11 bunyian ritme, melodi, harmoni, dan warna dan berbagai ide serta emosi. Dalam
tulisan ini yang menjadi aspek musikal adalah rangkaian nada dalam Nangan, keras atau lembut suara yang dikeluarkan oleh si Penukut, ritem dan durasi nada dalam
Nangan tersebut. Tekstual merupakan hal-hal yang berkaitan dengan teks atau tulisan atau isi dari
suatu karangan. Dalam musik vokal, teks disebut dengan liriksyair. Liriksyair merupakan susunan kata-kata dalam sebuah nyanyian yang berisikan curahan
perasaan. Lirik tersebut akan menghasilkan makna yang tersirat KKBI edisi kedua tahun 1995.
Teks atau syair dari nyanyian tersebut akan menghasilkan suatu makna. Makna tersebut adalah suatu yang tersirat dibalik bentuk dan aspek isi dari suatu kata atau
teks yang kemudian terbagi menjadi dua bagian, yaitu makna konotatif dan makna denotatif. Makna konotatif adalah makna kata yang terkandung arti tambahan makna
yang tidak sebenarnya, sedangkan makna denotatif adalah kata yang tidak mengandung arti tambahan atau disebut dengan makna sebenarnya Keraf, 1991:25.
Makna yang dimaksud dalam tulisan ini ada dalam teks Nangan Si Tapisuria Turang Si Palameka tersebut.
1.4.2 Teori
Teori digunakan sebagai penuntun dan pedoman dalam membahas permasalahan yang akan di jabarkan.
Kerlinger dalam Sugiono 2009:79, mengemukakan: Theory is a set of interrelated construct concepts, definitions, and proposition that present a
systematic view of phenomena by specipying relations among variabels, with purpose of explaining and predicting the phenomena. Artinya secara harfiah, teori adalah
Universitas Sumatera Utara
12 sebuah hubungan konsep, defenisi, proposisi yang menunjukkan suatu urutan yang
sistematis dengan fenomena yang menggambarkan hubungan variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut. Dari tulisan di atas penulis akan
menggunakan teori guna untuk membahas dan mendukung jawaban dari pokok permasalahan.
Untuk menganalisis melodi Nangan Si Tapisuria Turang Si Palameka penulis menggunakan teori weighted scale bobot tangga nada yang dikemukakan oleh
William P. Malm Malm dalam terjemahan Takari 1995:15. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi yaitu:
1. tangga nada
5. Jumlah interval 2.
nada dasar pitch center 6. Pola-pola kadensa
3. wilayah nada
7. Formula-formula melodik 4.
jumlah nada-nada 8. Kontur
Untuk menggambarkan melodi Nangan Si Tapisuria Turang Si Palameka dalam bentuk notasi, penulis menggunakan metode transkripsi. Transkripsi merupakan
proses penotasian bunyi yang didengar dan dilihat. Dalam mengerjakan transkripsi penulis menggunakan notasi musik yang dinyatatakan Seeger yaitu notasi preskriptif
dan deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang dimaksudkan sebagai alat pembantu untuk penyaji supaya dapat menyajikan komposisi musik. Sedangkan notasi
deskriptif adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan kepada pembaca tentang ciri-ciri atau detail-detail komposisi melodi nangan yang belum diketahui
oleh pembaca. Berdasarkan penjelasan yang terdapat di atas, penulis akan menggunakan notasi
deskriptif. Dalam hal ini penulis akan menyampaikan atau memberikan informasi
Universitas Sumatera Utara
13 tentang Nangan Si Tapisuria Turang Si Palameka dengan detail agar jelas tujuan dari
komposisi Nangan tersebut. Salah satu sistem yang terlihat jelas dalam suatu kebudayaan musik dunia adalah
pengajarannya yang diwariskan dari mulut ke mulut oral tradition Nettl 1973:3. Dengan demikian pewarisan kebudayaan melalui mulut ke mulut dapat menciptakan
hasil kebudayaan musik yang berbeda dari setiap generasi. Hal ini tentu dapat dijadikan sebagai hal yang menarik untuk diteliti dan harus diketahui tentang materi-
materi lisan dan variasi ragam musik yang menggunakan istilah-istilah ideal dari suatu kebudayaan musik itu sendiri.
Dalam melodi vokal Nangan, teks merupakan karakteristik yang penting lainnya, dimana melodi Nangan yang sama dinyanyikan dengan teks yang bervariasi
strophic. Dalam Nangan si Tapisuria turang si Palameka mempuyai melodi yang sama
pada saat dinyanyikan, namun teksnya mempuyai variasi yaitu pada bagian benda - benda yang diminta oleh adik si Palameka yaitu si Tapisuria. Pada nyanyian pertama
lagu tersebut si Tapisuria meminta rabi munduk, dan kudung-kudung, pada nyanyian yang kedua, si Tapisuria meminta ucang-ucang dan kalung-kalung. Nangan tersebut
akan berakhir ketika si anak yang akan ditidurkan sudah tertidur lelap, namun jika belum tidur, si Penukut akan terus bercerita dan bernyanyi dengan benda yang
berbeda yang diminta oleh si Tapisuria, benda tersebut adalah benda keperluan perempuan. Studi teks juga memberikan kesempatan dalam menemukan hubungan-
hubungan antara aksen bahasa dan aksen musik sebagai reaksi musikal Nettl 1977:9. Untuk menganalisa struktur teks Nangan, di sini penulis berpedoman pada teori
William P. Malm. Malm menyatakan bahwa dalam musik vokal, hal yang sangat penting diperhatikan adalah hubungan antara musik dengan teksnya. Apabila setiap
Universitas Sumatera Utara
14 nada dipakai untuk setiap silabel atau suku kata, gaya ini disebut silabis. Sebaliknya
bila satu suku kata dinyanyikan dengan beberapa nada disebut melismatik. Dalam mendalami makna-makna tekstual dalam musik vokal Nangan, penulis
menggunakan teori semiotik. Teori semiotik adalah sebuah teori mengenai lambang yang dikomunikasikan. Panuti Sudjiman dan Van Zoest dalam Bakar 2006:45-51
menyatakan bahwa semiotika berarti tanda atau isyarat dalam satu sistem lambang yang lebih besar. Menurut Ferdinand De Saussure perintis semiotika dan ahli
bahasa, semiotik adalah the study of “the life of signs within society”. Secara harafiah
dapat diartikan dengan studi dari tanda-tanda kehidupan dalam masyarakat. Berdasarkan pendapat-pendapat yang ada di atas, akan mengarahkan penulis untuk
menganalisis makna tersurat dan tersirat dalam musik vokal Nangan di balik penggunaan lambang dalam kehidupan Suku Pakpak di Desa Lae Sireme Kecamatan
Tigalingga.
1.5 Metode Penelitian