Masyarakat India di Kota Medan

26

2.2 Masyarakat India di Kota Medan

Penyebaran agama Hindu di Sumatera Utara tidak terlepas dari kedatangan bangsa India melalui jalur perdagangan dimana pantai Barat Sumatera menjadi pintu masuknya. Hal ini ditandai dengan ditemukannya prasasti berbahasa Tamil yang bertarikh 1088 M bertanda Raja Chola yang ke- 9. Oleh karena itu, Sumatera Utara kemungkinan besar menerima pengaruh lebih dominan dibandingkan kawasan lain di Nusantara terutama dari etnis Tamil yang datang dan menetap di kawasan ini. Bukti ini dapat dilihat dari ditemukannya 175 istilah dalam bahasa Karo yang berasal dari bahasa Tamil, di antaranya: Colia, Pandia, Meliala, Depari, Muham, Pelawi, Tukham, Brahmana Mahyuddin, 2014:3. Melalui hubungan perdagangan dapat diperkirakan bahwa bangsa India yang datang ke Sumatera Utara juga membawa nilai-nilai kehidupan mereka termasuk ajaran Hindu. Ajaran tersebut kemudian diterima dan dikembangkan oleh masyarakat setempat. Seiring perkembangan zaman, keturunan bangsa India tersebut telah bercampur dan menjadi masyarakat setempat. Begitu pula dengan kebudayaan dan ajaran Hindu yang kemudian menjadi salah satu agama yang diakui di Indonesia. Di kota Medan sendiri banyak terdapat masyarakat yang beragama Hindu terutama dari etnis yang berasal dari tanah India antara lain Tamil, Telugu, Punjabi, Benggala, BombayHindustan, dan lain-lain Mahyuddin, 2014: 28. Masyarakat tersebut hidup berdampingan dengan masyarakat lain yang berbeda baik dari sisi etnis maupun dari sisi keyakinan. Perbedaan dan ragam budaya tersebut semestinya bisa dikelola demi kebaikan dan kekayaan budaya di kota Medan. Universitas Sumatera Utara 27 Masuknya masyarakat asal India di kota Medan juga tak terlepas dari sejarah masuknya perkebunan Belanda di abad 19. Di kala itu, banyak pekerja kontrak asal India yang didatangkan untuk bekerja di perkebunan tembakau milik Belanda di Medan. Untuk meningkatkan produktivitasnya, para pengusaha perkebunan antara lain memperluas areal perkebunan dan mendatangkan tenaga kerja. Penduduk pribumi setempat tampaknya tak berminat untuk bekerja sebagai buruh, karena itulah diupayakan mendatangkan buruh dari luar, yaitu etnis Cina dan IndiaTamil. Untuk mengatasi hal ini, pihak perkebunan berupaya mendatangkan buruh dari daerah asalnya yaitu langsung dari Cina dan India atau memanfaatkan tenaga buruh dari Jawa melalui program transmigrasi oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Sejak itulah tenaga-tenaga buruh pada umumnya terdiri dari etnis Cina, TamilIndia, dan suku Jawa Mahyudin, 2014:4-5. Para pekerja kontrak inilah kemudian beranak-pinak dan membaur menjadi warga kota Medan sekarang ini. Kedatangan bangsa India ke Nusantara, Medan khususnya, ini turut juga mempengaruhi keberadaan agama Hindu, Buddha, dan Sikh sampai hari ini. Hal ini dapat dilihat dari kondisi hari ini dimana mayoritas etnis Tamil tersebut banyak yang beragama Hindu dan Sikh. Di dalam agama tersebut terdapat berbagai macam ritual termasuk Bhajan kidung suci penyebutan nama-nama Tuhan. Selain itu, termasuk juga terdapat bermacam aliran di dalamnya, salah satunya adalah sekte Sai Baba, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa Sathya Sai Baba adalah wujud inkarnasi Tuhan avatara di muka bumi. Universitas Sumatera Utara 28

2.3 Sathya Sai Baba