1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemenuhan gizi di Indonesia masih kurang merata, tercatat bahwa 17,9 balita mengalami kekurangan gizi Ariani 2010. Masalah gizi yang dihadapi di
Indonesia adalah masalah gizi makro dan gizi mikro. Masalah gizi ini disebabkan kurangnya asupan Fe, iodium, vitamin A dan protein. Oleh karena itu, perlu
adanya peningkatan asupan protein dengan mengkosumsi berbagai pangan sumber protein seperti susu, telur, daging, kedelai serta sumber protein dari hasil perairan
termasuk diantaranya adalah ikan dan mikroalga khususnya Spirulina. Spirulina adalah organisme yang termasuk kelompok alga hijau biru blue
green algae. Alga ini berbentuk silinder, tidak bercabang, dan berwarna hijau di dalam koloni yang besar. Warna hijau tua ini berasal dari klorofil dalam jumlah
besar. Secara alami, Spirulina mampu tumbuh di perairan danau yang bersifat alkali dan suhu hangat, atau kolam dangkal di wilayah tropis. Spirulina
merupakan salah satu sumber protein terbaik diantara sumber protein lainnya. Kandungan protein pada Spirulina 50-70 dari berat keringnya Tietze 2004.
Protein berfungsi untuk membentuk dan memperbaiki jaringan tubuh serta pembentukan enzim dan hormon Lechninger 1982.
Kelebihan Spirulina lainnya yaitu kandungan lemaknya kurang dari 5 dan sebagian besar merupakan lemak tidak jenuh. Mikroalga ini secara alami
rendah kolesterol, kalori, lemak dan sodium serta mengandung sembilan vitamin dan empat belas mineral yang terkait dengan asam amino, hal ini memudahkan
dan mempercepat proses asimilasi tubuh Henrikson 2009. Alga hijau biru blue green algae memiliki banyak manfaat bagi kesehatan antara lain sebagai
“superfood” yang kaya akan zat gizi, vitamin B kompleks, asam lemak esensial, vitamin, mineral, dan pigmen alami. Blue green alga mengandung pigmen
fikosianin, klorofil, dan polisakarida yang membantu meningkatkan aktifitas unsur-unsur antibodi untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,
maupun parasit, sehingga tubuh memiliki daya tahan yang lebih kuat Richmond 1988. Spirulina mengandung klorofil, vitamin B
12
, asam folat, dan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah sehingga konsumsi Spirulina
secara teratur akan mencegah terjadinya anemia kurang darah. Spirulina juga mengandung antioksidan selenium, vitamin E, enzim SOD yang dapat
memperkecil resiko kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas Adam 2005. Banyaknya khasiat dan manfaat Spirulina bagi kesehatan, serta masih
rendahnya konsumsi Spirulina oleh masyarakat menginspirasi untuk mencari bentuk sediaan yang mudah dikonsumsi, mudah dibawa, disukai, dan dapat
digunakan sewaktu-waktu. Dewasa ini, Spirulina telah dikomersialkan sebagai suplemen dalam bentuk kapsul dengan harga yang relatif mahal dan kurang
terjangkau di masyarakat. Selain itu bentuk sediaan kapsul identik dengan obat sehingga tidak disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa. Oleh sebab itu perlu
adanya alternatif baru agar Spirulina dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat, salah satunya dengan memanfaatkan Spirulina dalam bentuk sediaan
tablet hisap. Tablet merupakan bentuk sediaan yang praktis, banyak ditemui, mudah
dibawa dan diproduksi serta lebih aman dari penambahan bahan-bahan kimia lainnya. Tablet hisap troches dan lozenges merupakan bentuk dari tablet yang
dimaksudkan untuk pemakaian dalam rongga mulut. Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan menggabungkan obat atau bahan aktif seperti antibiotik,
antiseptik, analgesik, atau bahkan vitamin, yang diinginkan dalam suatu bahan dasar kembang gula yang keras dan beraroma menarik. Tablet hisap dirancang
agar tidak mengalami kehancuran dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam jangka waktu kurang dari 30 menit Lachman et al. 1994.
Penggunaan bahan tambahan excipient dalam tablet hisap akan mempengaruhi karakteristik tablet hisap, untuk itu perlu dicari formulasi tablet hisap yang tepat
dengan bahan utama Spirulina platensis.
1.2 Tujuan