Maksud Menggambarkan Keadaan Menyenangkan
mencari anak yang disanyanginya. Mengeong tanpa henti merepresentasikan perasaan gelisah. Dalam hal ini gelisah dimaknai dengan rasa sedih karena
berpisah dengan orang yang sangat dicintai. Berdasarkan makna tersebut, maksud dari contoh 599 adalah penutur menggambarkan keadaan menyedihkan yang
dialami oleh mitra tuturnya, yakni rasa gelisah karena berpisah dengan orang yang sangat dicintainya. Peribahasa ini sangat sesuai dituturkan ketika ada seorang
perempuan yang baru saja putus dengan kekasihnya, dimana perempuan ini hanya berdiam diri di kamar dan tidak mau makan atau keluar dari kamar. Seperti
tampak dalam kalimat berikut: “Lihatlah Rani, sudah tiga hari dia tidak makan dan hanya di kamar terus.
Dia itu bagai kucing kehilangan anak setelah Hendi meninggalka
nnya”.
Tuturan di atas diucapkan oleh Ibu Rani selaku penutur dan mitra tuturnya di sini adalah ayah Rani. Ibu Rani bermaksud menggambarkan keadaan
menyedihkan yang dialami Rani setelah kehilangan kekasihnya kepada ayah Rani. Contoh 600, seperti cacing kepanasan
bermakna „orang yang selalu gelisah, karena kehidupannya penuh dengan masalah‟ Widjoputri, 2009: 90.
Dari makna tersebut, cacing merepresentasikan orang yang selalu gelisah. Pada kenyataanya cacing itu bernapas dengan kulit mereka yang tipis, jika kulit cacing
mongering, cacing tanah akan mati lemas. Cacing sangat sensitif terhadap cahaya matahari lansung ataupun suhu panas yang dapat membuat kulit mereka kering.
Dalam konteks ini cacing yang terkena cahaya matahari langsung atau suhu panas sudah tentu cacing akan menggeliat-liat bahkan bisa sampai mati karena kulitnya
mengering. Menggeliat-liat di sini dimaknai dengan satu perasaan gelisah, sedangkan suhu panas di sini dimaknai sebagai satu masalah.
Berdasarkan maknanya tersebut, maksud dari contoh 600 adalah penutur menggambarkan keadaan menyedihkan yang dialami oleh seseorang mitra
tuturnya, yakni seseorang yang selalu gelisah karena kehidupannya penuh dengan masalah. Peribahasa ini sangat sesuai dituturkan kepada mahasiswa angakatan
“tua” yakni mahasiswa yang telah mengambil tugas akhir lebih dari satu tahun. Misalnya dalam konteks ini Galih mahasiswa yang selalu mengalami
permasalahan dalam hidupnya. Tugas akhir terbengkalai, orang tua sudah tidak mampu membiayai sehingga harus bekerja sendiri untuk membayar uang kuliah,
di pekerjaan dia dipecat karena banyak absen, dan Galih harus di DO Drop Out dari kampusnya karena tidak menyelesaikan tugas akhir sampai batas waktu yang
telah disepakati. Dengan permasalahannya tersebut Galih pun merasa gelisah dengan kehidupannya yang penuh dengan masalah. Peribahasa ini pun muncul
dari salah satu temannya Jono, seperti berikut ini:
“Galih sungguh malang sekali kau, kau ini seperti cacing kepanasan
saja”.