meningkatkan biaya bunga melalui pelaksanaan peranan BII sebagai penghimpun dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan dan giro. Untuk CAR
yang berpengaruh negatif terhadap MVA, BII perlu menjaga nilai pos-pos keuangan yang mempengaruhi CAR yakni total aset dan Total modal. Sama
halnya dengan CAR, total modal juga mempengaruhi nilai ROE. ROE merupakan rasio yang mengukur kemampuan BII dalam mengelola modal
yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih. Dalam hal ini BII perlu meningkatkan modal dengan meningkatkan komponen penyusun total modal,
diantaranya cadangan umum dan laba ditahan. Dengan total modal yang meningkat diharapkan BII dapat melakukan pengeloaan yang efektif dan
efesien melalui penyaluran dana kredit bagi pihak ketiga. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan laba bersih yang diterima BII. Laba bersih juga
mempengaruhi nilai ROE. Semakin besar laba bersih maka semakin baik nilai ROE. Semakin baik nilai ROE maka penilain kinerja keuangan dari sisi
kemampuan menghasilkan keuntungan terhadap pengelolaan total modal dipandang semakin baik oleh para investor, sehingga diharapkan dapat
membantu menarik investor dalam pertimbangan menanamkan modalnya di BII.
4.4 Implikasi Manajerial
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa dari segi rasio keuangan BII masuk kedalam golongan bank dengan kinerja keuangan yang relatif sehat.
Ditinjau dari rasio CAR, BII termasuk golongan bank yang sehat karena CAR yang dicapai BII melebihi 8 persen yang merupakan ketentuan dari Peraturan
Bank Indonesia. Sedangkan EPS dan ROE cenderung berfluktuatif. Namun untuk tahun 2009 EPS dan ROE bernilai negatif hal ini dikarenakan BII
mengalami kerugian sebesar Rp. 40.969 juta. Dalam perkembangannya, BII telah berhasil menciptakan nilai tambah dan kekayaan bagi investornya, hal
ini ditujukan dari nilai EVA dan MVA yang positif dan cenderung meningkat. Hal ini merupakan keunggulan kompetitif bagi BII sendiri dalam persaingan
di industri perbankan dan dapat membantu pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya.
Dalam perhitungan rasio keuangan CAR, EPS, dan ROE, EVA dan MVA digunakan komponen laba, ekuitas dan total aktiva aset.
Komponen laba digunakan dalam perhitungan EPS, ROE dan EVA. Pada EPS dan ROE komponen laba digunakan sebagai pembanding masing-masing
terhadap jumlah saham biasa pada EPS dan ekuitas pada ROE. Sedangkan ekuitas modal digunakan dalam perhitungan ROE, CAR Weighted Average
Cost Of Capital dalam tahapan perhitungan EVA. Komponen ekuitas juga digunakan sebagai komponen pengurang pada perhitungan MVA. CAR
merupakan rasio kecukupan modal yang diperoleh dari membandingakan total modal terhadap Aktiva Rata-rata Tertimbang ATMR. Naiknya komponen-
komponen penyusun modal dalam hal ini diantaranya modal yang disetor, cadangan umum dan laba ditahan maka akan meningkatkan total modal bank
tersebut. Total modal memberikan pengaruh terhadap nilai CAR. Semakin besar komponen total modal maka semakin besar nilai CAR yang dihasilkan,
dengan asumsi ATMR tidak mengalami peningkatan yang persentasenya lebih besar dari kenaikan total modal. Sehingga untuk meningkatkan nilai
CAR, bank harus meningkatkan komponen pembentuk total modal dan menjaga nilai-nilai pos keuangan pembentuk aktiva.
Pada perhitungan EPS digunakan jumlah saham yang beredar dan laba bersih, sedangkan ROE dihitung dengan menggunakan ekuitas serta laba
bersih. Perhitungan ROE dan EPS memiliki keterkaitan, dimana laba bersih digunakan sebagai pembagi terhadap jumlah saham untuk memperoleh EPS
dan laba bersih sebagai pembagi ekuitas pada ROE. Semakin besar laba bersih, maka pembagi semakin besar dan hasil perhitungan nilai EPS dan
ROE semakin besar semakin baik. Oleh karena itu, perlu diperhatikan komponen pembentuk laba bersih. Selain itu, laba bersih juga digunakan
dalam perhitungan EVA. Dan hasil uji regresi menunjukkan bahwa EVA bergerak searah dan memiliki pengaruh tingkat signifikansi positif terhdap
MVA. Serta tingkat keeratan hubungan EVA dan MVA sangat kuat sekali. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengendalian pos-pos keuangan pembentuk
laba bersih dan ekuitas dapat mempengaruhi rasio keuangan, hasil EVA dan MVA.
Pengendalian pos-pos keuangan yang memiliki keterkaitan dalam proses perhitungan dapat mempengaruhi nilai rasio keuangan, nilai EVA dan
MVA yang dihasilkan. Dengan mengetahui rasio keuangan perusahaan dapat mengetahui kinerja keuangan dari beberapa tinjauan, misalnya dari kecukupan
modal, kemampuan bank dalam memperoleh laba atas jumlah saham yang beredar dan ekuitas. Sehingga jika hasilnya di bawah standar kesehatan bank,
maka dapat dilakukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan tersebut. Naiknya ekuitas yang dimiliki bank maka akan
memberikan pengaruh terhadap nilai CAR. Semakin besar komponen total modal maka semakin besar nilai CAR yang dihasilkan. Sehingga untuk
meningkatkan nilai CAR bank, harus dilakukan pengendalian terhadap komponen pembentuk total modal dan komponen pembentuk aktiva. Salah
satu cara untuk meningkatkan CAR, BII dapat meningkatkan total modal dengan cara meningkatkan cadangan umum, modal disetor dan adanya
peningkatan dari komponen laba ditahan. Selain itu dengan nilai rasio keuangan yang baik dapat menjadi keunggulan BII dalam posisi tawar
menawar harga saham. Harga saham dalam hal ini merupakan komponen utama dalam perhitungan MVA. Semakin baik nilai rasio keuangan yang
dapat dihasilkan BII, maka dapat menjadi nilai tambah dalam penilaian kinerja keuangan BII oleh para investor, sehingga dapat menjadi kekuatan BII
dalam tawar menawar harga saham yang terbentuk di pasar nantinya. Semakin baik kuat posisi tawar menawar BII di pasar maka semakin baik harga
saham yang terbentuk, dalam hal ini semakin tinggi harga saham BII, maka akan mempengaruhi peningkatan nilai MVA.
Untuk meningkatkan
kinerja keuangan,
BII juga
dapat meningkatkan
laba perusahaan.
Laba dapat
ditingkatkan dengan
meningkatkan pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga yang merupakan komponen utama bagi laba perusahaan. Untuk meningkatkan
pendapatan bunga, dapat dilakukan dengan meningkatkan pemberian kredit bagi para nasabah dan UKM. Serta meningkatkan penjualan produk layanan
lainya bagi nasabah. Semakin tinggi penjualan dalam hal ini kredit yang ditawarkan perusahaan dan layanan produk lainya yang dikonsumsi nasabah,
maka pendapatan beban bunga juga semakin meningkat. Sehingga dapat mempengaruhi dalam peningkatan laba. Selain itu, untuk meningkatkan laba,
bank dapat meningkatkan pendapatan operasional lainya yakni dengan meningkatkan transaksi mata uang asing. Maka dalam perkembangannya BII
telah memperluas jaringan dan terus menawarkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya. BII menawarkan kredit untuk berbagai
produk seperti produk otomotif dan kredit rumah. BII juga menjadi bank pertama yang menyediakan layanan ATM Dollar Singapura SGD, Serta
ATM Dollar Amerika. Strategi kedepannya, BII dapat melakukan perluasan dalam hal penambahan jaringan ATM, peningkatan layanan terhadap nasabah
serta menawarkan berbagai layanan produk bagi nasabah sesuai dengan kebutuhan yang dinamis.
5.4. Rekapitulasi Tabel Tabel 10. Rekapitulasi Hasil CAR, EPS, ROE dan EVA PT. BII, Tbk