operasional mengalami kenaikan sebesar 2 persen disebabkan oleh adanya pendapatan bunga bersih yang lebih rendah dan
meningkatnya pendapatan imbal jasa 16 persen terutama dari kenaikan pendapatan provisi dari trade service, wealth
management dan pengiriman uang, namun biaya overhead pada tahun tersebut juga mengalami kenaikan sebesar 3 persen. Selain
itu, pendapatan non operasional juga mengalami penurunan dengan proporsi yang lebih besar sehingga tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih. Sehingga laba bersih yang diperoleh tahun 2007 juga mengalami penurunan
menjadi Rp 325.828 juta dan berimplikasi terhadap nilai EPS menjadi turun. Untuk tahun 2008, nilai EPS yang diperoleh BII
mengalami kenaikan dikarenakan adanya peningkatan jumlah pendapatan operasional dan pendapatan non operasional sehingga
laba bersih yang diperoleh BII mengalami kenaikan menjadi Rp 468.697 juta. Nilai EPS terendah yang diperoleh BII adalah pada
tahun 2009 disebabkan adanya kerugian konsolidasi yang dicatat oleh BII pada tahun 2009 tersebut. Kerugian konsolidasi tersebut
menggambarkan terdapatnya penurunan laba bersih yang telah diperoleh pada tahun 2008. Penurunan laba bersih tersebut
merupakan implikasi adanya pembentukan beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif termasuk estimasi
kerugian komitmen dan kontinjensi sebesar Rp 1.692.826 juta, karena bank menerapkan kebijakan yang lebih konservatif pada
penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif setelah melakukan penilaian menyeluruh terhadap portofolio yang ada.
4.2.2 Economic Value Added EVA
Pada dasarnya Economic Value Added mengukur nilai tambah yang dihasilkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Nilai
tambah tersebut tercipta apabila perusahaan dapat menghasilkan keuntungan profit di atas biaya modal perusahaan Cost of Capital.
Bank Internasional Indonesia BII, Tbk adalah salah satu bank swasta
di Indonesia yang telah lama go public. Selama perkembangan, BII telah dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaanya. Hasil
perhitungan nilai EVA yang berhasil dicapai oleh BII adalah sebagai berikut.
Gambar 5. Grafik Hasil Economic Value Added EVA BII, Tbk Sumber : Laporan Keuangan dan Data Saham Bank Internasional
Indonesia data diolah Berdasarkan Gambar 5 tersebut diatas, nilai EVA yang dicapai
BII terus bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah. Kinerja perusahaan dinilai baik
dan laba yang dihasilkan mencapai melebihi harapan investor. Perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditur dan dapat
menganggarkan pemberian bonus kepada karyawan. Pada tahun 2005 nilai EVA yang dicapai oleh BII turun menjadi
Rp 3.354.654,53 juta dari nilai EVA Rp 4.202.513,3 juta di tahun 2004. Penurunan ini dikarenakan meningkatnya biaya modal dari BII
sebesar 83,6 persen di tahun 2005. Pada tahun 2006 nilai EVA yang dicapai BII mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni
menjadi Rp 5.444.826,52 juta. Kenaikan ini dikarenakan NOPAT yang dihasilkan BII tahun 2006 juga meningkat dari Rp 3.069.153
juta menjadi Rp 4.180.985 juta. Peningkatan NOPAT ini dikarenakan adanya kenaikan dari komponen biaya bunga yang
menjadi penyusun NOPAT. Biaya modal yang tinggi terjadi di tahun 2005 dengan nilai biaya atas modal saham biasa Ke yang mencapai
2004 2005
2006 2007
2008 2009
EVA 4,202,513 3,354,654
5,444,826 9,458,098
12,216,39 10,130,15
0.00 2,000,000.00
4,000,000.00 6,000,000.00
8,000,000.00 10,000,000.00
12,000,000.00 14,000,000.00
Ju ta
R u
p iah
negatif 0,29 persen. Nilai β yang dihasilkan tahun 2005 yakni sebesar negatif 0,06 mendekati nol, hal tersebut menggambarkan
bahwa di tahun tersebut BII memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko pa
sar karena β kurang dari satu. Sedangkan pada tahun 2009 nilai β yang dihasilkan BII bernilai lebih besar daripada
satu, yang menandakan bahwa BII memiliki resiko yang lebih besar daripada resiko pasar. Keadaan ini menggambarkan bahwa tingkat
pengembalian yang diharapkan investor juga tinggi, karena menanamkan modalnya di BII pada tahun 2009 memiliki resiko yang
lebih tinggi dari pasar pada umumnya. Nilai β yang dihasilkan BII dapat dilihat pada lampiran 23.
Nilai Invested Capital IC yang dihasilkan BII mengalami kenaikan hampir di tiap tahunnya. IC sempat mengalami penurunan
di tahun 2008 dan 2009. Pada tahun 2005 nilai IC yang dihasilkan BII meningkat menjadi Rp 9.419.384 juta yang sebelumnya di tahun
2004 nilai IC adalah Rp 5.997.106 juta. Meningkatnya nilai IC ini dikarenakan adanya kenaikan nilai aset BII. Walaupun nilai hutang
beban juga meningkat, namun proporsi peningkatan nilai aset lebih besar. Dimana pada tahun 2005 nilai aset meningkat sebesar 39,34
persen sedangkan nilai hutang BII meningkat hanya sebesar 35,80 persen. Nilai IC di tahun 2006 dan 2007 juga mengalami
peningkatan. Sama halnya di tahun 2005, peningkatan nilai IC di tahun 2006 juga dikarenakan proporsi peningkatan aset lebih besar
dibandingkan peningkatan hutang beban. Dimana aset meningkat sebesar 5,5 persen dan hutang beban hanya meningkat sebesar 0,5
persen. Sedangkan untuk tahun 2007 nilai IC meningkat dipengaruhi oleh nilai aset yang juga meningkat dan nilai hutang beban menurun.
Pada tahun 2008 dan 2009 nilai IC mengalami penurunan. Nilai IC pada tahun 2008 adalah Rp 11.739.145 juta yang sebelumnya pada
tahun 2007 bernilai Rp 14.590.191 juta. Dan pada tahun 2009 nilai IC turun menjadi Rp 11.313.925 juta. Dimana pada tahun 2008 nilai
aset meningkat hanya sebesar 3,36 persen dan hutang beban
meningkat dengan proporsi yang lebih besar yakni 11,63 persen. Sedangkan untuk tahun 2009 nilai aset meningkat sebesar 7,20
persen dan nilai hutang beban meningkat sebesar 10,02 persen. Peningkatan proporsi hutang beban yang lebih besar dibandingan
dengan proporsi peningkatan aset ini menyebabkan nilai IC menjadi turun.
Pada tahun 2006 hingga tahun 2008 nilai EVA yang dihasilkan BII terus mengalami peningkatan. Nilai EVA yang
meningkat di tahun 2006 dikarenakan nilai NOPAT juga mengalami peningkatan. Walaupun laba bersih di tahun 2006 menurun, namun
biaya bunga mengalami peningkatan di tahun tersebut. Untuk EVA di tahun 2007 juga mengalami peningkatan yang disebabkan adanya
penurunan nilai COC dan bernilai negatif di tahun tersebut, walaupun nilai NOPAT juga mengalami penurunan. Nilai COC yang
menurun ini dikarenakan nilai WACC juga mengalami penurunan dan juga bernilai negatif di tahun 2007. Peningkatan nilai EVA di
tahun 2008 dipengaruhi oleh nilai COC yang juga bernilai negatif dan mengalami penurunan dengan proporsi yang lebih besar
dibandingkan penurunan NOPAT. Dimana pada tahun 2008 tersebut NOPAT mengalami penurunan sebesar 4,42 persen dan COC
menurun dengan proporsi lebih besar yakni 47.79 persen. Pada tahun 2009 nilai EVA yang dimiliki BII mengalami
penurunan, dimana yang sebelumnya pada tahun 2008 bernilai sebesar Rp 12.216.393,50 juta menjadi Rp 10.130.156,00 juta.
Penurunan ini dikarenakan nilai NOPAT pada tahun 2009 juga mengalami penurunan dan nilai COC juga meningkat. Nilai NOPAT
pada tahun 2009 ini menurun dikarenakan nilai laba bersih BII bernilai negatif Rp 40.969 juta. Walaupun biaya bunga mengalami
peningkatan sebesar 12 persen dari Rp 2.755.981 juta pada tahun 2008 menjadi Rp 3.096.117 juta di tahun 2009, sebagai akibat
semakin meluasnya selisih bunga spread kredit dan simpanan. Dimana pendapatan bunga meningkat 5 persen, sedangkan beban
bunga mengalami penurunan sebesar 2 persen. Namun peningkatan biaya bunga ini masih belum bisa meningkatkan nilai NOPAT
dikarenakan nilai laba bersih yang negatif di tahun 2009 tersebut. Selain itu, nilai COC juga mengalami peningkatan sebagai implikasi
dari meningkatnya nilai WACC menjadi negatif 62,53 persen. Nilai WACC yang negatif ini dikarenakan nilai Ke yang negatif sebesar
-0.11 persen. Sedangkan nilai laba bersih yang negatif dikarenakan pada tahun tersebut BII mengalami kerugian konsolidasi karena
adanya penambahan komponen biaya yakni beban penyisihan kerugian aset produktif dan non produktif termasuk estimasi
kerugian komitmen dan kontinjensi sebesar Rp1.692.826 juta. Walaupun nilai IC sebagai komponen perhitungan COC pada tahun
2009 juga menurun menjadi Rp 11.313.925 juta, namun karena WACC meningkat maka nilai COC juga meningkat. Oleh karena itu
EVA pada tahun 2009 mengalami penurunan. Adapun perhitungan EVA dapat dilihat pada Lampiran 27.
4.2.3 Market Value Added MVA