Proses Pengisian dan Pengemasan Air Minum Pada Kemasan

Tank I yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara. Air dari Storage Tank I dialirkan ke Catridge Filter 5μ. Air dari Storage Tank I disaring. Catridge Filter dilengkapi dengan 12 buah filter yang berukuran 5μ sehingga bakteri- bakteri yang berukuran 5μtidak akan lolos dari saringan tersebut. Air dari Catridge Filter 5μ dipompakan ke Storage Tank II yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara. Air dari Storage Tank II dialirkan ke Catridge Filter 1 μ dan Storage Tank III. Air dari Storage Tank III yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara dan digunakan untuk boiler, Washer I danWasher II. Air dari Storage Tank II disaring. Catridge Filler dilengkapi dengan 12 buah filter yang berukuran 1 μ sehingga bakteri yang berukuran 1μ tidak akan lolos dari saringan tersebut. Air yang berasal dari Catridge Filter 1 μ dialirkan ke Finish Tank I. Sebelum sampai ke Finish Tank I terjadi proses ozonisasi yaitu proses pembunuhan bakteri-bakteri yang lolos dari Catridge Filter yang dilakukan oleh yang dihasilkan generator ozon dengan mengubah yang diperoleh dari udara bebas menjadi . Pada saat mengalirkan air ke Finish Tank I terjadi proses mixing yaitu pencampuran dengan air supaya homogen.

2.4.4.3. Proses Pengisian dan Pengemasan Air Minum Pada Kemasan

600ml Proses pengisian Filler dilakukan pada ruangan yang steril dengan suhu berkisar 20 derajat celcius – 25 derajat celcius.Botol yang telah disimpan di storage akan dibawa dengan conveyor untuk melanjutkan ke proses pengisian setelah itu diteruskan dengan proses Capping yaitu proses menutup botol yang Universitas Sumatera Utara sudah berisi air. Botol yang sudah tertutup dengan sempurnaakan dilanjutkan dengan proses coding botol untuk memberikan kode produksi, expired date dan batch date di produk. Setelah itu dilakukan visual yang pertama yaitu visual isidimana akan dilakukan proses pemeriksaan produk isi secara visual. Lalu akan dilanjutkan dengan proses Labelling yaitu pemasangan Label di produk secara otomatis di mesin Krones dan dilanjutkan dengan melakukan visual kedua yaitu visual produkdimana akan dilakukan proses pemeriksaan produk jadi secara visual. Produk yang diterima lalu dipackingsecara otomatis di mesin Cermex. Blok diagram uraian proses produksi 600ml dapat dilihat pada Gambar 2.3

2.5. Mesin dan Peralatan

a. Mesin Pembuatan Preform Merek : Husky Buatantahun : Kanada 2007 Type : Hypet 300 No seri : 3755147 Fungsi : Melebur biji plastic menjadi kemasan Kapasitas : 32.000 preformjam

b. Mesin Pembuatan Botol

Merek : SIDEL Buatantahun : Perancis 2007 Type : SBO Universitas Sumatera Utara Proses Penyaringan Penampungan di Storage Tank I Proses Penyaringan II Penampungan di Storage Tank II Penampungan di Storage Tank III Proses Penyaringan III Proses Ozonisasi Finish Tank Resin PET diperiksa oleh incoming material Hopper Dryer Pengurangan kadar air dari Resin PET Melting Pelelehan Resin PET Injection and Molding Pembentukan Resin PET menjadi preform 600ml Preheating Pemanasan Preform 600ml untuk kembali menghilangkan kadar air Blow Molding Pembentukan Botol Kosong 600ml dengan cara ditiup mesin SBO Cooling Proses Pendinginan Botol Kosong Ditransfer secara inline ke ruang Filler Filling Pengisian Botol Kosong dengan air berozone Penutupan Botol yang telah berisi air Labelling Pemberian Label Coding pemberian Kode pada Produk Packing Gambar 2.3.Blok Diagram Proses Produksi 600ml No seri : 12132 Universitas Sumatera Utara Fungsi : merubah preform menjadi botol c. Mesin Pengisian air dan pemberian Cap Merek : SIDEL Buatantahun : Perancis 2007 Type : S.Europe W No seri : 04260452907 Fungsi : Pengisian air dan pemberian tutup botol d. Mesin Pengepakan Merek : SIDEL Buatantahun : Perancis 2007 Type : F38 Case Former No seri : 37517 Fungsi : Pembuatan Box e. Mesin Pengepakan Merek : SIDEL Buatantahun : Perancis 2007 Type : F 478 Pick N Place No.seri : 37518 Fungsi : Memasukkan botol ke box f. Mesin Pengepakan Merek : SIDEL Buatantahun : Perancis 2007 Type : C 641 Upper Glue Universitas Sumatera Utara No. seri : 04260452901 Fungsi : Pemberian lem ke box Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Kualitas Quality

Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin “quails” yang berarti „sebagaimana kenyataannya‟. Definisi kualitas secara internasional BS EN ISO 9000:2000 adalah tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu Dale, 2003 ;4 Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminology kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikam, guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal. Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan oleh pemasaran dan manajemen umum. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan. Feigenbaum, 1992 Mutu produk dan jasa didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan untuk memenuhi harapan-harapan pelanggan Feigenbaum, 1992 Universitas Sumatera Utara Kualitas adalah total composite product dan karakteristik pelayanan dari marketing, engineering, manufaktur, dan maintenance yang mana produk dan pelayanan yang digunakan akan mempertemukan harapan konsumen. Kualitas sebagaimana yang diaplikasikan pada produk yang dihasilkan industri mempunyai karakteristik atau grup atau kombinasi dari karakteristik yang membedakan satu artikel dari lainnya atau produk hasil manufaktur dari para pesaing, atau satu tingkatan produk dari sebuah pabrik tertentu kepada tingkatan lainnya dari pabrik yang sama Radford. Kualitas yang baik menurut produsen adalah apabila produk yang dihasilkan perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang tidak baik adalah apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta menghasilkan produk rusak. Namun demikian, perusahaan dalam menentukan spesifikasi produk juga harus memperhatikan keinginan dari konsumen, sebab tanpa memperhatikan itu, produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih memperhatikan kebutuhan konsumen. Perluasan kualitas ditentukan dengan seberapa bagus karakteristik kualitas yang sebenarnya kebutuhan konsumen dihubungkan dengan karakteristik kualitas pengganti spesifikasi produk. Douglas C Montgomery 2001:2 mengidentifikasikan delapan dimensi kualitas yang digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Performa performance Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk 2. Keistimewaan features Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. 3. Keandalan realibility Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu 4. Konformasi conformance Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5. Daya tahan durability Merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu. 6. Kemampuan pelayanan serviceability Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan 7. Estetika esthetics Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi pilihan individual Universitas Sumatera Utara 8. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk tersebut.

3.2. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan suatu sistem verifikasi dan penjagaan perawatan dari suatu tingkat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus serta tindakan korektif bilamana diperlukan 1 . Jadi, pengendalian kualitas tidak hanya kegiatan inspeksi ataupun menentukan apakah produk itu baik accept atau jelek reject. Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari proses input informasibahan baku dari pihak marketing dan purchasing hingga bahan baku tersebut masuk ke pabrik dan bahan baku itu diolah di pabrik yang akhirnya dikirim ke pelanggan. Secara umum pengendalian kualitas di dalam perusahaan mempunyai beberapa tujuan tertentu, yaitu antara lain terdapatnya peningkatan kepuasan konsumen, proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya serendah-rendahnya serta selesai dengan waktu yang telah diterapkan. Dengan demikian apabila perusahaan semata-mata berproduksi pada biaya yang serendah-rendahnya, namun tidak memperhatikan kepuasan konsumen, maka sebenarnya perusahaan semacam ini sudah tidak lagi memperhatikan kualitas produknya 2 . 1 Rosnani Ginting, ”Sistem Produksi” Cet. I; Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007,hal 300-326. 2 Drs.A gusAhyari, “Manajemen Produksi Pengendalian Produksi” Edisi Empat.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada , 2002, hal 238-241 Universitas Sumatera Utara

3.2.1. Faktor-Faktor Pengendalian Kualitas

Dokumen yang terkait

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

10 100 125

Usulan Perbaikan Kualitas Produk Genteng dengan Metode Six Sigma (DMAIC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).

11 66 166

Analisa dan Penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan Perbaikan Kualitas Smoke Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para

2 47 162

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

6 88 125

Penerapan Metode Taguchi Analysis dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dalam Perbaikan Kualitas Crumb Rubber Sir 20 di PT Asahan Crumb Rubber

3 74 112

Usulan Perbaikan Mutu Produk Sarung Tangan dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Medisafe Technologies

8 46 131

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 9 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 1 11

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1