Formulasi Tablet Hisap Spirulina Karakteristik fisik tablet hisap Spirulina platensis

menghasilkan tekstur yang rapuh mudah hancur, sedangkan jika lebih dari 5 akan menghasilkan mouthfeel yang berpasir. Bahan ini lebih efektif bila ditambahkan dalam bentuk larutan pada pembuatan granul dari pada bentuk kering ke formula pencetakan langsung Purushotham et al. 2011

4.2 Penelitian Utama

Penelitian utama yang dilakukan meliputi formulasi tablet hisap menggunakan Spirulina komersial, penentuan formula terbaik tablet Spirulina berdasarkan uji fisik dan uji hedonik, kultivasi Spirulina, analisis komposisi kimia Spirulina, serta analisis komposisi kimia tablet hisap Spirulina hasil kultivasi dan tablet hisap Spirulina komersial.

4.2.1 Formulasi Tablet Hisap Spirulina

Formula berpengaruh pada karakteristik fisik produk yang menentukan tingkat penerimaan konsumen atau tingkat kesukaan seseorang terhadap suatu produk. Formulasi tablet hisap ini mengacu pada hasil dari penelitian pendahuluan dengan bahan pengikat terpilih yaitu avicel. Avicel merupakan bahan pengikat yang paling baik dalam metode kempa langsung. Formulasi tablet hisap dengan bahan baku Spirulina komersial dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Formulasi tablet hisap Spirulina komersial Jenis Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 S.platensis 62,5 500 mg 62,5 500 mg 31,25 250 mg 31,25 250 mg Sorbitol 29 28,5 60,25 59,75 Talk 1 1 1 1 Mg Stearat 1 1 1 1 Mint 0,5 1 0,5 1 Aerosil 3 3 3 3 Avicel 3 3 3 3 Bobot tablet = 800 mg Keterangan : Modifikasi Rahingtyas 2008 Berdasarkan penelitian pendahuluan, diperoleh formulasi terbaik pada pembuatan tablet hisap Spirulina platensis dengan perbedaan konsentrasi Spirulina platensis, mint dan sorbitol. Konsentrasi sorbitol meningkat seiring berkurangnya konsentrasi Spirulina. Pemilihan konsentrasi Spirulina didasarkan pada suplemen Spirulina komersial yaitu 500 mgkapsul sedangkan pemilihan konsentrasi mint bertujuan untuk meningkatkan mouthfeel dan kesegaran tablet. Kenampakan tablet hisap Spirulina dapat dilihat pada Gambar 4. A B Gambar 4 Tablet hisap Spirulina platensis A: tablet hisap 500mg Spirulina , B: tablet hisap 250 mg Spirulina .

4.2.2 Karakteristik fisik tablet hisap Spirulina platensis

Pengujian karakteristik fisik tablet hisap bertujuan untuk mengertahui mutu dan kualitas tablet hisap. Pengujian ini meliputi keseragaman bobot, kekerasan tablet, dan keregesan tablet. 1 Keseragaman bobot Keseragaman bobot merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam produksi. pembuatan tablet hisap guna mengetahui variasi bobot dari tablet yang dihasilkan. Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan. Faktor yang mempengaruhi keseragaman bobot adalah keseragaman pengisian die dan jumlah bahan yang akan diisikan ke dalam die Lachman 1994. Volume bahan yang diisikan kedalam die harus sesuai dan alat harus diatur sehingga diperoleh tekanan yang diinginkan. Bobot tablet hisap Spirulina platensis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 800 mg. Persyaratan untuk tablet lebih dari 300 mg adalah tidak boleh ada lebih dari 2 tablet yang penyimpangan bobotnya melebihi 5 dari bobot rata- ratanya dan tidak ada satupun tablet yang penyimpangan bobotnya melebihi 10 dari bobot rata-ratanya Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1995. Hasil uji keseragaman bobot tablet hisap Spirulina dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Histogram keseragaman bobot tablet hisap Spirulina platensis THD 131= Spirulina 500 mg, mint 0.5, DTH 132= Spirulina 500 mg, mint 1.0, HTD 133= Spirulina 250 mg, mint 0.5, TDH 134= Spirulina 250 mg, mint 1.0. Berdasarkan hasil uji keseragaman bobot semua formula yang diuji memenuhi syarat keseragaman bobot tablet karena tidak ada dua tablet dari masing-masing formula yang penyimpangan bobotnya melebihi 5 tidak kurang dari 760 mg dan tidak lebih dari 840 mg, dan tidak ada satupun tablet yang penyimpangan bobotnya melebihi 10 tidak kurang dari 720 mg dan tidak lebih dari 880 mg. 2 Kekerasan Tablet Kekerasan tablet adalah kekuatangaya yang diperlukan untuk menghancurkan tablet. Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadinya keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan, dan pemakaian. Kekerasan dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Kekuatan tablet ditentukan dengan besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk memecah tablet Lachman et al. 1994. Salah satu ciri khas dari sediaan tablet hisap adalah bentuk yang kompak dan keras karena dapat terasa dimulut dan tenggorokan. kekerasan tablet dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah ukuran tablet, bobot tablet, tekanan pada pencetakan serta kemampuan ikat dari bahan pengikat. Syarat kekerasan tablet 800 mg adalah 4-8 kgcm 2 atau 4-8 Kp Kilopound Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1995. Histogram kekerasan tablet hisap Spirulina platensis dapat dilihat pada Gambar 6. 0.785 0.790 0.795 0.800 0.805 THD131 DHT132 HTD133 TDH134 0.793 0.800 0.800 0.796 kese ragam an bob ot m g Formula Gambar 6 Histogram kekerasan tablet hisap Spirulina platensis THD 131= Spirulina 500 mg, mint 0.5, DTH 132 = Spirulina 500 mg, mint 1.0, HTD 133 = Spirulina 250 mg, mint 0.5, TDH 134 = Spirulina 250 mg, mint 1.0. Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan hardness tester dapat diketahui bahwa kekerasan menurun dengan berkurangnya konsentrasi Spirulina dan bertambahnya jumlah sorbitol pada tablet. Tingginya jumlah sorbitol menyebabkan kemampuan mengikat dari bahan pengikat avicel berkurang karena jumlah bahan pengikat yang digunakan tetap sedangkan bahan pengisi yang digunakan meningkat. Namun, bila dibandingkan dengan standar yang berlaku, maka semua formula tablet hisap Spirulina ini sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu 4-8 Kp. 3 Keregesan tablet hisap Parameter lain yang digunakan untuk mengukur kekuatan tablet adalah pengujian terhadap keregesan tablet. Keregesan tablet friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Semakin tinggi keregesan tablet menunjukkan bahwa kualitas tablet semakin buruk Lachman 1994. Keregesan tablet dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekerasan tablet, jenis bahan pengikat, dan kadar air bahan-bahan yang digunakan. Tablet yang baik memiliki nilai keregesan 1 Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1995. Histogram keregesan tablet dapat dilihat pada Gambar 7. 0.00 5.00 10.00 THD131 DHT132 HTD133 TDH134 8.36 8.13 5.15 4.79 k ek er asan K p Formula Gambar 7 Histogram Keregesan Tablet Hisap Spirulina platensis THD 131= Spirulina 500 mg, mint 0.5, DTH 132 = Spirulina 500 mg, mint 1.0, HTD 133 = Spirulina 250 mg, mint 0.5, TDH 134 = Spirulina 250 mg, mint 1.0. Berdasarkan hasil uji keregesan tablet menggunakan friabilimeter menunjukkan bahwa keregesan meningkat seiring berkurangnya konsentrasi Spirulina dan bertambahnya konsentrasi sorbitol. Hal ini disebabkan semakin banyak bahan pengisi yang ditambahkan dalam formulasi dengan jumlah bahan pengikat yang tetap menyebabkan kemampuan mengikat dari bahan pengikat berkurang sehingga kekerasan menurun dan keregesan tablet meningkat. Namun, bila dibandingkan dengan syarat mutu yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, semua formula tablet hisap Spirulina telah memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu 1. Hal ini menunjukkan bahwa keempat formula tersebut memiliki kualitas tablet yang baik. Bahan pengikat yang baik akan menghasilkan keregesan yang rendah. Bahan pengikat yang digunakan pada pembuatan tablet hisap Spirulina adalah avicel. Avicel merupakan bahan pengikat sekaligus pengisi yang cocok digunakan pada metode kempa langsung. Penambahan avicel 1-5 dapat meningkatkan komprebilitas tablet Chandira et al. 2010.

4.2.3 Uji organoleptik tablet hisap Spirulina platensis