antara bahasa dengan dunia luar, 2 penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai, serta 3 perwujudan makna itu dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi sehingga dapat saling mengerti. Harimurti 2008: 148 berpendapat makna meaning, linguistic meaning,
sense yaitu: 1 maksud pembicara, 2 pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia, 3
hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya, 4 cara
menggunakan lambing-lambang bahasa. Hubungan antara bentuk dan makna bersifat arbitrer dan konvensional. Sifat
arbitrer mengandung pengertian tidak ada hubungan klaisal, logis, alamiah ataupun historis, dsb. antara bentuk dan makna itu. Sementara itu, sifat
konvensional menyarankan bahwa hubungan antara bentuk dan kebahasaan dan maknanya terwujud atas dasar konvensi atau kesepakatan bersama Wijana, 2011:
3. Makna bersifat umum dan tidak tertentu. Makna juga bersifat internal, jadi unsur ini ada di dalam bahasa. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa makna merupakan arti dari suatu kata atau maksud pembicara yang membuat kata-kata tersebut berbeda dengan kata-kata lain.
1.6.5 Maksud
Chaer 1989: 35, dalam bukunya yang berjudul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, menjelaskan maksud adalah suatu gejala yang ada di luar
ujaran. Maksud dapat dilihat dari segi si pengujar, orang yang berbicara, atau
pihak subjeknya. Di sini orang yang berbicara itu mengujarkan suatu ujaran entah berupa kalimat maupun frase, tetapi yang dimaksudkannya tidak sama dengan
makna lahiriah ujaran itu sendiri. Maksud banyak digunakan dalam bentuk-bentuk ujaran yang disebut metafora, ironi, litotes, dan bentuk-bentuk gaya bahasa lain.
Selama masih menyangkut segi bahasa, maka maksud itu masih dapat disebut sebagai persoalan bahasa.
Baryadi 2012: 17, bagi penutur, maksud merupakan kehendak yang dijadikan pangkal tolak melakukan komunikasi dengan mitra tutur. Tuturan
beserta informasi yang dikandungnya adalah sarana mengungkapkan maksud. Bagi mitra tutur, maksud merupakan sesuatu yang diperjuangkan untuk dipahami.
Sarana untuk memahami maksud itu adalah tuturan berikut informasi yang ada di dalamnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan ciri-ciri maksud. Pertama, maksud merupakan unsur luar-tuturan ekstralingual. Kedua, maksud bersifat
subjektif, yaitu ada di dalam subjek penutur. Ketiga, maksud menjadi titik tolak penutur melakukan komunikasi dengan mitra tutur. Keempat, maksud merupakan
sesuatu yang dikejar untuk dipahami mitra tutur. Kelima, maksud berada dibalik tuturan yang mengandung informasi. Keenam, maksud sangat terikat konteks,
yaitu diungkapkan dan dipahami melalui tuturan yang berada dalam konteks tertentu. Baryadi 2012:17.
1.7 Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni i pengumpulan data, ii analisis data, dan iii penyajian hasil analisis data. Berikut akan diuraikan
masing-masing tahap dalam penelitian ini.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah peribahasa berunsur nama binatang dalam bahasa Indonesia. Objek ini berada dalam data yang berupa kalimat. Data
diperoleh dari sumber tertulis, yaitu buku Kumpulan Peribahasa Pantun Plus Majas karya Widjoputri, Kamus Peribahasa karya Sarwono Pusposaputro, dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia karya Dendy Sugono, dkk., edisi. 2008. Data yang dikumpulkan adalah berupa peribahasa yang berunsur nama
binatang dalam bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengamati dan menyimak langsung penggunaan bahasa. Teknik yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah teknik
nonpartisipan atau teknik simak bebas libat cakap dengan mengamati dan mencatat data berupa peribahasa dalam bahasa Indonesia yang berunsur nama
binatang. Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan referen nama binatang dan maksud yang terkandung di dalam peribahasa bahasa Indonesia.
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Langkah kedua adalah menganalisis data. Setelah data terklasifikasikan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode padan. Metode padan adalah
metode yang alat penentunya ada di luar bahasa, terlepas dan tidak menjadi bagian