secara teratur akan mencegah terjadinya anemia kurang darah. Spirulina juga mengandung antioksidan selenium, vitamin E, enzim SOD yang dapat
memperkecil resiko kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas Adam 2005. Banyaknya khasiat dan manfaat Spirulina bagi kesehatan, serta masih
rendahnya konsumsi Spirulina oleh masyarakat menginspirasi untuk mencari bentuk sediaan yang mudah dikonsumsi, mudah dibawa, disukai, dan dapat
digunakan sewaktu-waktu. Dewasa ini, Spirulina telah dikomersialkan sebagai suplemen dalam bentuk kapsul dengan harga yang relatif mahal dan kurang
terjangkau di masyarakat. Selain itu bentuk sediaan kapsul identik dengan obat sehingga tidak disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa. Oleh sebab itu perlu
adanya alternatif baru agar Spirulina dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat, salah satunya dengan memanfaatkan Spirulina dalam bentuk sediaan
tablet hisap. Tablet merupakan bentuk sediaan yang praktis, banyak ditemui, mudah
dibawa dan diproduksi serta lebih aman dari penambahan bahan-bahan kimia lainnya. Tablet hisap troches dan lozenges merupakan bentuk dari tablet yang
dimaksudkan untuk pemakaian dalam rongga mulut. Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan menggabungkan obat atau bahan aktif seperti antibiotik,
antiseptik, analgesik, atau bahkan vitamin, yang diinginkan dalam suatu bahan dasar kembang gula yang keras dan beraroma menarik. Tablet hisap dirancang
agar tidak mengalami kehancuran dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam jangka waktu kurang dari 30 menit Lachman et al. 1994.
Penggunaan bahan tambahan excipient dalam tablet hisap akan mempengaruhi karakteristik tablet hisap, untuk itu perlu dicari formulasi tablet hisap yang tepat
dengan bahan utama Spirulina platensis.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menentukan formulasi tablet hisap Spirulina terbaik berdasarkan pengujian fisik dan uji hedonik tablet.
Membandingkan karakteristik kimiawi Spirulina komersial dan Spirulina hasil kultivasi. Membandingkan karakteristik kimiawi tablet hisap berbahan baku
Spirulina komersial dan Spirulina hasil kultivasi.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spirulina platensis
Spirulina adalah organisme mikroskopis yang termasuk kelompok alga hijau biru cyanobacteria. Kelompok alga ini memiliki bentuk tubuh spiral. Alga
ini dalam koloni yang besar berwarna hijau tua. Warna hijau tua ini berasal dari klorofil dalam jumlah tinggi. Secara taksonomi Spirulina dapat diklasifikasikan
sebagai berikut Garrity et al. 2001:
Kingdom : Bacteria
Filum : Cyanobacteria
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Oscillatoriaceae
Genus : Spirulina
Gambar 1 Spirulina platensis
Henrikson 2009.
Alga hijau biru ini dapat dimanfaatkan sebagai makanan, pakan, suplemen, dan pangan fungsional. Spirulina mudah dicerna karena memiliki lapisan berupa
membran tipis yang mudah dicerna. Membran tersebut merupakan gugus gula yang mudah dicerna dan diserap. Alga ini sangat bermanfaat walaupun
dikonsumsi dalam jumlah sedikit Tietze 2004. Selain itu, Spirulina menunjukkan efektifitas dalam penyembuhan dan pencegahan berbagai penyakit
seperti kanker, diabetes, obesitas, asma, tekanan darah tinggi, infeksi, peradangan, dan berbagai penyakit degeneratif Adam 2005.
Selain Spirulina, mikroalga jenis Chlorella, Dunaliella, dan lainnya juga memegang peranan penting dalam perairan, karena mikroorganisme air
fotosintetik bersel tunggal tersebut menunjukkan kandungan protein yang tinggi. Komposisi biokimia beberapa mikroalga disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi kimia beberapa jenis mikroalga berat kering Jenis Mikroalga
Protein Karbohidrat
Lemak Chlorella
51-58 12-17
14-22 Dunaliella
57 32
6 Porphyridium
28-39 40-57
9-14 Scenedesmus
50-56 10-17
12-14 Spirulina
60-71 13-16
6-7
Sumber: Spolaroe et al. 2006
Spirulina memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, terutama protein dan vitamin sehingga Spirulina dapat dimanfaatkan sebagai protein sel tunggal
Susanna et al. 2007. Kandungan Spirulina bervariasi dari 50 hingga 70 dari berat keringnya. Spirulina mengandung 4-7 lipid atau lemak dan sebagian besar
dalam bentuk asam lemak esensial. Setiap 10 gram Spirulina mengandung 225 mg asam lemak esensial dalam bentuk linoleat dan Gamma Linolenic Acid GLA
Henrikson 2009. Karakteristik ini menyebabkan Spirulina tidak membutuhkan proses pengolahan khusus Richmond 1988.
Kandungan vitamin pada Spirulina cukup tinggi terutama vitamin B
12
serta mengandung asam amino yang cukup lengkap. Kandungan vitamin B
12
Spirulina lebih dari 300µg per 100 g Spirulina. Vitamin B
12
sangat berperan bagi tubuh. Kekurangan vitamin B
12
menyebabkan anemia pernisiosa, degenerasi syaraf, dan lain-lain Tietze 2004. Alga ini kaya akan Gamma-Linolenic Acid
GLA, Alpha-Linolenic Acid ALA, Linolenic Acid LA, Stearidonic Acid SDA, Aicosa Pentalenic Acid EPA, Decosa Hexaenoic Acid DHA, dan
Arachidonic Acid AA. Vitamin yang terkandung pada Spirulina adalah B
1
, B
2
, B
3
, B
6
, B
9
, vitamin C, vitamin D, vitamin E. Alga ini mengandung potassium, kalsium, krom, tembaga, besi, magnesium, mangan, fosfor, selenium, sodium, dan
seng Henrikson 2009. Kandungan mineral Spirulina disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Kandungan mineral Spirulina Komposisi
Jumlah Mineral per 1gr Spirulina
Kalsium 7 mg
Iron 1 mg
Magnesium 4 mg
Sodium 9 mg
Potassium 14 mg
Fosfor 9 mg
Zinc 0,03 mg
Mangan 0,05 mg
Copper 12 mcg
Chromium 2.5 mcg
Sumber: Farms 1995 dalam Henrikson 2009
2.2 Kultivasi Spirulina