mendapatkannya dari udara dan jika kondisi pertumbuhan sesuai, biomassa kering Spirulina dapat mencapai 60-70 tonhektar kolam Arylza 2005
b
Nutrien dalam media tumbuh sangat berpengaruh dalam kultivasi Spirulina. Bila keberadaannya tidak merata maka pertumbuhan kultur akan
terganggu. Faktor utama dalam media tersebut sangat tergantung dari hara nitrogen dan fosfat serta faktor eksternal pertumbuhan seperti cahaya dan suhu.
Agar penyebaran ketiga faktor tersebut merata maka diperlukan pengadukan Colla et al. 2004
Spirulina merupakan alga fotoautotrof yang berarti tidak dapat tumbuh dalam gelap dan media tumbuh yang mengandung sumber karbon organik.
Namun, bila terkena sinar dapat menggunakan karbon dari karbohidrat dalam bentuk glukosa yang ditambahkan sebanyak 0,1 bv dalam media tumbuh
Richmond 1998. Suhu optimum Spirulina untuk kultur di laboratorium berkisar antara 35
– 37
○
C. Suhu minimum berkisar antara 18-20
○
C. pada daerah beriklim tropis, Spirulina dapat tumbuh optium pada kisaran suhu 25- 35
○
C Kuniastuty dan Isnansetyo 1995.
Pengeringan Spirulina dapat dilakukan dengan pemanasan yang dirancang sedemikian rupa hingga suhu berkisar antara 40-60
○
C. Suhu pengeringan diatas 60
○
C akan menyebabkan degradasi fikosianin dan timbulnya reaksi Maillard Desmorieux dan Decaen 2006. Kondisi pengeringan secara konveksi pada
lapisan tipis yang paling optimum dilakukan pada kondisi suhu dibawah 40
○
C. penyimpanan Spirulina dilakukan dalam keadaan kering karena Spirulina kering
tidak mudah terfermentasi Angka dan Suhartono 2000.
2.3 Tablet Hisap
Tablet hisap troches dan lozenges merupakan bentuk dari tablet yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam rongga mulut. Troches dan lozenges
biasanya dibuat untuk menggabungkan obat atau bahan aktif seperti antibiotik, antiseptik, analgesik, atau bahkan vitamin. Tablet hisap dirancang agar tidak
mengalami kehancuran dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan- lahan dalam jangka waktu kurang dari 30 menit Lachman et al. 1994. Lozenges
adalah bentuk sediaan obat atau bahan aktif yang mempunyai cita rasa serta
ditujukan untuk diisap dan bertahan dalam rongga mulut atau tenggorokan Banker dan Anderson 1994.
2.4 Bahan Pembantu pada Tablet Hisap
2.4.1 Bahan pengisi Bahan pengisi ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi serta daya
alir, sehingga dapat dikempa langsung untuk memacu aliran. Bahan pengisi pada tablet hisap berupa gula-gula yang dapat pula berfungsi sebagai pemanis. Bahan
pengisi yang digunakan biasanya adalah laktosa, dekstrosa, manitol, avicel, kalsium karbonat, kalsium fosfat, dan dikalsium fosfat Lachman et al. 1994.
2.4.2 Bahan pengikat Bahan pengikat adalah bahan padat yang digunakan untuk mengatur sifat
adhesi dan kohesi. Tujuannya untuk membentuk granul dengan menjamin penyatuan partikel serbuk. Bahan pengikat akan membentuk sifat kohesi terhadap
serbuk sehingga dapat membentuk struktur tablet yang kompak setelah pengempaan. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih
efektif bila ditambahkan dalam bentuk larutan. Bahan pengikat yang umum digunakan antara lain gom akasia, gelatin, sukrosa, povidin, metal solulose,
karboksimetil selulose, dan pasta kanji terhidrolisis. Bahan pengikat kering yang paling efektif adalah selulose mikrokristalin, yang umum digunakan dalam
pembuatan tablet kempa langsung Lachman et al. 1994. 2.4.3 Bahan pemanis dan pemberi rasa
Pemanis ditambahkan terutama untuk memberi rasa yang enak pada mulut dengan menutupi atau memperbaiki rasa obat, bila bahan obat yang digunakan
kurang enak. Pemanis yang biasa digunakan adalah manitol, laktosa, sukrosa, dan dekstrosa. Manitol merupakan gula yang paling banyak digunakan dalam tablet
kunyah dan tablet hisap karena dapat memberi rasa dingin dan enak di mulut Salminen et al. 2002.
2.4.4 Bahan pelincir dan anti lekat Bahan pelincir adalah zat yang bertujuan untuk mengurangi gesekan
selama proses pencetakan dan mencegah masa tablet melekat pada cetakan. Zat pelincir yang banyak dijumpai adalah talk, asam stearat, garam-garam stearat dan
derivatnya. Bentuk garam yang paling banyak dipakai adalah kalsium dan magnesium stearat Lachman 1994.
Jumlah pelincir yang digunakan untuk membuat tablet berbeda-beda. Umumnya penggunaan bahan pelincir mulai dari 0,1 berat tablet hingga 5.
Magnesium stearat MgC
18
H
35
O
2 2
merupakan salah satu pelincir yang digunakan untuk pembuatan tablet hisap. Antilengket atau zat pelincir adalah zat yang
meningkatkan aliran bahan pada cetakan serta membuat tablet menjadi halus dan mengkilap Ansel 1989. Bahan-bahan pembantu yang digunakan pada tablet
hisap antara lain:
Avicel. Avicel atau Microcristalline celulose merupakan bahan pengisi
yang sering digunakan pada tablet terutama pada metode kempa langsung. Bahan ini berasal dari selulosa kayu alfa yang dimurnikan dengan cara hidrolisis asam
untuk menghilangkan partikel selulosa yang tidak beraturan sehingga yang tertinggal adalah kristal mikro yang berbetuk jarum Shangraw 1989.
Penggunaan avicel secara berlebihan pada pembuatan tablet hisap dapat meningkatkan disintegrasi tablet sehinga tablet cepat meleleh saat dihisap,
menimbulkan rasa berkapur chalky dan kering. Namun penambahan avicel
kurang dari 20 dapat meningkatkan kompresibilitas tablet tanpa menimbukan efek negatif Kompresibilitas adalah kemampuan granul untuk tetap kompak
dengan adanya tekanan Peters 1989.
Sorbitol. Sorbitol merupakan isomer optik dari manitol. Manitol
merupakan gula paling mahal yang digunakan sebagai pengisi tablet, terkadang sorbitol dan mannitol penggunaannya dicampur untuk mengurangi biaya. Sorbitol
bersifat higroskopis menyerap air pada kelembaban lebih dari 65 dan memiliki kalori 4 kalg dan kemanisan 0,6 kali yang relatif kurang dibandingkan gula
sukrosa Lachman et al. 1994. Sorbitol cocok digunakan dalam tablet hisap yang terkikis di mulut secara
lambat. Sorbitol juga memberikan rasa dingin pada mulut, memiliki tekstur licin, dan memiliki kualitas kompresi yang baik. Selain itu sorbitol tidak bersifat
karsiogenik pada gigi dan tidak bereaksi dengan bahan aktif dalam tablet Peters
1989
Mint dan Asam sitrat. Pencita rasa atau flavor yang digunakan dalam
tablet hisap adalah mint dan asam sitrat. Rasa pedas, segar dan dingin mint dapat berasal dari senyawa peppermint L-menthol, Spearmint L-carvone, dan
eucalyptus. Pada produk farmasi seperti tablet kunyah, jumlah pecita rasa yang ditambahan serkisar antara 1-3 Gordon 2002. Asam terdapat secara alami,
baik dalam bentuk asam organik maupun anorganik Sulaeman 1990. Asam sitrat dan asam malat merupakan asam organik utama pada buah-buahan. Asam sitrat
banyak terdapat pada buah, sitrus, pear dan stroberi Fourie 1996. Asam dalam makanan berperan sebagai pembuat rasa asam dan tart taste,
serta merangsang atau meningkatkan persepsi akan senyawa pembawa rasa yang lain dalam makanan Fennema 1996. Fungsi lain adalah sebagai penegas rasa
yang lain dalam makanan. Fungsi lainnya adalah sebagai penegas rasa dan warna, mempermudah proses pengolahan, bersifat sinergis terhadap antioksidan
Winarno 2002. Zat yang bersifat sinergis terhadap antioksidan dapat membantu meningkatkan atau mempertahankan kerja antioksidan. Walaupun asam sitrat
mudah terurai karena panas. Produk uraian tersebut juga dapat berperan sebagai sinergis suatu antioksidan. Asam sitrat merupakan salah satu bahan yang termasuk
aman atau Generally Recognized as Safe GRAS Fennema 1996
Magnesium stearat dan talk. Magnesium stearat berperan sebagai
pelumas dalam pembuatan tablet. Penggunaanya ditujukan untuk mengurangi gesekan antara dinding tablet dan dinding pencetak tablet, pada saat tablet ditekan
keluar. Pelumas yang banyak digunakan adalah asam stearat, garam-garam asam stearat dan derivat-derivatnya. Bentuk garam stearat yang banyak dipakai adalah
kalsium dan magnesium stearat Lachman et.al 1994. Selain magnesium stearat, pelumas atau pelincir yang digunakan dalam pembuatan tablet hisap adalah talk.
Penambahan talk pada konsentrasi diatas 0,25 dapat meningkatkan aliran granulasi Peters 1989.
Aerosil. Aerosil merupakan bahan yang berfungsi sebagai pelincir
sekaligus adsorben pada pembuatan tablet. Pelincir berfungsi untuk melancarkan masuk dan keluarnya bahan pada die tempat cetakan tablet sehingga banyak
bahan yang masuk seragam serta berat tablet cetakan pertama dan seterusnya tetap sama. Sebagai adsorben, aerosil dapat mengikat dan mempertahankan bahan yang
agak basahcair tanpa membuat tablet menjadi basah. Adsorben biasanya ditambahkan pada bahan aktif yang basah atau berminyak seperti vitamin E
sebelum dicampur dengan bahan lainnya Peck et al. 1989.
2.5 Suplemen Makanan