BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Kualitas Quality
Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin “quails” yang berarti
„sebagaimana kenyataannya‟. Definisi kualitas secara internasional BS EN ISO 9000:2000 adalah tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang
melekat dan memenuhi ukuran tertentu Dale, 2003 ;4 Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal,
terminology kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk yang dihasilkan, agar
memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikam, guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal.
Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan oleh pemasaran dan manajemen umum. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan
terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut dan selalu mewakili sasaran yang bergerak dalam pasar yang penuh persaingan.
Feigenbaum, 1992 Mutu produk dan jasa didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan
karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan untuk memenuhi harapan-harapan
pelanggan Feigenbaum, 1992
Universitas Sumatera Utara
Kualitas adalah total composite product dan karakteristik pelayanan dari marketing, engineering, manufaktur, dan maintenance yang mana produk dan
pelayanan yang digunakan akan mempertemukan harapan konsumen. Kualitas sebagaimana yang diaplikasikan pada produk yang dihasilkan
industri mempunyai karakteristik atau grup atau kombinasi dari karakteristik yang membedakan satu artikel dari lainnya atau produk hasil manufaktur dari para
pesaing, atau satu tingkatan produk dari sebuah pabrik tertentu kepada tingkatan lainnya dari pabrik yang sama Radford. Kualitas yang baik menurut produsen
adalah apabila produk yang dihasilkan perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang tidak baik adalah
apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta menghasilkan produk rusak. Namun demikian, perusahaan dalam
menentukan spesifikasi produk juga harus memperhatikan keinginan dari konsumen, sebab tanpa memperhatikan itu, produk yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih memperhatikan kebutuhan konsumen.
Perluasan kualitas ditentukan dengan seberapa bagus karakteristik kualitas yang sebenarnya kebutuhan konsumen dihubungkan dengan karakteristik
kualitas pengganti spesifikasi produk. Douglas C Montgomery 2001:2 mengidentifikasikan delapan dimensi
kualitas yang digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Performa performance Berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk
2. Keistimewaan features Merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. 3. Keandalan realibility
Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu
4. Konformasi conformance Berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5. Daya tahan durability
Merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.
6. Kemampuan pelayanan serviceability Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan
kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan 7. Estetika esthetics
Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi pilihan individual
Universitas Sumatera Utara
8. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality Bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam
mengkonsumsi produk tersebut.
3.2. Pengendalian Kualitas