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes tersebut terbatas pada pemahaman siswa terhadap konsep segiempat dan sifat-sifatnya seperti mengelompokkan bangun, mengidentifikasi sifat-sifat, menjelaskan definisi dari masing-masing segiempat dan menentukan hubungan antar segiempat.

D. Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk menemukan kelemahan yang dialami seorang siswa dalam belajar dengan cara yang sistematis yang berdasarkan gejala yang nampak seperti nilai prestasi hasil belajar yang rendah, tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran, kurang motivasi dalam mengerjakan tugas dan sebagainya Entang, M., 1984:10. Diagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remedial merupakan segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar. Menurut Mc Loughlin dan Lewis dalam Wahyuni, 2011 diagnosis kesulitan belajar siswa dalam pelajaran matematika sangat cocok dengan analisis kesalahan karena respon siswa dalam pelajaran matematika sebagian besar diberikan melalui jawaban tertulis. Langkah-langkah dalam melaksanakan diagnosis kesulitan belajar siswa Entang, M., 1984:19-29: 1. Menelaah kasus Langkah ini dilakukan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar. 2. Melokalisasi letak kesulitan Langkah ini dilakukan untuk menganalisis dimana kesulitan itu terjadi dan bagian-bagian yang masih menjadi kesulitan siswa. 3. Menemukan faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa Langkah ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai faktor penyebab kesulitan siswa. 4. Menentukan bantuan dan kemungkinan cara untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa Langkah ini dilakukan untuk menyusun rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa. 5. Tindak lanjut Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran remedial yang diperkirakan paling tepat untuk membantu mengatasi kesulitan belajar siswa. Kegiatan tindak lanjut dapat berupa: a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pembelajaran remedial. b. Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman siswa terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun mencek tepat guna program remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi dan improvisasi. c. Mentransfer atau mengirim siswa yang menurut perkiraan tidak mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan dan wewenang guru. Transfer semacam itu bisa dilakukan kepada orang atau lembaga lain psikolog, psikater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan sebagainya yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih tepat membantu siswa yang dihadapi.

E. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan Entang, M., 1984:11. Sedangkan menurut Kunandar 2009:237 pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pembelajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Kegiatan perbaikan yang dilakukan merupakan segala usaha yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis dan sifat-sifat kesulitan belajar, menemukan faktor-faktor penyebabnya, dan kemudian mengupayakan alternatif-alternatif

Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelajaran dengan praktikum di laboratorium alam berwawasan salingtemas terhadap hasil belajar biologi(Di SMP Negeri 2 Jember kelas I semester 2 sub konsep pencemaran lingkungan tahun ajaran 2004/2005)

0 3 131

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Efektifitas penggunaan media audio visual (VCD) dan media charta terhadap hasil belajar biologi konsep sirkulasi pada hewan dan manusia siswa kelas II semester II di SMU Negeri 2 Jember tahun ajaran 2003/2004

0 20 114

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48