4.2.1 Rasio Keuangan
Rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Return On Asset ROE, Earning per Share EPS dan Capital
Adequecy Ratio CAR. Adapun pertimbangan dipilihnya EPS, ROE dan CAR adalah karena pada umumnya rasio keuangan tersebut
digunakan dalam publikasi bank sebagai standar untuk menilai kinerja keuangan dan memiliki kesamaan terhadap EVA dan MVA dalam hal
penggunaan komponen pos-pos keuangan pada proses perhitungan.
1. Capital Adequecy Ratio CAR
Capital Adequecy Ratio CAR digunakan untuk menghitung penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank. CAR
dihitung untuk melihat tingkat solvabilitas suatu bank, yakni kemampuan permodalan yang dimiliki bank tersebut dalam
menutupi kemungkinan terjadi kerugian dan kemampuan permodalan bank dalam menutupi hutang jangka panjang.
Standarisasi nilai CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah minimal 8 persen. Suatu bank yang memiliki nilai CAR
sama dengan atau lebih dari 8 persen maka dari sisi kecukupan modal bank tersebut memenuhi syarat dan dikatakan sehat. Selama
periode 2004 hingga 2009 nilai CAR yang dihasilkan oleh BII berfluktuatif mengalami penurunan dan kenaikan, namun nilai
tersebut masih lebih besar dari 8 persen. Adapun nilai CAR yang dimiliki oleh BII dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 2. Grafik Hasil CAR PT BII, Tbk Periode 2004-2009 Sumber : Laporan keuangan Bank Internasional Indonesia, Tbk
diolah
2004 2005
2006 2007
2008 2009
CAR 20.35
21.67 18.69
17.75 17.83
15.26 0.00
5.00 10.00
15.00 20.00
25.00
Per sen
Naik dan turunya nilai CAR dipengaruhi oleh tiga komponen yakni total modal dan total aktiva yang nantinya akan
mempengaruhi komposisi ATMR. Di tahun 2004 nilai CAR adalah 20,35 persen dan mengalami peningkatan menjadi 21,67
persen di tahun 2005. Peningkatan nilai CAR di tahun 2005 ini dikarenakan adanya peningkatan dari nilai komponen cadangan
opsi saham sehingga mempengaruhi total modal menjadi lebih tinggi dibanding tahun 2004. Sedangkan untuk tahun 2006, nilai
CAR menurun menjadi 18,69 persen. Walaupun pada tahun 2006 komponen modal meningkat menjadi Rp 5.222.864 juta yang
sebelumnya di tahun 2005 besarnya modal adalah Rp 4.708.425 juta, namun peningkatan tersebut juga diikuti peningkatan nilai
total aktiva di tahun 2006. Peningkatan total aktiva ini merupakan implikasi dari diakusisinya saham WOM sebesar 3,99 persen
dengan harga perolehan Rp 42.075 juta oleh BII. Hal tersebut meningkatkan total aktiva sebesar 5,5 persen. Sehingga walaupun
total modal meningkat namun nilai CAR yang dihasilkan lebih rendah dibanding tahun 2005.
Pada tahun 2007 nilai CAR terus mengalami penurunan hingga di tahun 2009. Penurunan nilai CAR ini dikarenakan
proporsi kenaikan total aktiva lebih besar dibandingkan proporsi kenaikan total modal. Pada komponen total aktiva terdapat
kenaikan pada nilai kredit yang diberikan di tahun 2007 menjadi Rp 27.905.957 juta yang sebelumnya besarnya kredit yang
diberikan adalah Rp 21.027.966 juta di tahun 2006. Kenaikan nilai kredit yang diberikan tersebut mempengaruhi total aktiva BII.
Pada tahun 2008 nilai CAR meningkat menjadi 17,83 persen dikarenakan proporsi penurunan aktiva lebih besar dibandingkan
proporsi penurunan modal. Komponen total modal yang menurun di tahun 2008 disebabkan tidak adanya komponen cadangan opsi
saham. Sehingga total modal di tahun 2008 turun menjadi Rp 4.923.055 juta yang sebelumnya besar total modal tahun 2007
adalah Rp 5.258.878 juta. Pada tahun 2009, nilai CAR BII turun menjadi 14,83 persen. penurunan tersebut terjadi dikarenakan
meningkatnya total aktiva. Peningkatan jumlah aktiva tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan kredit yang diberikan
sebesar 6 persen dari Rp 35.245.225 juta pada 31 Desember 2008 menjadi Rp 37.370.282 juta, sebaliknya piutang pembiayaan
konsumen menurun dari Rp 3.058.686 juta pada 31 Desember 2008 menjadi Rp2.273.153 juta, sedangkan jumlah obligasi
rekapitalisasi Pemerintah hanya meningkat 1 persen dari Rp 5.304.434 juta pada 31 Desember 2008 menjadi Rp 5.338.303
juta pada 31 Desember 2009. Obligasi rekapitalisasi pemerintah yang dimiliki bank pada 31 Desember 2009 dengan bunga
mengambang sebesar Rp 5.283.346 juta atau 99 persen dari total obligasi rekapitalisasi pemerintah dan bunga tetap sebesar
Rp 54.956 juta atau sebesar 1 persen dari total obligasi rekapitalisasi pemerintah. Hasil perhitungan CAR dapat dilihat
pada Lampiran 11.
2. Return On Equity ROE