2. Adaptive filtering: biasanya bersifat lokal dan mempertimbangkan keadaan
lokal dari setiap pikselnya, biasanya menggunakan kernel berukuran tertentu misal 3x3 atau 11x11, contohnya adalah Frost, Lee, Map Gamma, Mean,
Median dan Modus. Frost, Lee dan Gamma sesuai untuk citra SAR karena nilai tengah tidak berubah, hanya saja sesuai dengan ukuran filternya, makin besar
ukuran filter maka nilai standar deviasinya akan makin berkurang JICA dan Fakultas Kehutanan IPB 2011.
Ketika citra SAR dihilangkan spekle-nya, biasanya batas antar obyek menjadi agak kabur oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan tepi edge
enhancemen dengan teknik filtering. Dalam citra SAR, teknik ini juga digunakan untuk segmentasi dan klasifikasi.
2.2 ALOS PALSAR
JAXA 2006 menjelaskan bahwa satelit ALOS Advance Land Observing Satellite adalah satelit milik Jepang yang diluncurkan pada tahun 2006
menggunakan roket H-II dan didesain untuk dapat beroperasi selama 3-5 tahun. Satelit ALOS merupakan generasi lanjutan dari JERS-1 the Japanese Earth
Resource Satellite-1 dan ADEOS the Advance Earth Observing Satellite yang dilengkapi dengan teknologi yang lebih maju. Karakteristik satelit ALOS
disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik satelit ALOS
Data Keterangan Waktu Peluncuran
24 Januari 2006 pukul10:33 JTS Japan Standart Time Alat Peluncur
Roket H-IIA Lokasi
Pusat Ruang Angkasa Tanegashima Badan Utama : 6,2 m x 3,5 m x 4,0 m
Bentuk Solar Array Paddle : 3,1 m x 22,2 m
Antena PALSAR : 8,9 m x 3,1 m Berat 4.000
kg Orbit
Sun-Synchronous SubrecurrentRecurrent, periode pengulangan : 46 hari
Altitude Sekitar 700 km
Inklinasi Sekitar 98 degrees
Periode Sekitar 99 menit
Pengaturan Letak Three-axis stabilization High accuracy attitude control
orbit determination function Sumber: JAXA 2006
ALOS dilengkapi dengan tiga instrumen penginderaan jauh yaitu: a. PRISM Pancrhomatik Remote-sensing Instrument Stereo Mapping
Sensor ini memancarkan gelombang pankromatik dengan resolusi spasial 2,5 meter. PRISM memiliki sistem optis yang memungkinkan data dapat direkam
pada saat yang bersamaan, yaitu melalui mode observasi dari arah nadir, depan, dan belakang. Dengan kemampuan seperti ini dimungkinkan untuk membangun
data tiga dimensi 3D. b. AVNIR-2 Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type-2
Sensor optik ini dilengkapi dengan kemampuan khusus yang memungkinkan satelit dapat melakukan observasi tidak hanya pada arah tegak
lurus lintasan satelit, tetapi juga beroperasi dengan sudut observasi pointing angle hingga ±44º. Kemampuan ini diharapkan dapat membantu dalam
pemantauan kondisi suatu area yang diinginkan. Sensor ini dapat dimanfaatkan dalam penyusunan peta penggunaan lahan atau peta vegetasi terutama
menggunakan cahaya tampak visible dan infra merah dekat near infrared. c. PALSAR Phased-Array type L-band Synthetic Aperture Radar
PALSAR merupakan sensor gelombang mikro aktif menggunakan frekuensi L-band. Sensor ini memberikan kinerja yang lebih tinggi daripada sensor SAR
Synthetic Aperature Radar pada satelit JERS-1. Hal ini memungkinkan instrumen PALSAR untuk melakukan pengamatan yang bebas dari tutupan awan
pada siang atau malam hari. Melalui salah satu mode observasinya, yaitu ScanSAR, sensor ini
memungkinkan untuk melakukan pengamatan permukaan bumi dengan cakupan area yang cukup luas yaitu 250 hingga 350 km. Prinsip geometri dari PALSAR
disajikan pada Gambar 2 sedangkan karakteristik PALSAR disajikan pada Tabel 2.
Sumber: JAXA 2006
Gambar 2 Prinsip geometri PALSAR. Tabel 2 Karakteristik utama PALSAR
Mode Fine ScanSAR
Polarimetric Center Frequency
1270MHzL-band Bandwidth
28MHz 14MHz 14,28MHz 14MHz
Polarization HH or
VV HH+HV
or VV+VH
HH or VV HH+HV+VH+VV
Incidence angle 8 -60deg.
8 -60deg. 18 -43deg.
8 -30deg. Range Resolution
7 -44m 14 -88m
100m 24 -89m
Swath 40 -70km
40 -70km 250 -350km
20 -65km Quantization
5bits 5bits
5bits 3 or 5bits
Date Rate 240 Mbps
240Mbps 120Mbps,
240Mbps 240 Mbps
Sumber: ERSDAC 2006
2.3 Resolusi Spasial