49
menggunakan cahaya normal dan cahaya lampu neon, sedangkan vitamin C yang terdapat  pada  susu  dengan  penyimpanan  gelap  cenderung  lebih  stabil.  Kondisi
penyimpanan  sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi  sedapat  mungkin  meminimalis kontak dengan udara dan cahaya dengan menggunakan kemasan sekunder berupa
kardus  untuk  melindungi  kemasan  primer  dari  sari  buah  rambutan  yang menggunakan  gelas  bening  dari  bahan  polypropylene  PP  dan  dikemas  dengan
system laminasi menggunakan plastik polyethylene PE.
4.2.1.2. Karakteristik fisik
Karakteristik  fisik  dilakukan  dengan  beberapa  analisa  yaitu  kejernihan T, viskositas cP, pH, dan total padatan terlarut  TPT
o
Briks.    Kejernihan T  merupakan  salah  satu  karakteristik  sari  buah  yang  dipengaruhi  oleh
kekeruhan  dan  warna,  serta  dianalisa  dengan  menggunakan  spektrofotometri. Prinsip  kerja  spektrofotometri  berdasarkan  hukum  lambert  beer,  bila  cahaya
monokromatik I
o
melalui suatu media larutan ,maka sebagian cahaya tersebut diserao  I
a
,  sebagian  dipantulkan  I
r
,  dan  sebagian  lagi  dipancarkan  I
o
. Transmitans  T  adalah  perbandingan  intensitas  cahaya  yang  ditransmisikan
ketika  melewati  sampel  I
t
dengan  intensitas  cahaya  mula-mula  sebelum melewati sampel I
o
.    adalah absorpsi molar atau koefisien molar yang nilainya dipengaruhi  oleh  sifat-sifat  khas  dari  materi  yang  diradiasi.  Pada  penelitian  ini
kejernihan  diukur  dengan  cara  nefelometri  yaitu  pengukuran  berdasarkan  sinar yang  dihamburkan  atau  dibelokkan  oleh  adanya  butir-butir  partikel  yang
terdispersi dalam larutan Johannes, 1973. Viskositas  merupakan  sifat  fisika  yang  pengukurannya  dapat  dilakukan
dalam  pengujian  bahan  pangan,  nilai  pangan  dikatakan  viskos  jika  nilai viskositasnya  tinggi  dan  sebaliknya  dikatakan  encer  jika  nilai  viskositasnya
rendah.  Menurut  deMan  1997  untuk  cairan  Newton,  sudah  cukup  mengukur nisbah  tekanan  geser  kemudian  berdasarkan  hasil  ini  viskositas  dapat  dihitung.
Pengukuran viskositas dapat dilakukan dengan menggunakan viskometer. Total  padatan  terlarut  adalah  total  padatan  yang  terlarut  dari  seluruh
komponen yang ada yaitu asam sitrat, asam malat, asam tartarat, asam, dan gula. Penentuan  total  padatan  terlarut  sari  buah  rambutan  dilakukan  dengan
50
menggunakan  hand  refraktometer.  Satu  tetes  sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi diteteskan  ditengah  kaca  contoh  pada  hand  refraktometer  dan  tunggu  beberapa
saat,  nilai  besar  total  padatan  terlarut  dengan  satuan  °Brix  akan  segera  muncul secara otomatis.
Nilai pH adalah salah satu indikator yang penting dalam prinsip pengawetan bahan  pangan.  Untuk  menentukan  berapa  derajat  keasaman  suatu  larutan  atau
bahan digunakan adalah pH meter.
Kejernihan
Hasil  analisis  keragaman  menunjukkan  bahwa  interaksi  antara  perlakuan pengkondisian  pH,  pengawet  dan  zat  penstabil  berpengaruh  nyata  pada  taraf  5
terhadap  kejernihan  sari  buah  rambutan  pada  penyimpanan  hari  ke-1  dan  ke-7. Pada  penyimpanan  selanjutnya  menunjukkan  pengaruh  yang  tidak  nyata.   Pada
penyimpanan  hari  ke-14  dan  hari  ke-60  terdapat  pengaruh  yang  nyata  pada  taraf 5 untuk interaksi antara faktor perlakuan pengawet dan zat penstabil.  Pengaruh
yang nyata pada taraf 5 dari faktor perlakuan  pengkondisian pH dan  pengawet juga ditemukan pada penyimpanan hari ke-30 dan ke-60.
Pada  penyimpanan  hari  ke-1  uji  lanjut  tukey  menunjukkan  bahwa  ada beberapa perlakuan yang berbeda, demikian pula dengan penyimpanan hari ke-2.
Uji  lanjut  terhadap  interaksi  faktor   perlakuan  pengawet  dan  zat  penstabil menunjukkan bahwa perlakuan penambahan pengawet dan penambahan penstabil
tidak  berbeda  dengan  perlakuan  penambahan  pengawet  tetapi  berbeda  dengan perlakuan  kontrol  dan  perlakuan  penambahan  penambahan  penstabil.  Hasil  uji
lanjut  tukey  pada  penyimpanan  hari  ke-30  menunjukkan  interaksi  faktor pengkondisian  pH  dan  pengawet  pada  masing  masing  perlakuan  tidak  berbeda
satu  sama  lain.   Selanjutnya  pada  penyimpanan  hari  ke-60  interaksi  perlakuan penstabil  dan  pengawet  menunjukkan  perbedaan  viskositas  pada  beberapa
perlakuan seperti yang disajikan pada Lampiran 3.3.1-3.3.6 Hasil analisis keragaman untuk melihat kejernihan sari buah rambutan tanpa
filtrasi selama  penyimpanan  menunjukkan  bahwa selama penyimpanan  tidak  ada pengaruh  yang  nyata  terhadap  kejernihan  sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi.
Lampiran 3.3.7, hasil pengukuran kejernihan disajikan pada Gambar 12.
51
A1B1C1 2,45 BC
1,64 AB A1B1C2
2,786 DE 2,45 BC
2,21ns 2,72ns
3,23ns 2,37ns
A1B2C1 2,893 DE
1,97 C 2,50ns
1,97ns 2,51ns
2,63ns A1B2C2
2,66 CD 1,17 A
2,26ns 2,02ns
3,00ns 2,38ns
A2B1C1 2,00 BC
2,00 AB 1,92ns
1,73ns 2,17ns
1,97ns A2B1C2
2,16 A 2,16 ABC
2,26ns 2,41ns
1,86ns 2,23ns
A2B2C1 2,20 AB
2,20 BC 2,26ns
2,54ns 2,21ns
2,81ns A2B2C2
3,00E 3,00C
3,08ns 3,76ns
3,10ns 3,27ns
Gambar  12.   Grafik  Persentase  Kejernihan  Pada  Sari  Buah  Rambutan   Dengan Berbagai Perlakuan
Keterangan : A1B1C1 =  Kontrol rusak pada penyimpanan hari ke -14
A1B1C2 =  Pengkondisian pH asam sitrat 1 g l A1B2C1 =  Penambahan pengawet natrium benzoat 0,25 gl + kaliu m sorbat 0,25 gl
A1B2C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl  dan  penambahan  pengawet  natrium
benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl A2B1C1 =  Penambahan zat penstabil  karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
A2B1C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl  dan  penambahan  zat  penstabil karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
A2B2C1  =  Penambahan  zat  penstabil  karagenan  1,25  gkg  +  CMC  1,25  g  l  + penambahan pengawet  natrium benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl
A2B2C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl,  penambahan  pengawet  natrium benzoat  0,25  gl  +  kalium  sorbat  0,25  gl  dan  penambahan  zat  penstabil
karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
Kejernihan  T  sari  buah  rambutan  bervariasi  dari  1,17  T  sampai 3,76 T.  Tingkat kejernihan yang terendah atau kekeruhan yang tertinggi  untuk
sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi  diperoleh  pada  perlakuan  penambahan  zat
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00
ke-1 ke-7
ke-14 ke-30
ke-60 ke-90
kejernihan T
Penyimpanan A1B1C1
A1B1C2 A1B2C1
A1B2C2
52
penstabil  khususnya  pada  penyimpanan  hari  ke1,  ke-14,  ke-30  dan  ke-90  yaitu 2T,  1,92T,  1,73T,  dan  1,97T.  Pada  penyimpanan  hari  ke-7  kejernihan
yang  terendah  diperoleh  dari  perlakuan  pengkondisian  pH  +  penambahan  zat penstabil  yaitu  1,17T.  Pada  penyimpanan  hari  ke-90  kejernihan  terendah
diperoleh  dari  perlakuan  penambahan  pengkondisian  pH  dan  penambahan  zat penstabil yaitu 1,86T.
Cahaya  yang  mengenai  mikroorganisme  di  dalam  sampel  suspensi  akan dihamburkan, sedangkan cahaya yang lolos diteruskan setelah melewati sampel
akan  tercatat  sebagai  persen  transmitans,  sehingga  semakin  sedikit  jumlah  di dalam suspensi,  makin  besar  intensitas  cahaya yang lolos, dan  makin tinggi pula
persen  transmitans  yang  tercatat.  Salah  satu  faktor  yang  berpengaruh  terhadap kejernihan  adalah  kekeruhan.  Menurut  Amerine  et  al.,  1965,  kekeruhan  adalah
hamburan  kesamping  yang  disebabkan  oleh  partikel-partikel  yang  terdispersi  di dalam minuman buah yang disebabkan oleh efek tyndall.
Pada  penelitian  ini  tingkat  kejernihan  T  yang  terendah  atau  kekeruhan yang  tertinggi  adalah  karakteristik  mutu  yang  paling  diinginkan  sesuai  dengan
asumsi warna yang  melekat  pada  buah  rambutan  yang  kemudian  diolah  jadi  sari buah  rambutan.  Menurut  johannes  1973,  penampakan  keruh  pada  sari  buah
keruh  dipengaruhi  oleh  kestabilan  suspensinya.   Upaya  untuk  mempertahankan sistem  dispersi  tersebut  dengan  menambah  zat  penstabil  yang  bertujuan  untuk
mengurangimenghilangkan kecendrungan
penggabungan partikel
dan pengendapan.   Zat penstabil yang  dapat ditambahkan  yaitu  hidrokoloid  misalnya
CMC. Pengukuran  kejernihan  untuk  sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi  dilakukan
untuk  mengetahui  kemampuan  penstabil  yang  digunakan.  Menurut  Mudjisihono et  al.,  1999,  bahwa  maksud  pengukuran  tingkat  kejernihan  ini  adalah  untuk
mengetahui kemampuan zat penstabil dalam menahan padatan yang ada pada sari buah  salak.   Makin  rendah  kejernihannya  berarti  jumlah  padatan  yang  tertahan
makin banyak atau kemampuan penahannya makin besar. Penambahan  karagenan  1,25  gl  +  carboksimetilselulosa  CMC  1,25  gl
pada  sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi  menunjukkan  stabilitas  suspensi  yang diinginkan.  Menurut  Pujimulyani  2009,  bahwa  penambahan  koloid  bersifat
53
melindungi  koloid  yang  dapat  melapisi  seluruh  partikel  padatan  sehingga mencegah  terjadinya  penggabungan  partikel-partikel  yang  terdispersi,  sehingga
suspensi  stabil.   Lebih  lanjut  dikemukakan  bahwa  pada  sari  buah  keruh  perlu dilakukan pencegahan proses penjernihan secara spontan.
Viscositas
Hasil  analisis  keragaman  menunjukkan  bahwa  interaksi  antara  perlakuan pengkondisian pH, pengawet dan zat penstabil berpengaruh   tidak nyata terhadap
viskositas  sari  buah  rambutan  selama  penyimpanan.  Pengaruh  yang  nyata  pada taraf 5 untuk interaksi antara faktor pengkondisian pH dan penstabil ditemukan
pada penyimpanan hari ke-1 dan ke-7 sedangkan untuk interaksi faktor pengawet dan  penstabil  berpengaruh  nyata  pada  taraf  5.   Uji  lanjut  tukey  menunjukkan
bahwa  pada  penyimpanan  hari  ke-1  dan  ke-7  perlakuan  kontrol  dan  perlakuan penambahan  penstabil  tidak  menunjukkan  perbedaan,  tetapi  berbeda  dengan
perlakuan pengkondisian pH + penambahan penstabil dan perlakuan penambahan pH Lampiran 3.4.1-3.4.6.
Hasil uji lanjut BNT dilakukan untuk melihat viskositas saribuah rambutan tanpa filtrasi selama penyimpanan setelah hasil analisis keragaman  menunjukkan
pengaruh  hari  penyimpanan  terhadap  nilai  pH  yang  sangat  nyata  pada  taraf  1. Hasilnya  menunjukkan  bahwa  hanya pada  penyimpanan  hari  ke-1  viskositas  sari
buah rambutan berbeda sangat nyata pada taraf 1 dengan penyimpanan hari ke- 7, ke-14, ke-30, ke-60 dan ke-90, disajikan pada Lampiran 3.4.7.
Viskositas  sari  buah   rambutan  yang  dihasilkan  bervariasi  antara  68  cp sampai  8  cp.  Tingkat  viskositas  yang  tertinggi  adalah  kualitas  yang  diinginkan
untuk  sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi  yang  diperoleh  pada  sari  buah  dengan perlakuan penambahan zat penstabil + penambahan pengawet pada penyimpanan
hari ke-1, ke-7, dan ke-60 yaitu masing-masing sebesar 68 cp, 32 cp dan 21,33 cp. Viskositas  yang  tertinggi  juga  diperoleh  sari  buah  rambutan  dengan  perlakuan
pengkondisian pH  + penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke-14 dan hari ke-60 yaitu 34,66 cp dan 21,33 cp demikian pula sari buah dengan perlakuan
pengkondisian  pH  +  penambahan  pengawet  +  penambahan  zat  penstabil  pada penyimpanan  hari  ke  30  yaitu  dengan  viskositas  sebesar  24  cp.  Selanjutnya
54
viskositas  yang  tertinggi  juga  diperoleh  dari  perlakuan  dengan  perlakuan penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke-30, ke-60 dan ke-90 yaitu 24
cp, 21,33 cp dan 22,67 cp seperti yang disajikan pada Gambar 13.
Gambar 13.    Grafik Viskositas cp pada Sari Buah Rambutan   dengan berbagai perlakuan
Keterangan : A1B1C1 =  Kontrol rusak pada penyimpanan hari ke -14
A1B1C2 =  Pengkondisian pH asam sitrat 1 gl A1B2C1 =  Penambahan pengawet natrium benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl
A1B2C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl  dan  penambahan  pengawet  natrium
benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl A2B1C1 =  Penambahan zat penstabil karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
A2B1C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl  dan  penambahan  zat  penstabil karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
A2B2C1  =  Penambahan  zat  penstabil  karagenan  1,25  gkg  +  CMC  1,25  g  l  + penambahan pengawet  natrium benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl
A2B2C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl,  penambahan  pengawet  natrium benzoat  0,25  gl  +  kalium  sorbat  0,25  gl  dan  penambahan  zat  penstabil
karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
Penurunan  viskositas  terjadi  pada  sari  buah  rambutan  seiring  dengan  lama penyimpanan  seperti  yang  disajikan  pada  Gambar  13,  selama  90  hari
penyimpanan.   Faktor  yang  berpengaruh  terhadap  stabilitas`sari  buah  selama penyimpanan,  khususnya  untuk  viskositas  sari  buah  rambutan  sangat  tergantung
pada sifat zat penstabil yang digunakan. Menurut Furia 1972, bahwa karagenan dan  gel  cukup  stabil  pada  kisaran  pH  yang  luas  pada  penyimpanan  suhu  kamar
atau yang lebih rendah, tetapi mudah rusak dibawah kondisi pH yang rendah dan suhu  tinggi.  Lebih  lanjut dijelaskan  bahwa viskositas  larutan  yang  menggunakan
5.00 15.00
25.00 35.00
45.00 55.00
65.00 75.00
ke-1 ke-7
ke-14 ke-30
ke-60 ke-90
Viscositas cp
Penyimpanan hari
A1B1C1 A1B1C2
A1B2C1 A1B2C2
A2B1C1 A2B1C2
A2B2C1 A2B2C2
55
carboxilmetilcellulosa CMC akan berkurang dibawah pH 5, dan dibawah pH 2-3 kelarutan dari carboxilmetilcellulosa CMC dapat dipercepat.
pH
Hasil  analisis  keragaman  menunjukkan  bahwa  interaksi  perlakuan pengkondisian  pH,  pengawet  dan  penstabil  memberikan  pengaruh  yang  nyata
pada  taraf  5  untuk  analisa  pada  penyimpanan  hari  ke-1  dan  ke-7  tetapi  tidak untuk penyimpanan hari selanjutnya.   Pada penyimpanan hari ke-14 pengaruhnya
hanya  ditemukan  pada  masing-masing  faktor  perlakuan.  Pada  penyimpanan  hari ke-30  ditemukan  pengaruh  yang   nyata  pada  taraf  5  dari  faktor  perlakuan
penstabil demikian pula pada penyimpanan hari ke-60 hanya ditemukan pengaruh yang nyata pada faktor pengkondisian pH dan penstabil secara terpisah.  Hasil uji
lanjut  tukey  menunjukkan  bahwa  terdapat  pengaruh  yang  berbeda  dari  beberapa perlakuan  pada  penyimpanan  hari  ke-1,  sedangkan  pada  penyimpanan  hari  ke-7,
terutama untuk perlakuan dengan pengkondisian pH   memberikan pengaruh yang berbeda  dengan  perlakuan  tanpa  pengkondisian  pH  seperti  yang  disajikan  pada
Lampiran 3.5.1-3.5.6 Hasil uji lanjut BNT dilakukan untuk melihat nilai pH selama penyimpanan
setelah  hasil  analisis  keragaman  menunjukkan  pengaruh  hari  penyimpanan terhadap nilai pH yang sangat nyata pada taraf 1.  Hasilnya menunjukkan bahwa
hanya pada penyimpanan hari ke-1 kadar pH berbeda sangat nyata pada taraf 1 dengan  penyimpanan  hari  ke-60.  Demikian  pula  dengan  penyimpanan  hari  ke-7
berbeda  sangat  nyata  pada  taraf  1  dengan  penyimpanan  hari  ke-60,  dan selengkapnya disajikan pada lampiran 3.5.7.
Nilai pH sari buah rambutan tanpa filtrasi berkisar antara 4,5 sampai 3,3. pH sari  buah  yang  terendah  diperoleh  pada  perlakuan  pengkondisian  pH  pada
penyimpanan hari ke-1, ke-7, ke-14, ke-30 dan ke-90 yaitu 3,3., 3,5., 3,5., 3,5 dan 3,5.  Pada  penyimpanan  hari  ke-7  dan  hari  ke-60  nilai  pH  untuk  perlakuan
penambahan  pengawet  +  pengkondisian  pH  menunjukkan  nilai  yeng  terendah yaitu  3,5  dan  4,1.,  demikian  pula  pada  perlakuan  pengkondisian  pH  +
penambahan  zat  penstabil  dan  perlakuan  pengkondisian  pH  +  penambahan
56
pengawet + penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke-7 dengan pH 3,5 seperti yang disajikan pada Gambar 14.
A1B1C1 4,5E
4,4 A1B1C2
3,3A 3,5B
3,5ns 3,5ns
4,0ns 3,5ns
A1B2C1 4,2C
4,2A 4,2ns
4,1ns 4,6ns
4,2ns A1B2C2
3,4DA 3,5B
3,7ns 3,6ns
4,1ns 3,7ns
A2B1C1 4,3CD
4,2A 4,4ns
3,9ns 4,7ns
4,0ns A2B1C2
3,4A 3,5B
3,8ns 3,7ns
4,2ns 4,0ns
A2B2C1 4,4D
4,4A 4,5ns
4,5ns 4,7ns
4,6ns A2B2C2
3,5B 3,5B
3,9ns 3,9ns
4,3ns 3,8ns
Gambar 14.   Grafik Pengukuran pH pada Sari Buah Rambutan  dengan berbagai perlakuan
Keterangan : A1B1C1 =  Kontrol rusak pada penyimpanan hari ke -14
A1B1C2 =  Pengkondisian pH asam sitrat 1 g l A1B2C1 =  Penambahan pengawet natrium benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl
A1B2C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl  dan  penambahan  pengawet  natrium
benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl A2B1C1 =  Penambahan zat penstabil  karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
A2B1C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl  dan  penambahan  zat  penstabil karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
A2B2C1  =  Penambahan  zat  penstabil  karagenan  1,25  gkg  +  CMC  1,25  g  l  + penambahan pengawet  natrium benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl
A2B2C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl,  penambahan  pengawet  natrium benzoat  0,25  gl  +  kalium  sorbat  0,25  gl  dan  penambahan  zat  penstabil
karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti tidak berbeda nyata.
2.5 3.0
3.5 4.0
4.5 5.0
ke-1 ke-7
ke-14 ke-30
ke-60 ke-90
Nilai pH
Penyimpanan hari
A1B1C1 A1B1C2
A1B2C1 A1B2C2
57
Perlakuan pengaturan pH, penambahan pengawet dan penambahan penstabil secara umum berbeda tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai
pH  sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi  pada  beberapa  hari  penyimpanan. Berdasarkan  Gambar  14  maka  dapat  diketahui  bahwa  pengukuran  nilai  pH  pada
sari  buah  rambutan  selama  3  bulan  penyimpanan  cenderung  memperlihatkan kestabilan.  Menurut  Mudjisihono  1999  bahwa  kondisi  pH  yang  relatif  stabil
selama  penyimpanan  dapat  dimengerti  karena  pengaruh  fluktuasi  pH  sudah dieliminasi  sejak  awal.   Penambahan  Na-Benzoat  sebagai  pengawet  dapat
menghambat aktivitas  mikrobia.   Molekul-molekul asam  benzoate  memiliki sifat yang  mematikan  terutama  terhadap  khamir  dan  jamur.   Asam  sitrat  biasanya
ditambahkan  pada  beberapa  produk  buah-buahan  dan  buah-buahan  untuk mengatur  pH  sampai  dibawah  4,5  dengan  tujuan  menghambat  pertumbuhan
mikroorganisme.
Total padatan terlarut TPT
Hasil  analisis  keragaman  menunjukkan  bahwa  interaksi  ketiga  perlakuan yaitu  pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl,  pengawet  dan  penstabil  memberikan
pengaruh  yang  nyata  pada  taraf  5  terhadap  total  padatan  terlarut  sari  buah rambutan  tanpa  filtrasi,  tetapi  hanya  pada  penyimpanan  hari  ke-30.   Sedangkan
pada  hari  penyimpanan  lainnya  menunjukkan  pengaruh  yang  tidak  nyata.   Pada penyimpanan hari ke-14, hari ke-30 dan hari ke-90 interaksi faktor pengawet dan
penstabil  berpengaruh  nyata  pada  taraf  5,  demikian  pula  interaksi  dari  faktor perlakuan pengkondisian pH dan penstabil ditemukan pada penyimpanan hari ke-
60  dan  90.  Selanjutnya  pada  penyimpanan  hari  ke-14  juga  ditemukan  interaksi pengaruh perlakuan  pengkondisian pH dan pengawet Lampiran 3.6.1-3.6.6.
Hasil  uji  lanjut  tukey  menunjukkan  bahwa  pada  penyimpanan  hari  ke-14 interaksi  faktor  pH  dan  pengawet  tidak  menunjukkan  perbedaan  antar  perlakuan
sedangkan  interaksi  perlakuan  pengawet  dan  pestabil  menunjukkan  perbedaan. Pada penyimpanan hari ke-30 interaksi pH, pengawet dan penstabil menunjukkan
perbedaan  antara  perlakuan  yang  satu  dengan  yang  lainnya.   Interaksi  perlakuan pengkondisian  pH  dan  penstabil  menunjukkan  perbedaan  perlakuan.   Demikian
pula  dengan  interaksi  perlakuan  pengawet  dan  penstabil  pada  penyimpanan  hari
58
ke-60  dan  hari  ke-90,  perbedaan  total  padatan  terlarut  pada  masing-masing perlakuan  terutama  disebabkan  pada  perlakuan  ada  tidaknya  penambahan  zat
penstabil. Hasil  uji  lanjut  BNT  dilakukan  untuk  melihat  nilai  TPT  selama
penyimpanan  setelah  hasil  analisis  keragaman  menunjukkan  pengaruh  hari penyimpanan  terhadap  nilai  TPT  yang  sangat  nyata  pada  taraf  1.  Hasilnya
menunjukkan  bahwa  hanya  pada  penyimpanan  hari  ke-1  dan  penyimpanan  hari ke-7  yang  tidak  menunjukkan  beda  yang  signifikan  terhadap  nilai  TPT.
Sedangkan  pada  penyimpanan  hari  lainnya  menunjukkan  pengaruh  yang  sangat nyata pada taraf 1 lampiran 3.6.7.
Nilai  total  padatan  terlarut
o
Brix  bervariasi  antara  16,7
o
Brix  sampai 18
o
Brix. Total  padatan  terlarut  yang  tertinggi  terdapat  pada  perlakuan
penambahan pengawet dan penambahan zat penstabil pada penyimpanan hari ke- 1, ke-14, ke-30, ke-60 dan ke-90 yaitu 18,0
o
Brix, 17,5
o
Brix, 18
o
Brix, 17
o
Brix dan 17,3
o
Brix.  Sedangkan  untuk  perlakuan  pengkondisian  pH  nilai  total  padatan terlarut  yang  tertinggi  terdapat  pada  penyimpanan  hari  ke-60  dan  ke-90  yaitu  17
o
Brix  dan  17,3
o
Brix.  Perlakuan  penambahan  pengawet  menunjukkan  kadar  total padatan  terlarut  yang  tertinggi  pada  penyimpanan  hari  ke-7  yaitu  17,9
o
Brix. Perlakuan  pengkondisian  pH  +  penambahan  zat  penstabil  memiliki  nilai  total
padata terlarut pada penyimpanan hari ke-60.  Selanjutnya perlakuan penambahan pengawet  +  penambahan  zat  penstabil  dan  perlakuan  pengkondisian  pH  +
penambahan  pengawet  +  penambahan  zat  penstabil  menunjukkan  nilai  total padatan terlarut tertinggi pada penyimpanan hari ke-7 dan ke-60.
Berdasarkan  Gambar  15  dapat  disimpulkan  bahwa  selama  penyimpanan terjadi  penurunan  kandungan  Total  padatan  terlarut
o
Brix.  Penurunan  total padatan terlarut sari buah rambutan selama penyimpanan diduga disebabkan oleh
adanya penguraian sukrosa oleh enzim invertase menjadi gula sederhana. Menurut Pantastico 1975, bahwa enzim invertase dapat mengubah sukrosa menjadi gula-
gula  sederhana  seperti  glukosa,  fruktosa  dan  monosakarida  lainnya.  Menurut Mudjisihono  1999,  bahwa  penurunan   total  padatan  terlarut  disebabkan  karena
turunnya  kandungan  gula  dalam  sari  buah  selama  penyimpanan.   Penurunan kandungan  gula  tersebut  karena  gula  terurai  menjadi  alcohol  dan  CO
2
dengan
59
semakin  lamanya  penyimpanan  komponen  gula  yang  terurai  semakin  banyak. Gambar 15 menyajikan grafik persentase TPT total padatan terlarut
o
Brix pada sari buah rambutan  dengan berbagai perlakuan.
A1B1C1 17,9ns
17,8ns A1B1C2
17,7ns 17,8ns
17,3ns 17,9C
17,0ns 17,3ns
A1B2C1 17,9ns
17,9ns 17,1ns
17,5AB 16,7ns
16,9ns A1B2C2
18,0ns 17,8ns
17,5ns 18,0C
17,0ns 17,3ns
A2B1C1 17,8ns
17,8ns 17,0ns
17,3A 16,7ns
16,9ns A2B1C2
17,9ns 17,8ns
17,4ns 17,6B
17,0ns 17,2ns
A2B2C1 17,7ns
17,9ns 17,2ns
17,4A 17,ns
17,0 ns A2B2C2
17,9ns 17,9ns
17,3ns 17,4A
17,0ns 17.0ns
Gambar 15.  Grafik Persentase TPT total padatan terlarut
O
Brix pada Sari Buah Rambutan  dengan berbagai perlakuan
Keterangan : A1B1C1 =  Kontrol rusak pada penyimpanan hari ke -14
A1B1C2 =  Pengkondisian pH asam sitrat 1 g l A1B2C1 =  Penambahan pengawet natrium benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl
A1B2C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl  dan  penambahan  pengawet  natrium
benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl A2B1C1 =  Penambahan zat penstabil karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
A2B1C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl  dan  penambahan  zat  penstabil karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l
A2B2C1  =  Penambahan  zat  penstabil  karagenan  1,25  gkg  +  CMC  1,25  g  l  + penambahan pengawet  natrium benzoat 0,25 gl + kalium sorbat 0,25 gl
A2B2C2  =   Pengkondisian  pH  asam  sitrat  1  gl,  penambahan  pengawet  natrium benzoat  0,25  gl  +  kalium  sorbat  0,25  gl  dan  penambahan  zat  penstabil
karagenan 1,25 gkg + CMC 1,25 g l Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama, berarti  tidak berbeda nyata.
Interaksi pengaturan pH, penambahan pengawet dan penambahan penstabil secara   umum  tidak   memberikan  pengaruh  yang  signifikan pada total padatan
terlarut  sari  buah  rambutan  tanpa  filtrasi.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  selama penyimpanan sari buah rambutan tanpa filtrasi tidak mengalami perubahan.
16.5 16.7
16.9 17.1
17.3 17.5
17.7 17.9
18.1 18.3
18.5
ke-1 ke-7
ke-14 ke-30
ke-60 ke-90
Total Padatan Terlarut
Penyimpanan hari
A1B1C1 A1B1C2
A1B2C1 A1B2C2
60
4.2.1.3. Karakteristik Mikrobiologis