Penggunaan Citra ALOS PALSAR untuk Identifikasi Tutupan Lahan

standar kelas penutupan lahan untuk kepentingan di Departemen Kehutanan Baplan 2008, yaitu 1 hutan primer, 2 hutan sekunder, 3 hutan rawa primer, 4 hutan rawa sekunder, 5 hutan mangrove primer, 6 hutan mangrove sekunder, 7 semakbelukar, 8 belukar rawa, 9 rumput, 10 hutan tanaman, 11 perkebunan, 12 pertanian lahan kering, 13 pertanian lahan kering campur, 14 sawah, 15 tambak, 16 tanah terbukakosong, 17 pertambangan, 18 pemukiman, 19 transmigrasi, 20 bandara, 21 rawa, 22 air dan 23 awan.

2.5 Penggunaan Citra ALOS PALSAR untuk Identifikasi Tutupan Lahan

Penelitian mengenai identifikasi tutupan lahan menggunakan citra ALOS PALSAR telah dilakukan sebelumnya. Hendrayanti 2008 dalam penelitiannya menggunakan citra komposit HH-HV-HH resolusi 200 m di Pulau Jawa mampu mengidentifikasi obyek ke dalam 4 kelas penutupan lahan yaitu: tubuh air, lahan pertanian, hutan atau vegetasi biomassa rendah dan hutan atau vegetasi biomassa tinggi. Riswanto 2009 menggunakan citra komposit yang sama, yaitu HH-HV- HH resolusi 200 m di Pulau Kalimantan mampu mengidentifikasi obyek ke dalam 4 kelas tutupan lahan, yaitu: badan air, vegetasi jarang, vegetasi sedang dan vegetasi rapat. Pada penelitian Bainnaura 2010 dengan menggunakan citra komposit HH- HV-HHHV resolusi 50 m di Kabupaten Bogor dan Sukabumi mampu mengidentifikasi adanya 12 kelas tutupan lahan, yaitu: badan air, bandara, hutan lahan kering, kebun campuran, perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, perkebunan teh, pertanian lahan kering, perumahan, sawah, semak belukar dan tanah terbuka sedangkan Puminda 2010 pada Propinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan menggunakan citra komposit yang sama HH-HV-HHHV mampu mengklasifikasikan obyek dalam 8 kelas, yaitu badan air, hutan tanaman pinus, kebun campuran, pertanian lahan kering, hutan tanaman jati, lahan terbangun, sawah dan kebun kelapa. Hasil penelitian Radityo 2010 menggunakan citra komposit HH-HV-HHHV resolusi 50 m di Pulau Kalimantan terdapat 8 obyek penutupan lahan yang mampu dibedakan, yaitu: badan air, lahan terbuka, lahan terbangun, belukar rawa, hutan mangrove, pertaniankebun campuransemak, perkebunan sawit dan hutan. Hasil penelitian Rahman dan Sumantyo 2008 dengan menggunakan citra komposit VV-VH-HV resolusi 12,5 m di Chittagong Selatan, Bangladesh mampu mengidentifikasi adanya 8 kelas tutupan lahan yaitu hutan evergreen dan semi evergreen forest, pohon dengan berbagai spesies Dipterocarpus turbinatus, Syszygium grande, Artocarpus chaplasha, kebun campuran, tumbuhan kecil rumput, bibit pohon, pohon muda dan bambu, pemukiman, lahan terbuka, tambak dan badan air. Hasil penelitian Sim et al 2009 dengan menggunakan citra komposit HH- HV-HH+HV resolusi 12,5 m di Pulau Penang, Malaysia mampu mengidentifikasi 3 kelas tutupan lahan, yaitu hutan, badan air dan perkotaan. Pada penelitian Sheoran et al 2009 dengan menggunakan citra komposit VV-VH-HV RGB resolusi 12,5 m di pusat lembah California mampu mengidentifikasikan 4 kelas penggunaan lahan, yaitu badamalmond Prunus dulcis Mill. D. A. Webb, kapas Gossypium spp., lahan waktu berakosong dan alfalfa Medicago sativa. BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Dokumen yang terkait

Pendugaan biomassa atas permukaan pada tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) menggunakan citra alos palsar resolusi spasial 50 M dan 12,5 M (studi kasus di KPH Banyumas Barat)

0 3 69

Evaluasi penafsiran citra alos palsar resolusi 12,5 m slope corrected dan 50 meter dengan menggunakan metode manual dan digital dalam identifikasi penutupan lahan (studi kasus di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi)

3 16 93

Perbandingan penafsiran visual antara Citra Alos Palsar Resolusi 50 m dengan Citra Landsat Resolusi 30 m dalam mengidentifikasi penutupan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur)

0 5 180

Penyusunan model pendugaan dan pemetaan biomassa permukaan pada tegakan jati (Tectona grandis Linn F) menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M dan 12,5 M (Studi kasus: KPH Kebonharjo perhutani unit 1 Jawa Tengah)

1 8 165

Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

3 12 72

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Aplikasi Citra ALOS PALSAR Multiwaktu Resolusi 50 m dalam Identifikasi Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

0 2 136

Pendugaan biomassa tegakan jati menggunakan citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 M dan 50 M dengan peubah backscatter, umur, dan tinggi pohon (Kasus KPH Kebonharjo PERUM PERHUTANI UNIT I Jawa Tengah

0 2 128

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70