Pemanfaatan media komputer berbasis geogebra yang dilengkapi dengan LKS dalam pembelajaran remedial pada topik segiempat dan sifat-sifatnya di kelas VII C semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

(1)

PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER BERBASIS

GEOGEBRA

YANG DILENGKAPI DENGAN LKS DALAM

PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA TOPIK SEGIEMPAT

DAN SIFAT-SIFATNYA DI KELAS VII C SEMESTER II

SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Agnes Ika Padmasari NIM : 091414015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

PEMANFAATAN MEDIA KOMPUTER BERBASIS

GEOGEBRA

YANG DILENGKAPI DENGAN LKS DALAM

PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA TOPIK SEGIEMPAT

DAN SIFAT-SIFATNYA DI KELAS VII C SEMESTER II

SMP PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Agnes Ika Padmasari NIM : 091414015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7)

Dengan penuh syukur, kupersembahkan karyaku ini untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Alm. Bapak Aloysius Supriyono tercinta Ibu Maria Sulistyawati tercinta Adik Yulius Agung Kurniawan tercinta Yustinus Deni Candra Pamungkas Terima kasih untuk segala doa, semangat, dukungan dan kasih sayang yang diberikan


(6)

(7)

(8)

vii

ABSTRAK

Agnes Ika Padmasari. 2013. Pemanfaatan Media Komputer Berbasis GeoGebra yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial pada Topik Segiempat dan Sifat-sifatnya di Kelas VII C Semester II SMP Pangudi

Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan

Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari topik segiempat dan sifat-sifatnya serta mengetahui

sejauh mana pemanfaatan program GeoGebra dapat membantu memperbaiki

kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya pada pembelajaran remedial.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Pangudi Luhur Sedayu yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran topik segiempat dan sifat-sifatnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan selama bulan April sampai dengan Mei 2013. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik, tes evaluasi remedial, dan wawancara. Analisa data dilakukan (1) untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa yang didapat melalui tes diagnostik, (2) Untuk mengetahui sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS dapat membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya dengan membandingkan pemahaman awal (tes diagnostik) dan pemahaman akhir (tes evaluasi remedial) siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial serta dari hasil wawancara siswa.

Dari hasil tes diagnostik terdapat 23 siswa yang belum mencapai KKM. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa diantaranya mengelompokkan bangun segiempat, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat yang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal, dan kesulitan dalam mendefinisikan segiempat serta menjelaskan hubungan antar segiempat. Berdasarkan hasil tes evaluasi remedial dan hasil pembandingan pemahaman awal dengan pemahaman akhir siswa dapat disimpulkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada dasarnya dapat diatasi. Hal ini ditunjukkan dari keberhasilan pemanfaatan program GeoGebra dalam pembelajaran remedial yaitu 20 siswa dari 23 siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah dapat teratasi kesulitan belajarnya atau 86, 96 % siswa sudah memenuhi KKM. Dari 23 siswa semuanya mengalami peningkatan nilai. Rata-rata kelas juga meningkat dari 57,61 menjadi 78,69 dan meningkatnya ketercapaian tiap indikator walaupun terdapat dua indikator yang belum mencapai 75% sesuai dengan pemaparan di BAB III. Dua indikator tersebut adalah mengidentifikasi sifat-sifat segiempat dan menentukan hubungan antar segiempat.

Kata kunci : Media Komputer Berbasis GeoGebra, Pembelajaran Remedial, Segiempat dan Sifat-sifatnya.


(9)

viii

ABSTRACT

Agnes Ika Padmasari. 2013. The Utilization of GeoGebra-Based Computer Media Equipped with LKS in Remedial Learning on the Topic about Rectangle and Its

Characteristics of Grade VII C 2nd Semester Students at SMP Pangudi Luhur

Sedayu in 2012/2013 Academic Year. Mathematics Education Study Program,

Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This study aimed to know the difficulties found by students in learning the topic about rectangle and its characteristics and to know to what extent the utilization

of GeoGebra program could help the students to minimize the difficulties they found

in understanding the concept of rectangle and its characteristics in remedial learning. The subjects of this research were grade VII C students at SMP Pangudi Luhur Sedayu who had not reached the minimum mastery criteria (KKM) yet in learning the topic about rectangle and its characteristics. This research was quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted from April until May 2013. The research instruments used were diagnostic test, remedial evaluation test, and interview. The data analysis was done (1) to know the difficulties found by the students through diagnostic test, (2) to know to what extent the

GeoGebra-based computer media equipped with LKS could help the students to

minimize the difficulties they found in understanding the concept of rectangle and its characteristics by comparing the students’ preliminary understanding (the diagnostic test) and the final understanding (the remedial evaluation test) after joining the remedial learning and also from the result of the interview to the students.

From the diagnostic test, there were 23 students who had not reached the KKM yet. The difficulties found by the students were categorizing the rectangles, identifying the characteristics of a rectangle seen from the sides, angles and diagonals, and the difficulties in defining the rectangle and also explaining the relation between rectangles. Based on the remedial evaluation test and the comparison results between the preliminary understanding and the final understanding of the students, it could be concluded that the difficulties could be solved. It was shown from the success of the utilization of GeoGebra program in remedial learning, in which the difficulties of 20 out of 23 students in learning had been solved or 86.96% of all of the students had been reached the KKM. All of the 23 students improved their grades. The students’ average class grades also increased from 57.61 up to 78.69. The achievement of each indicator also increased even though there were two indicators that had not reached 75% yet in accordance with what has been explained in chapter III. The two indicators were identifying the characteristics of a rectangle and determining the relation between the rectangles.

Keywords: GeoGebra-based Computer Media, Remedial Learning, Rectangle and Its


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, pemberi motivasi yang luar biasa. Terima kasih selalu mendengarkan doa anakMU ini sehingga diberi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs.Th. Sugiarto, M.T. selaku dosen pembimbing yang dengan

segenap waktu, pikiran dan tenaga telah sabar dalam memberikan bimbingan dan dorongan yang sangat berharga bagi penulis.

3. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku ketua jurusan PMIPA. Terima kasih atas

kemudahan dalam perizinan sehingga penelitian berjalan lancar.

5. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika yang telah memberikan bimbingan, dukungan, bantuan selama penulis menempuh masa studi.

6. Bapak D. Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas segala perhatian, motivasi, dukungan, dan bantuannya.

7. Bapak Drs. Sukardjono, M.Pd., Drs. A. Sardjana, M.Pd., dan Drs. Th. Sugiarto, M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis mendapat banyak pengetahuan dan wawasan.


(11)

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Batasan Masalah ... 4

E. Batasan Istilah ... 4


(13)

xii

G. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 9 A. Pembelajaran ... 9

B. Hasil Belajar ... 11

C. Kesulitan Belajar Siswa ... 13

D. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 17

E. Pembelajaran Remedial ... 19

F. Media Pembelajaran ... 22

G. Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 24

H. Program GeoGebra ... 27

I. Lembar Kerja Siswa ... 31

J. Pemahaman Konsep ... 33

K. Konsep Segiempat dan Sifat-sifatnya ... 36

L. Kerangka Berpikir ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 42 A. Jenis Penelitian ... 42

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Objek Penelitian ... 43

D. Tempat dan Waktu Peneltian ... 43

E. Jenis Data ... 43


(14)

xiii

G. Instrumen Pembelajaran ... 45

H. Instrumen Penelitian ... 46

I. Perencanaan Penelitian ... 50

J. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 58 A. Pelaksanaan Penelitian ... 58

1. Observasi Kelas ... 58

2. Ujicoba Tes Diagnostik ... 59

3. Tes Diagnostik ... 59

4. Pembelajaran Remedial ... 60

5. Tes Evaluasi Remedial ... 62

6. Wawancara Siswa ... 63

B. Tabulasi Data ... 63

1. Data Hasil Ujicoba Tes Diagnostik ... 63

2. Data Hasil Tes Diagnostik ... 64

3. Data Hasil Tes Evaluasi Remedial ... 65

4. Data Transkip Wawancara Siswa ... 66

5. Data Hasil Perbandingan antara Tes Diagnostik (TD) dan Tes Evaluasi Remedial (TER) ... 73


(15)

xiv

C. Analisis Data ... 74

1. Analisis Hasil Uji Coba Tes Diagnostik ... 74

2. Analisis Tes ... 76

3. Analisis Transkip Wawancara Setelah Tes Evaluasi Remedial ... 105

D. Pembahasan ... 108

1. Analisis Kesulitan Siswa ... 108

2. Pemanfaatan Program Geogebra yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial ... 110

3. Program Geogebra Membantu Siswa dalam Mengatasi Kesulitan dan Memperbaiki Pemahaman Konsep Segiempat dan Sifat-Sifatnya... 112

4. Kelemahan Penelitian ... 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 138

A. Kesimpulan ... 138

B. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 141


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Simbol Pada Toolbar Progran GeoGebra ... 30

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Diagnostik ... 47

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Evaluasi Remedial ... 48

Tabel 3.3 Makna Koefisien Korelasi Product Moment ... 53

Tabel 3.4 Interpretasi Harga Koefisien Realibilitas ... 54

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian ... 58

Tabel 4.2 Nilai Hasil Ujicoba Tes Diagnostik ... 63

Tabel 4.3 Nilai Hasil Tes Diagnostik ... 64

Tabel 4.4 Nilai Hasil Tes Evaluasi Remedial... 65

Tabel 4.5 Data Hasil Perbandingan Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Remedial ... 73

Tabel 4.6 Validitas Item Soal ... 74

Tabel 4.7 Variansi Setiap Butir Soal ... 75

Tabel 4.8 Analisis Kesulitan Siswa ... 77

Tabel 4.9 Perbandingan Pemahaman Tes Diagnostik dan Pemahaman Tes Evaluasi Remedial ... 113


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Awal Program GeoGebra ... 30

Gambar 2.2 Keluarga Segiempat ... 36

Gambar 4.1 Kesejajaran Sisi ... 95

Gambar 4.2 Ketidaksejajaran Sisi ... 95


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A 144

Lampiran A1 Surat Izin Melakukan Penelitian ... 145 Lampiran A2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 146

LAMPIRAN B 147

Lampiran B1 Soal Uji Coba Tes Diagnostik ... 148 Lampiran B2 Rubrik Penilaian Uji Coba Tes Diagnostik ... 152

Lampiran B3 Contoh Jawaban Siswa dalam Uji Coba Tes Diagnostik ... 157

LAMPIRAN C 165

Lampiran C1 Perhitungan Validitas dan Realibilitas ... 166 Lampiran C2 Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 177 Lampiran C3 Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 178

LAMPIRAN D 181

Lampiran D1 Rencana Pelakasanaan Pembelajaran Remedial... 182

Lampiran D2 Contoh Media Pembelajaran dengan Program GeoGebra. 192


(19)

xviii

LAMPIRAN E 202

Lampiran E1 Soal Tes Diagnostik ... 203 Lampiran E2 Rubrik Penilaian Tes Diagnostik ... 207 Lampiran E3 Contoh Jawaban Siswa dalam Tes Diagnostik ... 212

LAMPIRAN F 224

Lampiran F1 Soal Tes Evaluasi Remedial ... 225 Lampiran F2 Rubrik Penilaian Tes Evaluasi Remedial ... 229

Lampiran F3 Contoh Jawaban Siswa dalam Tes Evaluasi Remedial... 234

LAMPIRAN G 246


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum siswa dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah bahkan Perguruan Tinggi sering kali mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Dari pengalaman dan juga pendapat para siswa, pelajaran yang paling sulit adalah matematika. Hal itu disebabkan karena siswa kurang mampu memahami materi yang bersifat abstrak seperti materi geometri, kalkulus dan aljabar. Berdasarkan informasi dari guru matematika di SMP Pangudi Luhur Sedayu siswa kelas VII masih kesulitan dalam memahami materi segiempat. Siswa cenderung menghafal tanpa memahami konsep dari materi tersebut. Akhirnya banyak siswa yang belum tuntas dalam proses evaluasi pembelajaran. Padahal, pemerintah menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual siswa. Konsep belajar tuntas (mastery

learning) menuntut guru untuk dapat menentukan standar minimal

keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan acuan patokan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Relevan dengan prinsip belajar tuntas, maka siswa yang belum tuntas belajar akan diberikan kesempatan untuk perbaikan atau remedial. Namun tampaknya remedial yang diterapkan di sekolah-sekolah belum memberikan hasil seperti yang diharapkan. Program remedial kurang dipersiapkan oleh guru, remedial hanya langsung dilaksanakan tes


(21)

ulang tanpa melalui pembelajaran tambahan sebelumnya. Hal inilah yang mengakibatkan nilai siswa tetap belum tuntas atau bahkan lebih rendah dari nilai sebelumnya. Hal tersebut juga terjadi di SMP Pangudi Luhur Sedayu dimana peneliti melakukan penelitian.

Pembelajaran remedial merupakan upaya pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11). Tujuan pembelajaran remedial ini lebih diarahkan kepada peningkatan penguasaan bahan. Dalam pembelajaran remedial diharapkan guru dapat melakukan inovasi seperti pengembangan materi, strategi maupun media atau software yang digunakan. Sehingga pembelajaran remedial akan lebih efisien dan membuat siswa lebih tertarik serta termotivasi untuk belajar.

Program GeoGebra merupakan program komputer yang bersifat

dinamis dan interaktif untuk mendukung pembelajaran dan penyelesaian persoalan matematika khususnya geometri dan aljabar. Program ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran remedial. Sehingga diprediksi dengan

penggunaan media pembelajaran berupa program GeoGebra dalam

pembelajaran remedial dapat memperbaiki pemahaman konsep serta ketuntasan belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian, dengan judul “Pemanfaatan Media Komputer Berbasis GeoGebra


(22)

yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial pada Topik Segiempat dan Sifat-sifatnya di Kelas VII C Semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apa saja kesulitan siswa dalam mempelajari matematika pada topik segiempat dan sifat-sifatnya?

2. Sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan

LKS dapat membantu siswa memperbaiki pemahaman konsep segiempat dan sifat-sifatnya dalam pembelajaran remedial?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari

matematika pada topik segiempat dan sifat-sifatnya.

2. Untuk mengetahui sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang

dilengkapi dengan LKS dapat membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya dalam pembelajaran remedial.


(23)

D. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa serta bagaimana pemanfaatan media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS dalam upaya membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya di kelas VII C semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013 pada proses pembelajaran remedial .

E. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan. Istilah-istilah tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Program GeoGebra adalah program komputer untuk membelajarkan

matematika khususnya geometri dan aljabar (Hohenwater, 2008).

2. Pemahaman dalam penelitian ini adalah dapat mengerti konsep segiempat

yang ditandai dengan kemampuan siswa mengelompokkan bangun segiempat, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat, mendefinisikan bangun segiempat, menjelaskan hubungan antar bangun segiempat dan menerapkan sifat-sifat segiempat dalam soal aplikasi.

3. Konsep segiempat dalam penelitian ini adalah gagasan abstrak tentang segiempat dan sifat-sifatnya yang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal.

4. Pengajaran remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa yang

mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat


(24)

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11). Pemanfaatan media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS dalam pembelajaran remedial pada topik segiempat dan sifat-sifatnya di kelas VII C semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013

adalah pemanfaatan program GeoGebra dalam pembelajaran remedial

sebagai upaya membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan:

1. Bagi Guru

a. Sebagai masukan dan referensi bagi guru untuk mengadakan

pembelajaran remedial sebelum melakukan tes remedial sehingga siswa tidak akan melakukan kesalahan yang sama.

b. Sebagai referensi media pembelajaran bagi guru untuk

mengembangkan dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran matematika.

2. Bagi Siswa

a. Membantu siswa memperbaiki pemahaman konsep segiempat dan

sifat-sifatnya dengan menggunakan media komputer yaitu program


(25)

b. Menambah wawasan siswa tentang alternatif cara belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.

3. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan pembelajaran

dengan menggunakan media komputer.

b. Menambah wawasan tentang penggunaan media interaktif berbasis teknologi dengan memanfaatkan program-program pendukung dalam pembelajaran. Dengan demikian peneliti dapat merancang media pembelajaran yang menarik dan inovatif.

G. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal Skripsi

Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman persembahan, lembar pernyataan keaslian karya, lembar pernyataan kepentingan akademik, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut:

a. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, batasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(26)

b. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang melandasi penelitian ini yaitu media pembelajaran, komputer sebagai media pembelajaran, program GeoGebra, Lembar Kerja Siswa, kesulitan belajar siswa, diagnosis kesulitan belajar, pembelajaran remedial, pemahaman konsep, konsep segiempat dan sifat-sifatnya, dan kerangka berpikir.

c. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat aspek-aspek metodologi penelitian yang mencakup jenis penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis data, metode pengumpulan data, instrumen pembelajaran, instrumen penelitian, perencanaan penelitian dan teknik analisis data.

d. BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI

LAPANGAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat pelaksanaan kegiatan penelitian, tabulasi data hasil penelitian, analisis data penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan kelemahan dari pelaksanaan penelitian.

e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan yang sesuai dengan tujuan penelitian serta berisikan saran-saran yang relevan dengan skripsi.


(27)

3. Bagian Akhir Skripsi

Pada bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Trianto (2010:17) pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Teori pembelajaran menurut Jean Piaget (Mohammad Surya 2004:37), perkembangan kognitif merupakan suatu proses di mana tujuan individu melalui suatu rangkaian yang secara kualitatif berbeda dalam berfikir. Kognitif tersebut merupakan hasil dari pembentukan adaptasi biologis. Perkembangan kognitif terbentuk melalui interaksi yang konstan antara individu dengan lingkungan melalui dua proses yaitu organisasi dan adaptasi. Intelegensi merupakan dasar bagi perkembangan kognitif. Intelegensi merupakan suatu proses berkesinambungan yang menghasilkan struktur dan diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan. Pada masa bayi dan kanak-kanak pengetahuan itu bersifat subyektif dan akan berkembang menjadi


(29)

obyektif apabila sudah mencapai remaja dan dewasa. Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yang berlangsung melalui empat peringkat:

1. Peringkat sensori-motor (0-1,5 tahun)

Aktifitas kognitif berpusat pada aspek alat indera (sensori) dan gerak (motor). Artinya, dalam peringkat ini anak hanya mampu me;akukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat inderanya dan pergerakannya. 2. Peringkat pre-operational (1,5-6 tahun)

Anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada peringkat ini ditandai dengan ciri-ciri tranductive reasoning, ketidakjelasan hubungan, animism,

artificialism, perceptually bound, mental eksperimen, centration,

egocentrism.

3. Peringkat concrete operational (6-12 tahun)

Perkembangan kognitif pada peringkat operasi konkret, memberikan kecakapan anak untuk berkenaan dengan konsep-konsep klasifikasi, hubungan dan kuantitas.

4. Peringkat formal operational (12 tahun ke atas)

Perkembangan kognitif ditandai dengan kemampuan individu untuk berpikir secara hipotesis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep abstrak, dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari perkara yang sempit.


(30)

B. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau keadaan intruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Siswa yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.

Hasil belajar menurut Bloom dalam situs

http://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-hasil-belajar.html, mencakup perintah dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil

efektif. Jalaluddin dan Abdullah dalam situs

http://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-hasil-belajar.html, menyatakan bahwa hasil belajar adalah indikator prestasi belajar sebagai kualitas pengetahuan yang dimiliki oleh anak, tinggi rendahnya prestasi dapat menjadi indikator sedikitnya pengetahuan yang dikuasai dalam bidang studi tertentu atau kegiatan kurikulum.

Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa, yaitu:

1. Faktor dari dalam diri siswa

Faktor yang dimaksud adalah faktor dari dalam diri siswa yang dimilikinya. Hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh 70% kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkunagn.


(31)

2. Faktor dari luar diri siswa

Faktor yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa dan yang paling berpengaruh adalah kualitas pembelajaran.

Hasil belajar yang dicapai melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya siswa tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia memepunayi potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan yahan lam

diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreatifitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, ketrampialan atau perilaku.

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.


(32)

C. Kesulitan Belajar Siswa

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991) yang mengatakan bahwa kesulitan belajar adalah keadaan yang dialami siswa yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Salah satu gejala yang dapat diamati dari siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata. Menurut Barton (dalam Wahyuni, 2011) siswa mengalami kesulitan belajar apabila yang bersangkutan menunjukkan kegagalan dalam mencapai tujuan-tujuan belajar dan tidak berhasil mencapai tingkat pelajaran berikutnya. Davis, dkk (dalam Wahyuni, 2011) menyatakan bahwa kesalahan siswa dalam banyak topik matematika merupakan sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memahami matematika. Terlepas dari teori-teori tersebut, tidak selamanya siswa yang melakukan kesalahan mengalami kesulitan karena pada dasarnya kesalahan dan kesulitan merupakan dua hal yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya konfirmasi untuk memastikan bahwa siswa benar-benar mengalami kesulitan belajar.

Menurut Entang (1984:6) ada 3 tingkat jenis kesulitan siswa, antara lain:

1. Siswa mendapat kesulitan dalam memantapkan penguasaan bagian-bagian

yang sukar dari seluruh bahan yang harus dipelajari.

2. Siswa belum dapat mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang belum dikuasainya atau mungkin juga karena proses belajar yang sudah ditempuhnya tidak cukup menarik atau tidak cocok dengan karakteristik siswa yang bersangkutan.


(33)

3. Secara konseptual siswa tidak menguasai bahan yang dipelajari secara keseluruhan.

Kategori jenis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa (Hadar, dkk., 1987) antara lain:

1. Kesalahan data

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan yang dapat dihubungkan dengan ketidaksesuaian data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh siswa. Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan:

a. Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan soal

b. Mengabaikan data penting yang diberikan

c. Menguraikan syarat-syarat (dalam pembuktian, perhitungan) yang sebenarnya tidak dibutuhkan masalah

d. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya e. Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang tidak

sesuai

f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain g. Salah menyalin soal

2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa

Kategori yang termasuk dalam kesalahan ini adalah:

a. Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan matematika

dengan arti yang berbeda

b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda


(34)

c. Salah mengartikan grafik

3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Kategori yang termasuk dalam kesalahan ini adalah kesalahan-kesalahan di dalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya.

4. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema

Kesalahan ini merupakan penympangan dari prinsip, aturan, teorema atau definisi yang pokok dan khas.

5. Penyelesaian yang tidak diperiksa kembali

Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh siswa benar, akan tetapi hasil akhirnya yang diberikan bukan penyelesaian dari soal tersebut. 6. Kesalahan teknis

Kategori ini meliputi kesalahan perhitungan, kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar.

Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dikelompokkan secara sederhana dalam 2 kategori (Entang, M., 1984:13), antara lain:

1. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain: a. Kelemahan secara fisik, seperti:

1) Suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna luka atau cacat, sehingga sering membawa gangguan emosional. 2) Penyakit menahun yang menghambat usaha-usaha belajar secara


(35)

b. Kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang).

c. Kelemahan emosional, terdapat rasa tidak aman, penyesuaian yang salah terhadap orang-orang, situasi, tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan.

d. Kelemahan yang disebabkan oleh sikap dan kebiasaan yang salah seperti kurang berani dan gagal untuk memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab.

e. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, dan memiliki kebiasaan belajar serta cara bekerja yang salah.

2. Faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain:

a. Kurikulum yang tidak seragam, bahan dan sumber belajar yang tidak

sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu.

b. Ketidaksesuaian standar administratif (sistem pembelajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar).

c. Terlalu berat bedan belajar siswa. d. Terlalu sering pindah sekolah.

e. Kelemahan sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan sebelumnya.

f. Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga.

g. Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan extra-curricular.


(36)

h. Kekurangan makan (gizi).

Pada penelitian ini kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami pokok bahasan segiempat dan sifat-sifatnya dapat dilihat dari hasil pengerjaan tes diagnostik. Kesulitan siswa dalam hal ini diarahkan atau diduga pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes tersebut terbatas pada pemahaman siswa terhadap konsep segiempat dan sifat-sifatnya seperti mengelompokkan bangun, mengidentifikasi sifat-sifat, menjelaskan definisi dari masing-masing segiempat dan menentukan hubungan antar segiempat.

D. Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis kesulitan belajar adalah upaya untuk menemukan kelemahan yang dialami seorang siswa dalam belajar dengan cara yang sistematis yang berdasarkan gejala yang nampak seperti nilai prestasi hasil belajar yang rendah, tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran, kurang motivasi dalam mengerjakan tugas dan sebagainya (Entang, M., 1984:10). Diagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remedial merupakan segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar. Menurut Mc Loughlin dan Lewis (dalam Wahyuni, 2011) diagnosis kesulitan belajar siswa dalam pelajaran matematika sangat cocok dengan analisis kesalahan karena respon siswa dalam pelajaran matematika sebagian besar diberikan melalui jawaban tertulis.


(37)

Langkah-langkah dalam melaksanakan diagnosis kesulitan belajar siswa (Entang, M., 1984:19-29):

1. Menelaah kasus

Langkah ini dilakukan untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar.

2. Melokalisasi letak kesulitan

Langkah ini dilakukan untuk menganalisis dimana kesulitan itu terjadi dan bagian-bagian yang masih menjadi kesulitan siswa.

3. Menemukan faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa

Langkah ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai faktor penyebab kesulitan siswa.

4. Menentukan bantuan dan kemungkinan cara untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa

Langkah ini dilakukan untuk menyusun rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa.

5. Tindak lanjut

Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran remedial yang diperkirakan paling tepat untuk membantu mengatasi kesulitan belajar siswa. Kegiatan tindak lanjut dapat berupa:

a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pembelajaran remedial.

b. Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman siswa terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun mencek tepat


(38)

guna program remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi dan improvisasi.

c. Mentransfer atau mengirim siswa yang menurut perkiraan tidak mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan dan wewenang guru. Transfer semacam itu bisa dilakukan kepada orang atau lembaga lain (psikolog, psikater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih tepat membantu siswa yang dihadapi.

E. Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial adalah upaya pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dan dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Entang, M., 1984:11). Sedangkan menurut Kunandar (2009:237) pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pembelajaran dan membuatnya menjadi lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Kegiatan perbaikan yang dilakukan merupakan segala usaha yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis dan sifat-sifat kesulitan belajar, menemukan faktor-faktor penyebabnya, dan kemudian mengupayakan alternatif-alternatif


(39)

penyelesaian masalah kesulitan belajar, baik dengan cara pencegahan maupun penyembuhan, berdasarkan data dan informasi yang lengkap dan objektif.

Menurut Kunandar (2009:237-238) pembelajaran remedial memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat mengenal kelemahannya dalam mempelajari materi pelajaran dan juga kekuatannya.

2. Siswa dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih

baik.

3. Siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.

4. Siswa dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong

tercapainya hasil yang lebih baik.

5. Siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya, setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab kesulitan belajarnya, dan dapat mengembangkan sikap serta kebiasaan yang baru dalam belajar.

Pembelajaran remedial memiliki fungsi sebagai berikut (Kunandar, 2009: 238):

1. Fungsi korektif, artinya melalui pembelajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran.


(40)

2. Fungsi pemahaman, artinya dengan pembelajaran remedial memungkinkan guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi siswa.

3. Fungsi pengayaan, artinya pembelajaran remedial akan dapat

memperkaya proses pembelajaran sehingga materi yang tidak disampaikan dalam pembelajaran reguler dapat diperoleh dalam pembelajaran remedial.

4. Fungsi penyesuaian, artinya pembelajaran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya (proses belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar.

5. Fungsi akselerasi, artinya dengan pembelajaran remedial dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efesien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran, baik dari segi waktu maupun materi.

6. Fungsi terapeutik, artinya secara langsung atau tidak langsung,

pembelajaran remedial dapat membantu menyembuhkan atau

memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan.


(41)

1. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan atau media yang lebih tepat.

2. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal siswa mengalami kesulitan, maka perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual.

3. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir.

4. Pemanfaatan tutor sebaya. Dengan teman sebaya diharapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

Pada penelitian ini, pembelajaran remedial akan dilakukan untuk membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep

segiempat dan sifat-sifatnya. Proses pembelajaran remedial akan

dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

F. Media Pembelajaran

Kata media adalah bentuk jamak dari “medium” berasal dari bahasa Latin “medius”, yang berarti “tengah”. Dalam bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/ meneruskan informasi pesan antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media adalah segala bentuk dan


(42)

saluaran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT Task Force, 1977:162 dalam Latuheru John D. 1988:11).

Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan/ pembelajaran

apabila mereka (media tersebut) digunakan untuk menyalurkan/

menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pendidikan dan pembelajaran. Sebelum kata atau istilah media menjadi populer dalam dunia pendidikan dewasa ini, khususnya dalam proses belajar mengajar (PBM), maka kata/ istilah yang cenderung memiliki pengertian/ makna yang sama sudah digunakan orang. Mula-mula dikenal dengan istilah “alat peraga”. Kemudian ada istilah “audio-visual aids” (alat bantu pandang/ dengar). Selanjutnya disebut instructional materials, dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah media pendidikan, atau media pembelajaran

(instructional media).

Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini siswa ataupun warga belajar). Adapun manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar, diantaranya sebagai berikut:

1. Media pembelajaran menarik dan memperbesar siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan.

2. Media pembelajaran mengurangi, bahkan dapat menghilangkan adanya verbalisme.


(43)

3. Media pembelajaran membantu memberikan pengalaman yang sulit diperoleh dengan cara yang lain.

4. Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu.

5. Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran siswa secara

teratur tentang hal yang mereka alami.

6. Media pembelajaran membantu siswa dalam mengatasi hal-hal yang sulit

nampak dengan mata.

7. Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri

berdasarkan pengalaman dan kenyataan.

8. Media pembelajaran dapat mengatasi hal/ peristiwa/ kejadian yang sulit diikuti dengan indera mata.

G. Komputer sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran Berbantuan Komputer atau Computer Assited

Instruction (CAI) adalah bentuk pembelajaran yang menggunakan komputer

sebagai alat bantu untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa melalui interaksi langsung antara siswa dengan materi yang diprogram ke dalam komputer baik secara individual maupun kelompok. Dari berbagai studi tentang penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran matematika ditemukan bahwa hasil belajar siswa yang belajar matematika dengan komputer lebih baik daripada yang tidak menggunakan komputer (Lockard dkk, 1990 dalam Sudarman 2002). Lebih lanjut Santosa (1994:77) dalam Sudarman (2002) menyatakan bahwa minat belajar siswa


(44)

cukup tinggi jika belajar dengan komputer. Menurut Dede & Swigger, 1988; Wilkinson, 1984 yang tercantum dalam Made Wena (2009), ternyata pembelajaran berbasis komputer menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Menurut Simon dalam Made Wena (2009), terdapat tiga model penyampaian materi pembelajaran berbasis komputer, yaitu sebagai berikut: 1. Latihan dan praktik

Dalam model pembelajaran berbasis komputer ini siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk dipecahkan, kemudian komputer akan memberi respon (umpan balik) atas jawaban yang diberikan siswa.

2. Tutorial

Model pembelajaran berbasis komputer ini menyediakan rancangan pembelajaran yang kompleks yang berisi materi pembelajaran, latihan yang disertai umpan balik.

3. Simulasi

Model pembelajaran berbasis komputer ini menyajikan pembelajaran dengan sistem simulasi yang berhubungan dengan materi yang dibahas. Keuntungan yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer antara lain sebagai berikut:

1. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi.

2. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam.


(45)

4. Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik.

5. Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang

disajikan.

6. Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan mudah dipahami siswa.

7. Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret.

Kelemahan pembelajaran menggunakan komputer antara lain sebagai berikut: 1. Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau

hanya merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran melalui media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat

merancang pembelajaran melalui media komputer.

Menurut beberapa hasil penelitian di atas, maka pemanfaatan model pembelajaran berbasis komputer dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Dengan pembelajaran berbasis komputer, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran remedial pada topik segiempat dan sifat-sifatnya.


(46)

H. Program GeoGebra

Salah satu program komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika adalah GeoGebra. GeoGebra merupakan software yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter. Program komputer yang bersifat dinamis dan interaktif untuk mendukung pembelajaran dan penyelesaian persoalan matematika khususnya geometri, aljabar, dan kalkulus. Sebagai sistem geometri dinamik, konstruksi pada Geogebra dapat dilakukan dengan titik, vektor, ruas garis, garis, irisan kerucut, dan fungsi.

Software yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter dapat

digunakan secara gratis oleh kita terutama sebagai siswa, guru, atau orang tua. Program GeoGebra sangat membantu kita yang ingin mempelajari

konstruksi geometri. Dengan GeoGebra kita bisa membuat konstruksi

berbagai bangun geometri (dimensi 2) beserta hubungan antara mereka. Pada

program GeoGebra tersedia menu menggambar, mulai dari menggambar

garis sampai menggambar konflik. Walaupun terlihat sederhana karena banyaknya menu yang disediakan, tetapi untuk mengkonstruksi gambar ternyata tidak sederhana karena kita masih harus berpikir berbagai macam konsep geometri.

Menurut Hohenwarter (2008), program GeoGebra sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Tidak sebagaimana pada penggunaan software komersial yang biasanya hanya bisa dimanfaatkan di sekolah, GeoGebra dapat diinstal pada komputer pribadi dengan cara mendownload program


(47)

Geogebra dapat dimanfaatkan kapan dan dimanapun siswa atau guru itu berada. Bagi guru, GeoGebra menawarkan kesempatan yang efektif untuk membuat lingkungan belajar lebih kreatif dan inovatif dimana siswa dapat mengekplorasi konsep-konsep matematis. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa GeoGebra dapat mendorong proses penemuan dan eksperimentasi siswa di kelas. Fitur-fitur visualisasinya dapat secara efektif membantu siswa dalam mengajukan berbagai konjektur matematis.

Beberapa pemanfaatan program GeoGebra dalam pembelajaran

matematika antara lain:

1. Dapat menghasilkan lukisan-lukisan geometri dengan cepat dan teliti dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka.

2. Adanya fasilitas animasi dan gerakan-gerakan manipulasi (dragging) pada program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas kepada siswa dalam memahami konsep geometri.

3. Mempermudah guru atau siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan

sifat-sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.

4. Dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengecek atau mengevaluasi apakah lukisan yang telah dibuat benar.

Menurut Hohenwarter & Fuchs (2004), GeoGebra sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas, yakni:

1. Sebagai media demonstrasi dan visualisasi

Guru memanfaatkan GeoGebra untuk mendemonstrasikan dan


(48)

2. Sebagai alat bantu konstruksi

Dalam hal ini GeoGebra digunakan untuk menvisualisasikan konstruksi konsep matematika tertentu, contohnya sisi-sisi yang sejajar pada segiempat.

3. Sebagai alat bantu proses penemuan

Dalam hal ini GeoGebra digunakan sebagai alat bantu bagi siswa untuk menemukan suatu konsep matematika, contohnya menemukan sifat jajargenjang bahwa sudut-sudut yang berhadapan besarnya sama.

Salah satu keunggulan GeoGebra adalah menu “Construction

Protocol”. Sebuah menu yang dapat digunakan untuk melihat kembali

langkah-langkah dalam proses pembuatan gambar dengan GeoGebra.

Keunggulan lain adalah GeoGebra memungkinkan pengguna untuk

mengeksport file ke dalam format web yang kemudian dapat diunggah ke web

server. Hal ini menyediakan kemampuan bagi siswa dan guru untuk

membahas dan menganalisa masing-masing pekerjaan dan memungkinkan membuat diskusi tentang pekerjaannya.

Tampilan menu utama pada GeoGebra ketika kita membuka program


(49)

Gambar 2.1 Tampilan Awal Program GeoGebra

Pada jendela utama Geogebra terpampang menubar dan toolbar. Pada menubar terdapat beberapa pilihan menu yaitu File, Edit, View, Perspectives,

Options, Tools, Window, dan Help. Dimana pada masing-masing menu pada

menubar menyuguhkan beberapa pilihan sesuai kebutuhan. Adapun beberapa simbol dari masing-masing toolbar yang berkaitan dengan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Simbol Pada Toolbar Program GeoGebra

Toolbar Kegunaan

Menampilkan koordinat Cartesius Menampilkan kotak-kotak

Move

Menggeser atau memilih objek

Menggambar segiempat, segitiga dan segi n

Mengukur sudut


(50)

Toolbar Kegunaan

Menggambar segmen garis antara dua titik Menggambar perpotongan dua objek

Memperpanjang segmen garis

I. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar Kerja Siswa biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya (Depdiknas; 2004;18 dalam lembar-kerja-siswa-lks/. Trianto (2008 :148) dalam http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ mendefinisikan bahwa LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.

Menurut pengertian di atas maka LKS berwujud lembaran berisi tugas-tugas guru kepada siswa yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atau dapat dikatakan juga bahwa LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tujuan dari pengadaan LKS menurut Achmadi (1996) dalam http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ yaitu:


(51)

2. Membantu siswa mengembangkan konsep.

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.

4. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.

5. Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.

6. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari

melalui kegiatan pembelajaran

Kegunaan LKS menurut Hadi Sukamto (1993) dalam

http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/ yaitu:

1. Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.

2. Membantu variasi belajar.

3. Membangkitkan minat siswa.

4. Meningkatkan retensi belajar mengajar.

5. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien.

Dalam penelitian ini, LKS yang disusun oleh peneliti bertujuan sebagai pedoman peneliti dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran remedial, membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep segiempat dan sifat-sifatnya melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis, serta membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran. Dalam LKS


(52)

dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya melalui media pembelajaran tersebut.

J. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep berasal dari dua kata yaitu kata pemahaman dan konsep yang masing-masing dari kata itu mempunyai definisi tersendiri. Dalam pembelajaran antara guru maupun siswa harus mampu memahami materi. Kata memahami, pemahaman tersebut berasal dari kata dasar paham yang berarti (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat; pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me-i menjadi memahami yang berarti: (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan apabila mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman yang artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74) sehingga diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.

Konsep juga mempunyai banyak definisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Gagne (dalam Ruseffendi, 1980: 138) mendefinisikan konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan mengelompokkan benda-benda ke dalam contoh dan non contoh. Dalam matematika banyak dijumpai


(53)

konsep-konsep dasar matematika. Banyak sekali siswa yang merasa kesulitan ketika harus berhubungan dengan konsep matematika. Adanya benda-benda fisik atau media yang dapat membantu memodelkan konsep-konsep matematika merupakan alat pembelajaran yang penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika.

Menurut Zulaiha (2006: 19), hasil belajar yang dinilai dalam mata pelajaran matematika ada tiga aspek. Ketiga aspek itu adalah pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah. Ketiga aspek tersebut bisa dinilai dengan menggunakan penilaian tertulis, penilaian kinerja, penilaian produk, penilaian proyek, maupun penilaian portofolio. Adapun kriteria dari pemahaman konsep atau seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila memenuhi kriteria berikut: (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3) memberi contoh dan non contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, (6) mengaplikasikan konsep dan algoritma pemecahan masalah.

Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teorinya artinya untuk dapat memahami prinsip dan teori harus dipahami terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Pemahaman konsep secara benar oleh siswa menentukan kualitas proses belajar selanjutnya, sebaliknya pemahaman konsep secara salah dapat menimbulkan kesalahan-kesalahan pada penerapan maupun


(54)

pengembangan konsep lain. Salah satu tujuan belajar mengajar adalah usaha agar siswa memahami konsep dan tingkat keberhasilan harus diukur maka pertanyaan “kapan seseorang boleh disebut memahami suatu konsep yang dipelajari” adalah pertanyaan yang sangat relevan. Untuk dapat memutuskan apakah seseorang (siswa) memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut. Menurut Kartika Budi (1992), beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan suatu konsep antara lain (1) dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri, (2) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain, (3) dapat menganalisis hubungan antar konsep, (4) dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan menjelaskan, (b) untuk memecahkan masalah, (c) memprediksi, (5) dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (6) dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan, (7) dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.

Melalui uraian para ahli mengenai pemahaman konsep di atas maka dalam penelitian ini menetapkan bahwa siswa dikatakan dapat memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya apabila siswa tersebut dapat dan mampu dalam mengelompokkan bangun segiempat berdasar sifat-sifat yang dimiliki, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat yang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal, mampu mendefinisikan setiap bangun segiempat, mampu


(55)

menganalisis hubungan antar bangun segiempat serta menerapkan sifat-sifat segiempat dalam soal aplikasi.

K. Konsep Segiempat dan Sifat-sifatnya

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran matematika terdapat salah satu aspek yaitu geometri dan pengukuran. Pokok bahasan geometri dan pengukurannya adalah mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

Bangun segiempat adalah bangun datar yang mempunyai sisi empat (Dewi Nuharini, 2008:250). Secara umum ada 6 macam segiempat yang dipelajari yaitu dari jajargenjang, persegi panjang, belah ketupat, layang-layang, persegi dan trapesium. Macam-macam bangun segiempat tersebut memiliki definisi dan sifat-sifat yang beragam yang dapat digambar dalam peta konsep berikut:

Segiempat

Segiempat Beraturan Segiempat Tak Beraturan

Trapesium Jajargenjang Layang-Layang

Persegi Panjang

Belah Ketupat

Persegi


(56)

Berikut ini definisi dan sifat-sifat dari masing-masing bangun segiempat:

1. Jajargenjang

Jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar. Sifat-sifat jajargenjang:

a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

b. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang (berpotongan di titik tengah).

c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus.

2. Layang-layang

Layang-layang adalah segiempat yang diagonalnya menjadi sumbu simetro untuk diagonal lainnya.

Sifat-sifat layang-layang:

a. Dua pasang sisi berdekatan memiliki panjang yang sama.

b. Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.

c. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.

d. Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus dan salah satu diagonalnya membagi diagonal yang lain menjadi dua sama panjang.

3. Persegi Panjang

Persegi panjang adalah jajargenjang yang salah satu sudutnya siku-siku. Akibatnya, semua sifat jajargenjang dimiliki oleh persegi panjang.


(57)

a. Keempat sudutnya siku-siku.

b. Diagonalnya sama panjang.

c. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (sifat jajargenjang). d. Kedua diagonalnya berpotongan di satu titik dan saling membagi dua

sama panjang (sifat jajargenjang).

e. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat jajargenjang). f. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat jajargenjang).

4. Belah Ketupat

Belah ketupat adalah jajargenjang yang sepasang sisi yang berdekatan sama panjang. Belah ketupat juga dapat didefinisikan sebagai layang-layang yang sisi-sisinya sama panjang.

Akibatnya, semua sisi belah ketupat sama panjang, sifat jajargenjang dimiliki belah ketupat, dan sifat layang-layang dimiliki belah ketupat. Sifat-sifat belah ketupat:

a. Diagonalnya membagi sudut yang berhadapan menjadi dua sama

besar.

b. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar (sifat

jajargenjang).

c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat jajargenjang). d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat jajargenjang).

e. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang (sifat

jajargenjang).


(58)

5. Persegi

Persegi adalah belah ketupat yang salah satu sudutnya siku-siku atau persegi panjang yang memiliki sepasang sisi berdekatan sama panjang. Akibatnya, semua sifat persegi panjang dimiliki persegi dan semua sifat belah ketupat juga dimiliki persegi.

Sifat-sifat persegi:

a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang (sifat persegi panjang, belah ketupat dan jajargenjang).

b. Semua sisi-sisinya sama panjang (sifat belah ketupat).

c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar (sifat persegi panjang, belah ketupat dan jajargenjang).

d. Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus (sifat persegi panjang, belah ketupat dan jajargenjang).

e. Keempat sudutnya siku-siku (sifat persegi panjang).

f. Diagonalnya membagi sudut yang berhadapan menjadi dua sama

besar (sifat belah ketupat).

g. Diagonalnya saling membagi dua sama panjang (sifat persegi panjang

dan belah ketupat).

h. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus (sifat belah ketupat).

6. Trapesium

Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar.


(59)

a. Trapesium sembarang

Trapesium sembarang adalah trapesium yang tidak memiliki suatu kekhususan.

b. Trapesium siku-siku

Trapesium siku adalah trapesium yang salah satu sudutnya siku-siku.

c. Trapesium sama kaki

Trapesium sama kaki adalah trapesium yang kedua sisi tegaknya (kaki-kakinya) sama panjang.

Sifat-sifat trapesium:

a. Sepasang sisi yang berhadapan sejajar.

b. Jumlah sudut yang berdekatan di antara dua garis sejajar adalah 180 .

L. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu ilmu yang menekankan pada ide/ konsep atau hubungan yang diatur secara hirarki sehingga dalam pembelajaran matematika harus dilakukan secara bertahap dan kontinu. Banyak sekali konsep-konsep dalam matematika yang harus benar-benar dipahami siswa. Khususnya dalam pembelajaran geometri topik segiempat. Dalam hal ini guru harus mempunyai metode mengajar yang baik tidak hanya menjelaskan materi dengan ceramah, karena hal ini akan membuat siswa bosan dan tidak memperhatikan guru sehingga pemahaman akan konsep segiempat tidak diperoleh siswa dengan maksimal. Dan siswa cenderung


(60)

memperoleh hasil yang rendah atau belum tuntas. Menyikapi hal seperti itu hendaknya siswa yang belum tuntas diberi bantuan agar mereka dapat mencapai ketuntasan belajar dengan diadakannya pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial pun akan semakin bermakna apabila dalam proses pembelajarannya menggunakan media sehingga dapat menarik siswa untuk serius dalam belajar memahami konsep segiempat.

Penggunaan program GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS pada proses pembelajaran remedial merupakan proses belajar mengajar matematika yang dapat membantu kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami konsep

segiempat. Karena dalam program GeoGebra dapat menvisualisasikan

konsep-konsep dari segiempat. Dengan media tersebut diharapkan siswa termotivasi dalam belajar sehingga nantinya siswa akan lebih memahami konsep segiempat dan hasil belajarnya dapat meningkat.


(61)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai tes diagnostik dan tes evaluasi remedial serta acuan untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep segiempat dan sifat-sifatnya dengan membandingkan nilai, rata-rata dan pencapaian nilai tes diagnostik dan tes evaluasi remedial. Sedangkan penelitian kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan jawaban atas masalah berupa data deskriptif dari subjek yang diteliti. Seperti dikatakan Bogdan dan Taylor (dalam Moleong 2009:4) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar segiempat dan sifat-sifatnya, dan perkembangan pemahaman siswa setelah mengikuti

pembelajaran remedial dengan memanfaatkan program GeoGebra.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 32 siswa. Kemudian dari 32 siswa


(62)

dipilih siswa yang masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) melalui tes diagnostik.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pemanfaatan media komputer berbasis

GeoGebra dalam pembelajaran remedial pada kesulitan-kesulitan siswa

dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya .

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VII C SMP Pangudi Luhur Sedayu .

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester genap antara bulan April sampai Mei 2013.

E. Jenis Data

Jenis-jenis data yang akan diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang kesulitan-kesulitan siswa melalui tes diagnostik, data tentang pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial dengan program

GeoGebra melalui tes evaluasi remedial dan didukung dengan data


(63)

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan melalui beberapa metode yang dilakukan peneliti, antara lain:

1. Tes

Tes yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik dan tes evaluasi remedial. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada topik segiempat dan sifat-sifatnya. Diharapkan dengan tes diagnostik dapat diketahui kesulitan-kesulitan siswa atau dengan kata lain bagian-bagian mana yang masih kurang dipahami siswa dan memerlukan perlakuan untuk memperbaiki pemahaman siswa. Tes diagnostik dilakukan sebelum pembelajaran dengan program GeoGebra dilaksanakan. Dari hasil tes diagnostik itu akan terlihat nilai siswa yang belum memenuhi KKM dan harus menempuh remedial.

Tes evaluasi remedial adalah tes yang dilakukan setelah pembelajaran remedial dilaksanakan. Tujuan tes ini untuk mengetahui

sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan

LKS dapat membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya dalam pembelajaran remedial. Hal tersebut dapat ditandai dengan sebagian besar siswa yang mengikuti pembelajaran remedial tidak lagi melakukan kesalahan yang sama saat tes diagnostik sehingga siswa tuntas.


(64)

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2011:233).

Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada perwakilan siswa kelas VII C yang mengalami peningkatan nilai ataupun tidak setelah tes evaluasi remedial. Wawancara ini dilakukan untuk mengkonfirmasi serta uji silang terhadap pemahaman siswa setelah tes evaluasi remedial serta untuk mengetahui respon siswa terhadap program GeoGebra dalam pembelajaran remedial.

G. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran remedial pada topik segiempat. Dalam penyusunan RPP, peneliti berusaha menyusun sebaik mungkin agar pembelajaran remedial dengan media komputer berbasis GeoGebra dapat membantu mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya.


(65)

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran remedial ini adalah media komputer berbasis GeoGebra. Dengan media ini diharapkan dapat memperbaiki pemahaman konsep segiempat dan sifat-sifatnya. Media ini disusun berdasarkan analisis kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memahami segiempat dan sifat-sifatnya.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk menunjang proses pembelajaran remedial yang menggunakan program GeoGebra. Pada LKS diberikan langkah-langkah kerja untuk mengkonstruksi bangun datar segiempat kemudian siswa diminta mengisi pertanyaan yang ada pada LKS untuk mendapatkan kesimpulan terkait materi tersebut.

Instrumen-instrumen pembelajaran di atas dapat dilihat pada lampiran D.

H. Instrumen Penelitian

1. Tes

a. Tes Diagnostik

Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran segiempat. Dengan tes diagnostik diharapkan dapat mengetahui bagian-bagian mana yang masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut dalam pembelajaran remedial. Standar nilai ketuntasan dalam tes diagnostik ini adalah 73


(66)

sesuai standar nilai ketuntasan yang digunakan sekolah. Oleh karena itu apabila nilai siswa di bawah standar ketuntasan maka siswa tersebut harus mengikuti pembelajaran remedial. Berikut ini adalah kisi-kisi untuk tes diagnostik:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Diagnostik

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Kompetensi

Dasar Indikator

Jumlah Soal

No.

Soal C1 C2 C3

6.2

Mengidentifik asi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang

 Mengelompok

kan segiempat

 Mengidentifi-kasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal  Menjelaskan pengertian segiempat  Menentukan dan menjelaskan 6 6 6 6 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, 1f 2a, 2b, 2c, 2d, 2e, 2f 3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f, 4a, 4b, 4c, 4d, 4e, 4f    


(67)

Kompetensi

Dasar Indikator

Jumlah Soal

No.

Soal C1 C2 C3

hubungan antar segiempat  Menggunakan sifat segiempat dalam pemecahan masalah

3 5a, 5b

dan alasan

Instrumen tes diagnostik dapat dilihat pada lampiran E.

b. Tes Evaluasi Remedial

Tes evaluasi remedial dilaksanakan setelah pembelajaran remedial. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah media komputer

berbasis GeoGebra dapat membantu memperbaiki pemahaman konsep

pada topik segiempat. Penyusunan tes ini disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dasar dimana kisi-kisinya mirip dengan tes diagnostik namun soal diacak dan ada nomor yang soalnya berbeda.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Evaluasi Remedial

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Kompetensi

Dasar Indikator

Jumlah Soal

No.

Soal C1 C2 C3

6.2 Mengidentifi kasi sifat-sifat persegi panjang,  Mengelompok-kan segiempat  Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang,

6 6 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, 1f 2a, 2b, 2c, 2d, 2e, 2f  


(68)

Kompetensi

Dasar Indikator

Jumlah Soal

No.

Soal C1 C2 C3

persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat

dan

layang-layang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal

 Menjelaskan pengertian segiempat

 Menentukan dan menjelaskan hubungan antar segiempat

 Menggunakan

sifat segiempat dalam pemecahan masalah 6 6 3 3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f, 4a, 4b, 4c, 4d, 4e, 4f 5a, 5b dan alasan   

Instrumen tes evaluasi remedial dapat dilihat pada lampiran F.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada siswa yang mengalami peningkatan nilai ataupun tidak setelah tes evaluasi remedial. Wawancara bertujuan untuk mengkonfirmasi serta uji silang terhadap pemahaman siswa setelah tes evaluasi remedial serta untuk mengetahui renspon siswa terhadap


(69)

dilakukan dengan tidak terstuktur, disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa yang diwawancarai.

I. Perencanaan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian di SMP Pangudi Luhur Sedayu, peneliti mempunyai langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian tersebut, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini, peneliti melakukan berbagai persiapan antara lain:

a. Menghubungi pihak yang terkait, yakni Kepala SMP Pangudi Luhur Sedayu untuk meminta izin melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

b. Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran matematika mengenai permasalahan-permasalahan yang ada di SMP tersebut serta menyampaikan ide penelitian.

c. Menetapkan subyek penelitian

d. Meminta surat pengantar dari Universitas untuk dapat melaksanakan penelitian di SMP Pangudi Luhur Sedayu kemudian menyerahkannya ke Kepala Sekolah yang bersangkutan.

e. Menyusun instrumen-instrumen.

f. Melakukan observasi di kelas yang akan digunakan untuk penelitian untuk mengetahui cara guru mengajar pada pembelajaran segiempat.


(70)

2. Tahap Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap pengumpulan data

1) Penyusunan dan pelaksanaan tes diagnostik untuk mendapat

informasi tentang kesulitan yang dialami siswa pada pembelajaran segiempat khususnya dalam memahami konsep segiempat serta sifat-sifatnya dan data-data siswa yang harus mengikuti pembelajaran remedial.

2) Menganalisis tes diagnostik siswa. b. Tahap pelaksanaan penelitian

1) Pembelajaran remedial dengan bantuan program GeoGebra di kelas VII C dilakukan di laboratorium komputer.

2) Siswa yang mengikuti pembelajaran remedial diberikan LKS

sebagai panduan untuk pembelajaran dengan GeoGebra.

3) Peneliti bersama-sama dengan siswa menggunakan GeoGebra

sesuai dengan petunjuk di LKS, dan siswa juga mengerjakan apa yang menjadi pertanyaan-pertanyaan ataupun perintah di LKS. 4) Melaksanakan tes evaluasi setelah pembelajaran remedial selesai

yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan media

komputer berbasis program GeoGebra sebagai upaya memperbaiki

kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya serta mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial.


(1)

(2)

LAMPIRAN G


(3)

Lampiran G1

FOTO-FOTO PENELITIAN

Siswa mengerjakan tes diagnostik


(4)

Pembelajaran remedial di laboratorium komputer


(5)

vii

ABSTRAK

Agnes Ika Padmasari. 2013. Pemanfaatan Media Komputer Berbasis GeoGebra yang Dilengkapi dengan LKS dalam Pembelajaran Remedial pada Topik Segiempat dan Sifat-sifatnya di Kelas VII C Semester II SMP Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari topik segiempat dan sifat-sifatnya serta mengetahui sejauh mana pemanfaatan program GeoGebra dapat membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya pada pembelajaran remedial.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Pangudi Luhur Sedayu yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran topik segiempat dan sifat-sifatnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan selama bulan April sampai dengan Mei 2013. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik, tes evaluasi remedial, dan wawancara. Analisa data dilakukan (1) untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa yang didapat melalui tes diagnostik, (2) Untuk mengetahui sejauh mana media komputer berbasis GeoGebra yang dilengkapi dengan LKS dapat membantu memperbaiki kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep segiempat dan sifat-sifatnya dengan membandingkan pemahaman awal (tes diagnostik) dan pemahaman akhir (tes evaluasi remedial) siswa setelah mengikuti pembelajaran remedial serta dari hasil wawancara siswa.

Dari hasil tes diagnostik terdapat 23 siswa yang belum mencapai KKM. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa diantaranya mengelompokkan bangun segiempat, mengidentifikasi sifat-sifat segiempat yang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonal, dan kesulitan dalam mendefinisikan segiempat serta menjelaskan hubungan antar segiempat. Berdasarkan hasil tes evaluasi remedial dan hasil pembandingan pemahaman awal dengan pemahaman akhir siswa dapat disimpulkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada dasarnya dapat diatasi. Hal ini ditunjukkan dari keberhasilan pemanfaatan program GeoGebra dalam pembelajaran remedial yaitu 20 siswa dari 23 siswa yang mengalami kesulitan belajar sudah dapat teratasi kesulitan belajarnya atau 86, 96 % siswa sudah memenuhi KKM. Dari 23 siswa semuanya mengalami peningkatan nilai. Rata-rata kelas juga meningkat dari 57,61 menjadi 78,69 dan meningkatnya ketercapaian tiap indikator walaupun terdapat dua indikator yang belum mencapai 75% sesuai dengan pemaparan di BAB III. Dua indikator tersebut adalah mengidentifikasi sifat-sifat segiempat dan menentukan hubungan antar segiempat.

Kata kunci : Media Komputer Berbasis GeoGebra, Pembelajaran Remedial, Segiempat dan Sifat-sifatnya.


(6)

viii

ABSTRACT

Agnes Ika Padmasari. 2013. The Utilization of GeoGebra-Based Computer Media Equipped with LKS in Remedial Learning on the Topic about Rectangle and Its Characteristics of Grade VII C 2nd Semester Students at SMP Pangudi Luhur Sedayu in 2012/2013 Academic Year. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This study aimed to know the difficulties found by students in learning the topic about rectangle and its characteristics and to know to what extent the utilization

of GeoGebra program could help the students to minimize the difficulties they found

in understanding the concept of rectangle and its characteristics in remedial learning. The subjects of this research were grade VII C students at SMP Pangudi Luhur Sedayu who had not reached the minimum mastery criteria (KKM) yet in learning the topic about rectangle and its characteristics. This research was quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted from April until May 2013. The research instruments used were diagnostic test, remedial evaluation test, and interview. The data analysis was done (1) to know the difficulties found by the students through diagnostic test, (2) to know to what extent the

GeoGebra-based computer media equipped with LKS could help the students to

minimize the difficulties they found in understanding the concept of rectangle and its characteristics by comparing the students’ preliminary understanding (the diagnostic test) and the final understanding (the remedial evaluation test) after joining the remedial learning and also from the result of the interview to the students.

From the diagnostic test, there were 23 students who had not reached the KKM yet. The difficulties found by the students were categorizing the rectangles, identifying the characteristics of a rectangle seen from the sides, angles and diagonals, and the difficulties in defining the rectangle and also explaining the relation between rectangles. Based on the remedial evaluation test and the comparison results between the preliminary understanding and the final understanding of the students, it could be concluded that the difficulties could be solved. It was shown from the success of the utilization of GeoGebra program in remedial learning, in which the difficulties of 20 out of 23 students in learning had been solved or 86.96% of all of the students had been reached the KKM. All of the 23 students improved their grades. The students’ average class grades also increased from 57.61 up to 78.69. The achievement of each indicator also increased even though there were two indicators that had not reached 75% yet in accordance with what has been explained in chapter III. The two indicators were identifying the characteristics of a rectangle and determining the relation between the rectangles. Keywords: GeoGebra-based Computer Media, Remedial Learning, Rectangle and Its Characteristics.


Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelajaran dengan praktikum di laboratorium alam berwawasan salingtemas terhadap hasil belajar biologi(Di SMP Negeri 2 Jember kelas I semester 2 sub konsep pencemaran lingkungan tahun ajaran 2004/2005)

0 3 131

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Efektifitas penggunaan media audio visual (VCD) dan media charta terhadap hasil belajar biologi konsep sirkulasi pada hewan dan manusia siswa kelas II semester II di SMU Negeri 2 Jember tahun ajaran 2003/2004

0 20 114

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48