71 Gambar 3.14
Api Aarathi diputar searah jarum jam dan menghadap gambar Sathya Sai Baba
Gambar 3.15 Api Aarathi diarahkan kepada para peserta Bhajan
3.2.2.2.13 Padam Namaskar
Selesai Arathi berarti Bhajan telah selesai dilaksanakan dan satu persatu para peserta Bhajan akan maju ke depan altar untuk bersembah sujud di
Universitas Sumatera Utara
72 kursi, sendal, dan foto kaki Sathya Sai Baba. Sujud di depan kursi sambil
membayangkan bahwa Sathya Sai Baba sedari awal telah duduk di sana dan mengikuti prosesi Bhajan disebut dengan istilah Padam namaskar. Sembari
bersujud, para Sai Bhakta juga menyentuh dan mencium kaki Sathya Sai Baba yang di sini diwakili oleh foto telapak kaki dan sendal tembaga yang telah
tersedia di depan kursi. Hal ini sebagai simbol dari penyerahan diri seorang Sai Bhakta kepada Sathya Sai Baba agar jalan hidupnya berjalan ke arah benar dan
segala karma buruk diambil dari dirinya atas bimbingan spiritual Sathya Sai Baba Pemajun, tanpa tahun: XXIII.
Gambar 3. 16 Kursi, foto telapak kaki, dan sendal tembaga
Universitas Sumatera Utara
73 Gambar 3. 17
Para peserta Bhajan bergantian melakukan Padam Namaskar
Sembari melakukan Padam Namaskar para Sai Bhakta menyanyikan mantra Vibhuti yang berbunyi:
Paramam Pavithram Baba Vibuthim Paramam Vichitram Leela Vibhutim
Paramaartha Ishtaartha Moksha Pradaanam Baba Vibuthim Idam Aashra Yaami
Arti: Aku berlindung dengan Vibhuti suci Bhagawan Baba,
Vibhuti yang luar biasa ini, Menganugrahkan pembebasan,
Yang merupakan tujuan akhir yang ingin Ku-capai.
3.2.2.2.14 Pembagian Tirtha dan Vibhuti
Setiap orang yang selesai melakukan Padam Namaskar akan berjalan ke luar ruangan dan di dekat pintu keluar diberi makanan ringan, Tirtha air
suci, dan Vibhuti abu suci. Vibhuti abu suci dan Tirtha air suci diambil dari wadah yang sedari awal diletakkan di altar depan. Vibhuti abu suci dan
Universitas Sumatera Utara
74 Tirtha air suci yang dibagikan kepada setiap orang sebanyak dua sendok kecil
dan biasanya para Sai Baktha akan meminum air dan menggariskan abu suci ke dahi masing-masing mereka.
Gambar 3. 18 Bapak Zulkarnen dan Ibu Poa selaku pengurus Sai Kumara Sai Centre-
mempersiapkan makanan ringan, tirtha air suci dan vibhuti abu suci
Gambar 3.19 Makanan ringan dibagikan kepada para peserta Bhajan
Universitas Sumatera Utara
75 Gambar 3. 20
Tirtha air suci dan vibuthi abu suci dibagikan kepada para peserta Bhajan
Universitas Sumatera Utara
76
BAB IV ANALISIS NYANYIAN
BHAJAN PADA SAI BHAKTA DI KOTA MEDAN
4.1 Analisis Nyanyian
Bhajan
Menurut Nettl, 1964:98 ada dua pendekatan berkenaan dengan pendeskripsian musik yaitu: 1 kita dapat mendeskripsikan dan
menganalisis apa yang kita dengar; 2 kita dapat menuliskan berbagai cara keatas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat. Kedua hal ini
bertujuan untuk memvisualisasikan nyanyian Bhajan, penulis melakukan transkripsi agar lebih mudah dianalisis terutama tangga nada, motif,
tonalitas, kadensa, dan lain-lain. Dari proses pentranskripsian ini diharapkan dapat membantu mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang
apa yang kita pikirkan dari dengar dari musik. Dalam pentranskripsian, penulis menggunakan notasi Barat untuk memperlihatkan bunyi musikal
yang terdengar. Sebagaimana dikatakan oleh Nettl 1964:94 yang mengutip pendapat Seegers tentang penulisan notasi musik bahwa notasi
musik terdiri dari dua bagian yaitu notasi deskriptif dan notasi preskriptif. Notasi deskriptif ialah notasi yang menggambarkan secara terperinci
aspek-aspek musikal yang terdapat pada musik. Notasi preskriptif hanya menuliskan bagian-bagian yang dianggap menonjol dalam suatu musik
tanpa harus menuliskan secara lengkap hal-hal yang ada dalam musik. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan yang pertama yaitu
Universitas Sumatera Utara
77 notasi deskriptif. Salah satu dari notasi deskriptif adalah penggunaan notasi
balok. Demikian pula tinggi rendahnya nada, simbol-simbol nada pada garis paranada, durasi, ritmis, dan lain-lain. Alasan ini dikarenakan notasi Barat
dapat mewakili nada-nada yang terdapat dalam mantra dan juga sering digunakan dalam penulisan suatu musik.
Dalam pelaksanaan Bhajan ada terdapat dua belas buah nyanyian. Namun untuk kepentingan transkripsi dan analisis dalam penelitian ini,
penulis memilih dua buah nyanyian, yaitu “Gaja Vadhana Gana Natha”
dan “Narayan Narayan Bhajomana Narayan”. Alasan penulis memilih
kedua nyanyian ini karena “Gaja Vadhana Gana Natha” adalah nyanyian
pujian persembahan bagi Ganesha dan sebagaimana diterapkan oleh Sai Study Group Indonesia SSGI merupakan nyanyian wajib sebagai pembuka
Bhajan. Lagu “Narayan Narayan Bhajomana Narayan” adalah lagu yang
sering dinyanyikan setiap kali Bhajan. Kedua nyanyian yang dijadikan sampel ini adalah hasil dari rekaman penulis pada saat melakukan
pengamatan terlibat dalam Bhajan pada hari Minggu 8 Maret 2015 di Sai Kumara Sai Centre yang terletak di Jalan Lobak nomor 18 Medan.
4.2 Model Notasi
Dalam pentranskripsian
kedua nyanyian
tersebut, penulis
menggunakan notasi Barat, hal ini dilakukan agar dapat dipahami secara umum. Ada beberapa simbol yang digunakan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
78 Garis paranada yang memiliki lima buah garis paranada dan empat buah
spasi dengan tanda kunci G.
Merupakan not ½ yang bernilai dua ketuk.
Merupakan not ¼ yang bernilai satu ketuk.
Merupakan not 18 yang bernilai setengah ketuk.
Merupakan dua buah not 18 yang digabung menjadi satu ketuk.
Universitas Sumatera Utara
79 Di bawah ini merupakan hasil transkripsi kedua nyanyian yang
dianalisis dalam pelaksanaan Bhajan Minggu, 8 Maret 2015, yaitu: “Gaja
Vadhana Gana Natha” dan “Narayan Narayan Bhajomana Narayan”. Berikut ini transkripsi dari nyanyian berjudul
“Narayan Narayan Bhajomana Narayan” :
Universitas Sumatera Utara
80
Narayan Narayan Bhajomana Narayan
Universitas Sumatera Utara
81 Narayan Narayan Bhajomana Narayan
Sri Hari Madhava Narayan Bhajomana Narayan
Murali Shyam Mohana Shyam Murali Mohana Shyam
Merey Ram Hey Ghana Shyam Sai Sadguru Naam
Arti: Oh pikiran Nyanyikanlah kemuliaan Lord Narayan. Nyanyikanlah kemuliaan Lord
Hari ynag Maha Suci, Lord Madhava, Oh Lord
Shyam, Dikau
yang gemar
memainkan seruling “Murali” Oh Lord
Ram Oh Lord Ghana Shyam Ucapkanlah nama Guru Ilahi nan Mulia, Lord Sai.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, lagu persembahan kepada Ganesha adalah lagu pembuka dalam setiap pelaksanaan Bhajan. Sejauh
pengamatan penulis, lagu “Gaja Vadhana Gana Natha” paling sering
dinyanyikan sebagai lagu pembukaan Bhajan. Di bawah ini adalah transkripsi dari nyanyian Bhajan berjudul
“Gaja Vadhana Gana Natha”.
Universitas Sumatera Utara
82 Gaja Vadhana Gana Natha
Gauri Tanaya Daya Maya Bhuvana Dhara Pranava Swarupa
Palaya palaya Parthi Purisa
Universitas Sumatera Utara
83 Arti: Lindungilah kami, lindungilah kami, Oh
Bhagawan Dikaulah Batara Sang Pencipta serta nafas hidup bagi semua
makhluk. Pangeran Ibunda Gauri –
berwajah gajah dan Lord seru
sekalian alam. Dikau Yang Maha Pengasih.
4.3 Analisis Musikal
Unutk menganalisis kedua nyanyian tersebut, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh William P. Malm yaitu teori weighted scale
dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi, yaitu 1 tangga nada scale, 2 nada dasar pitch center, 3 wilayah nada
range, 4 jumlah nada frequency of note, 5 jumlah interval, 6 pola kadensa cadence patterns, 7 formula melodik melody formula, dan 8
kontur contour Malm dalam terjemahan Takari 1993: 13.
4.3.1 Tangga Nada
Nettl, 1964:1945 mengemukakan bahwa cara-cara untuk mendeskripsikan tangga nada adalah menuliskan nada-nada yang dipakai
tanpa melihat fungsi masing-masing dalam musik. Tangga nada tersebut kemudian digolongkan menurut beberapa klasifikasi, yaitu menurut jumlah
nada yang dipakai. Diatonic dua nada, tritonic tiga nada, tetratonic empat nada, pentatonic lima nada, hexatonic enam nada, heptatonic
tujuh nada.
Universitas Sumatera Utara
84 Dua nada yang mempunyai jarak satu oktaf biasanya dianggap satu
nada saja. Tangga nada yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah nada- nada yang terdapat pada nyanyian. Hal ini dilakukan dengan pencacahan
nada-nada mulai dari nada yang tertinggi hingga nada yang terendah.
4.3.1.1 Tangga Nada Gaja Vadhana Gana Natha