Peranan Pemerintah Pusat

4.1.1 Peranan Pemerintah Pusat

Sebagai dampak dari pertumbuhan penduduk, meningkat pula kebutuhan akses atas air. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan terpadu terhadap pengelolaan sumber daya air yang tersedia di suatu daerah. Indonesia memiliki wilayah yang terbentang luas dengan berbagai ciri khas, wilayah topografinya yang luas serta memiliki banyak aliran sungai, diperlukan rancangan terpadu mengingat pengelolaan air sungai yang melibatkan Pemerintah Pusat yang berwenang atas seluruh wilayah di Indonesia.

64 Indonesia, Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 23 tahun 2014, LN No. 244 Tahun 2014, TLN 5587, Pasal 10 ayat 2.

A. Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Batang Natal – Batang Batahan

Dalam hal pengelolaan sungai, hal tersebut dituangkan di dalam Rancangan yang dibentuk oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan air dan pembangunan teknis atas sarana dan prasarana dari sumber daya air termasuk wilayah kabupaten Mandailing Natal yang menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara. Sebagai instansi dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Balai Wilayah Sungai Sumatera II memiliki wewenang dan tanggung jawab yang menyangkut sebagai berikut 65 :

1. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya;

2. Program pengendalian banjir, lahar gunung berapi dan pengamanan pantai;

3. Peningkatan kualitas pengelolaan SDA terpadu;

4. Program penyediaan dan pengelolaan air baku. Pemerintah pusat berwenang pada wilayah sungai yang ditetapkan sebagai wilayah sungai nasional. Berdasarkan koordinasi antara Pemerintah dengan pemerintah daerah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengelolaan sumber daya air dalam wilayah sungainya masing-masing. Untuk wilayah Kota Kecamatan Natal terletak dalam wilayah sungai Batang Natal-Batang Batahan, yang masuk dalam perencanaan wilayah sungai nasional. Rencana strategis tersebut diperuntukkan terhadap suatu wilayah sungai yang disusun oleh instansi teknis melalui musyawarah pada wadah koordinasi yang disebut Tim Koordinasi Pengelola Sumber Daya Air (TKPSDA). Pihak TKPSDA yang anggotanya termasuk seluruh pemangku kepentingan, melakukan koordinasi dalam menetapkan strategi atau pola pengelolaan SDA wilayah Sungai Batang Natal, sebagai acuan dalam menyusun rancangan rencana pengelolaan SDA di wilayah tersebut. Penerapan strategi tersebut dilakukan berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut 66 :

a. Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air

65 Tennet Station, https://www.scribd.com/doc/186644522/Profil-Balai, diakses 9 Mei 2016. 66 Rancangan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air WS batang Natal - Batang Batahan,

Hal 3-3,3-5.

b. Pengendalian Daya Rusak Air

c. Konservasi Sumber Daya Air

d. Sistem Informasi Sumber Daya Air

e. Pemberdayaan dan Peningkatan Peran dari Masyarakat. Terkait aspek-aspek diatas, dibentuk kelembagaan yang menangani, mengatur, dan menyusun perencanaan yang disebut Balai Wilayah Sungai. Hal tersebut sebagai respon atas meningkatnya kebutuhan air baik dari segi kualitas maupun kuantitas sejalan dengan semakin tingginya laju pembangunan dan pertambahan pertumbuhan. Karena sumber air semakin langka menyebabkan potensi konflik yang makin tinggi, memerlukan campur tangan khususnya pemerintah dalam menjamin dan mengatur pemanfataan dan pengelolaan sumber daya air di wilayah Mandailing Natal. Kelembagaan yang terbangun antara masyarakat dan pemerintah mempunyai kedudukan penting dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air secara benar, efisien, efektif dan lestari. Kelembagaan yang ada merupakan sistem yang kuat dan terstruktur. Selain itu pengelolaannya membutuhkan keterpaduan antara lembaga-lembaga terkait dan mengikutsertakan pihak – pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang terlibat antara lain :

a. Regulator, disinilah peran dari institusi pegambil keputusan seperti para pejabat yang berwenang dalam menerapkan kebijakan dan keputusan

untuk daerah Mandailing Natal.

b. Operator, berfungsi untuk melaksanakan operasi atau pengelolaan sumber daya air sehari-hari.

c. Developer, Lembaga yang berfungsi dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana pengairan baik dari pihak Pemerintah maupun Non- Pemerintah.

d. User, disini masyarakat baik secara perseorangan maupun kelompok masyarakat dan dunia usaha yang mendapat manfaat langsung maupun tak langsung dari jasa pengelolaan sumber daya air.

e. Wadah Koordinasi yang memiliki fungsi dalam penerimaan, penyerapan dan penyaluran aspirasi serta masukan dari berbagai pihak.

Pihak-Pihak berkepentingan melakukan langkah-langkah koordinasi dan sinkronisasi. Masyarakat sebagai pihak yang berkepentingan dilibatkan melalui peningkatan kemampuan, pemberdayaan, dan partisipasif. Hal tersebut dalam rangka meningkatkan kemampuan dan swadaya dari masyarakat sangat penting dikarenakan masyarakat sebagai pihak yang paling membutuhkan dan menghadapi secara langsung persoalan akses atas air. 67 Rencana induk SPAM yang disusun oleh Bappeda Kabupaten Mandailing Natal, di tindak lanjut oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai pihak yang berwenang atas pembangunan teknis sarana dan prasarana akses air berdasarkan pada perencanaan yang diberikan oleh pemerintah daerah yang melalui pihak Bappeda.

Tindak lanjut perencanaan itu berupa proyek pembangunan fasilitas akses atas air yang dilaksanakan oleh satuan kerja Dinas Cipta Karya yang mana sebagian penyertaan modal bantuan biaya berasal dari pemerintah pusat. Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam menjalankan tugasnya berupa pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasi air minum dan sanitasi, penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air. Berdasarkan pernyataan seorang staf Direktorat Jenderal Cipta Karya, Sejak Peristiwa Tsunami 2006, dilakukan pembangunan saran dan prasarana akses air di daerah Tabuyung yang terkena dampak dari peristiwa tsunami yang lalu. Mengenai tindak lanjut terkait perencanaan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal tidak melaksanakan tahap lanjutan terkait laporan akhir tentang fasilitas fisik atas pembangunan sistem penyediaan air minumnya. 68

Berdasarkan penuturan dari salah staf Direktorat Jenderal Cipta Karya, ketersediaan air baku di wilayah di Natal dikatakan kurang mendukung terhadap akses masyarakat atas air guna memenuhi kebutuhan kehidupan sehari – hari. 69 Maka dari itu, diperlukan peran dari pemerintah daerah Mandailing Natal mengatasi persoalan sumber daya air khususnya di Natal. Dalam laporan mengenai rencana induk SPAM Kabupaten Mandailing Natal telah secara lengkap diuraikan tentang rencana rincinya. Perencanaan itu dibuat berdasarkan pada usulan dari daerah, yang mana Direktorat Jenderal Cipta Karya hanya

67 68 Ibid. , Hal 3-5 Baharuddin Rangkuti, 11 Januari 2015, Wawancara Personal. 69 Ibid., Baharuddin Rangkuti.

melaksanakan pembangunannya secara fisik di daerah bersangkutan. Melalui Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, terdapat desakan terhadap setiap daerah untuk memiliki rencana induk atas sistem penyediaan air minum. Namun ketika konfirmasi lebih lanjut, Kabupaten Mandailing Natal belum memberikan konfirmasi atas suatu laporan rencana induk SPAM dan belum adanya koordinasi lebih lanjut sehingga pihak Cipta Karya belum dapat memastikan adanya tahap pelaksanaan atas rencana induk tersebut khususnya terhadap pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air di wilayah Natal.

B. PNPM Mandiri

Masyarakat diberdayakan untuk ikut serta dalam melakukan pembangunan di suatu daerah sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para informan. Mengenai pemberdayaan masyarakat untuk ikut berperan dan berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, masyarakat di Kota Kecamatan Natal sebelumnya mendapatkan pelaksanaan program PNPM Mandiri yang merupakan program pembangunan dan pemberdayaan berbasis masyarakat yang telah mencapai seluruh pelosok yang bertujuan untuk mengentaskan ketidakberdayaan dari masyarakat. Sekitar tahun 2007 lalu, pemerintah meluncurkan PNPM Mandiri sebagai salah satu program pembangunan berbasis masyarakat di Indonesia. Tujuan utama dari PNPM Mandiri adalah memberdayakan masyarakat sebagai perancang utama atas agenda pembangunan mereka sendiri. Setelah diimplementasikan selama lima tahun, program ini telah menjangkau hampir seluruh wilayah kecamatan di Indonesia dan telah menjadi bagian penting dari

kehidupan komunitas dan masyarakat di Indonesia. 70 Program PNPM Mandiri tersebut menunjukkan hal penting bahwa

memberdayakan masyarakat untuk menggerakan dan menjadi daya dukung dalam pelaksanaan program dan kebijakan atas SDA dari pemerintah. Pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari pelaksanaan perencanaan dengan berlandaskan pada beberapa hal antara lain :

a. Penglibatan anggota masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan bersama.

70 http://www.worldbank.org/in/news/feature/2012/08/07/after-five-years-PNPM-Mandiri- becomes-an-integral-part-for-the-development-of-communities-across-indonesia0, diakses 12 mei

b. Sikronisasi strategi komprehensif pihak – pihak yang berkepentingan antara pemerintah, pemangku kepentingan dan masyarakat.

c. Pemberdayaan berupa pengembangan dan partisipasi masyarakat

Masyarakat didorong untuk menghasilkan gagasan dan kepekaan terhadap kebutuhan yang mendasar. Dalam hal pemberdayaan masyarakat, PNPM Mandiri memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umumnya yaitu meningkatkan kesejahteraan dan peluang bagi masyarakat di pedesaan dengan mendorong masyarakat untuk mandiri dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan di wilayahnya. Sedangkan tujuan khusus dari PNPM Mandiri

yaitu 71 :

1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan

2. Melembagakan pengelolaan dan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya lokal

3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif bagi masyarakat daerah