kesesian kerajinan tangan Ende-ende Memuro Rohi

44 o Mengembur Gerakan ini digunakan untuk menyembah atau pemberian hormat oleh beru perempuan kepada kula-kula. o Mengeleap Gerakan ini digunakan untuk menunjukkan bahwa kegiatan kerja sudah berhasil dilaksnankan.

2.7.4 kesesian kerajinan tangan

Dalam masyarakat Pakpak kerajinan tangan masyarakat Pakpak sudah dikenal sejak zaman nenek moyang masyarakat Pakpak tersebut yaitu dengan adanya Mejan Batu sejenis patung yang terbuat dari batu yang terdapat hampir disetiap kuta kampung. Selain itu ada juga “membayu” yaitu menganyam tikar, bakul, kirang keranjang dan beberapa kerajinan tangan lainnya yang terbuat dari sejenis rumput yang tumbuh di sawah. Selain itu kerajinan rotan dan bambu juga banyak dikembangkan misalnya kursi, sangkar burung, bubu, tampi, juga keranjang. Kerajinan lainnya yaitu terutama di daerah Kelasen yaitu “meneppa” meneppa adalah orang pandai besi terutama menempa golok pisau dan parang, pedang, kujur tombak, cangkul, cuncun dan lain-lain, dapat kita lihat dari pakaian adat masyarakat Pakpak, seperti: Pakaian adat Pakpak Laki-laki o Oles o bulang-bulang o golok ucang o borgot o tali abak Universitas Sumatera Utara 45 o kujur sinane Pakaian adat Pakpak Perempuan o baju merapi-api o oles o saomg o cimata leppa-leppa o rabi munduk o ucang Dapat kita lihat dari pakaian adat masyarakat Pakpak yang terdapat pada pakaian adat laki-laki dan paian adat perempuan terdapat golok ucang dan rabi munduk yang terbuat dari besi dan pastinya dikerjakan atau hasil dari seorang meneppa dari daerah Kelasen daerah Tapanuli Utara, khusus kecamatan Parlilitan dan Kabupaten Tapanuli Tengah di kecamatan Manduamas. Jenis-jenis kesenian di atas, baik seni musik, seni dalam vokal, seni tari dan kerajinan tangan sudah jarang ditemukan, dikarenakan perkembangan zaman. contoh, Seni musik tradisional sudah digantikan dengan musik keyboard dalam upacara - upacara adat, baik upacara perkawinan maupun upacara kematian. Begitu juga dengan musik vokal yang sudah sangat jarang ditemukan, namum masih ada beberapa orang tua dari masyarakat Pakpak tersebut masih menyimpan harta karun 5 tersebut seperti, musik vokal yang masih ditemukan seperti tangis simate dan tangis anak melumang. 5 . Harta karun dalam tulisan ini adalah kata lain dari peninggalan-peninggalan yang mempunyai kearifan lokal yang sangat penting bagi masyarakat yang mempunyainya, seperti masyarakat Pakpak yang memiliki jenis-jenis alat musik tradisional, nyanyian-nyanyian yang memiliki makna atau arti-arti tersendiri dan banyak lagi, itu semua harusnya dilestarikan agar ada peninggalan bagi orang-orang berikutnya. Universitas Sumatera Utara 46

BAB III DESKRIPSI

NANGAN SI TAPISURIA TURANG SI PALAMEKA Dalam Bab III ini, penulis akan mendeskripsikan tentang nangan si Tapisuria Turang si Palameka yang terdapat pada masyarakat Pakpak di Dusun Lae Salak, Desa Lae Sireme, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi, dimana nangan ini termasuk kebudayaan yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia, khususnya pada masyarakat Pakpak dan termasuk kedalam jenis folklor, yang merupakan sastra lisan yang dipercayai oleh masyarakat secara turun-temurun. Sebelum membahas pokok permasalahan, maka terlebih dahulu penulis akan mendeskripsikan tentang folklor terlebih dahulu. Folklor berasal dari bahasa ingris yang terdiri atas dua kata dasar, flok dan lore, flok yang artinya kolektif atau bisa disebut dengan kelompok. Sedangkan lore adalah budaya atau kebudayaan, jadi yang dimaksud dengan folklor menurut Dundes dalam Dananjaya 1991:1. Lebih lanjut Danandjaya 1991:2 menjelaskan folklor secara keseluruhan. Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun temurun, kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan isyarat atau alat pembantu penggiat. Folklor menjadi khas karena mempunyai beberapa ciri-ciri.Pengenalan folklor yang pada umunya dapat dirumuskan. Menurut Danandjaya 1991: 3-5. a. Penyebaran dan pewarisan biasanya dilakukan secara lisan. b. Folklor bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatip atau dalam bentuk standar. Universitas Sumatera Utara 47 c. Folklor ada exsit dalam versi-versi bahkan varian-varian yang berbeda. d. Folklor bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak di ketahui orang lain. e. Folklor biasanya mempunya bentuk perumus atau berpola. f. Folklor mempunyai kegunaan function dalam kehidupan bersama suatu kolektif. g. Folklor bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. h. Folklor menjadi milik bersama collective dari kolektif tertentu. i. Folklore Flok adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenalam fisik sosial, dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya. Ciri-ciri pengenalan itu antara lain dapat berwujud: warna kulit yang sama, bentuk rambut yang sama, mata pencariaan yang sama, dan agama yang sama, bahasa yang sama, tarap pendidikan yang sama, sedangkan lore adalah tradisi flok yaitu sebagian kebudayaannya, yang diwariskan secara turun temurun secara lisan, atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyrat atau alat pembantu pengigat mnemonic device. Brunvand dalam Danandjaya 1991: 21 mengelompokkan folklor atas tiga kelompok, yaitu folklor lisan, folklor sebagian lisan, dan folklor bukan lisan.

a. Folklor lisan

Dokumen yang terkait

Analisis Ekonomi dan Pemasaran Rotan oleh Masyarakat Kabupaten Dairi (Studi Kasus di Desa Lae Pondom Kec. Tanjung Baringin, Kab. Dairi)

1 121 48

Analisis Usahatani Dan Tataniaga Lada Hitam (Studi Kasus : Desa Lau Sireme, Kecamatan Tiga Lingga, Kabupaten Dairi)

4 90 66

Analisis Tekstual Dan Musikal Nangan Mendedah Pakpak Di Desa Kuta Meriah, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara

0 66 93

Analisis Tekstual Dan Musikal Nangan Mendedah Pakpak Di Desa Kuta Meriah, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara

0 1 14

Analisis Tekstual Dan Musikal Nangan Mendedah Pakpak Di Desa Kuta Meriah, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Analisis Tekstual Dan Musikal Nangan Mendedah Pakpak Di Desa Kuta Meriah, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara

0 0 14

Analisis Tekstual Dan Musikal Nangan Mendedah Pakpak Di Desa Kuta Meriah, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara

0 1 25

19 BAB II ETNOGRAFI UMUM MASYARAKAT PAKPAK, DI DUSUN LAE SALAK, DESA LAE SIREME, KECAMATAN TIGALINGGA, KABUPATEN DAIRI, PROVINSI SUMATERA UTARA 2.1 Wilayah Budaya Pakpak

0 1 27

Analisis Tekstual dan Melodi Dalam Sukut-Sukutan Nangan si Tapisuria Turang si Palameka yang Disajikan Oleh Rosintan Kesigihen pada Masyarakat Pakpak di Dusun Lae Salak, Desa Lae Sireme, Kecamatan Tiga Lingga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara

0 0 18

Analisis Tekstual dan Melodi Dalam Sukut-Sukutan Nangan si Tapisuria Turang si Palameka yang Disajikan Oleh Rosintan Kesigihen pada Masyarakat Pakpak di Dusun Lae Salak, Desa Lae Sireme, Kecamatan Tiga Lingga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara

0 0 17