commit to user
15
Banyak perpustakaan yang mengidamkan penerapan perpustakaan digital dalam pengelolaannya. Namun demikian tidak semudah yang dibayangkan. Dana
yang terbatas dan SDM yang rendah menjadi faktor dominan ketidakberdayaan mewujudkan sebuah perpustakaan digital.
Lepas dari semua itu, lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik para pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan
pustakawan terbuka terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional mereka, yaitu membantu orang untuk mencari informasi, baik
dalam bentuk digital atau tercetak. Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota jaringan dan para pengguna itu penting. Dalam hal ini,
perlu peningkatan kesadaran akan fungsi utama mereka, yaitu memberikan kemudahan akses pengguna terhadap informasi. Untuk mempermudah akses,
pustakawan perlu mendorong pengguna perpustakaan digital untuk melek informasi information literate. Pengguna perpustakaan yang seperti ini adalah
mereka yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan informasi, mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu
secara efektif dan beretika. Sulistyo 2002 mengatakan bahwa perpustakaan digital mulai muncul di
Indonesia sekitar tahun 1992 dimulai di ITB Institut Teknologi Bandung yang melibatkan berbagai komponen. Usaha itu kemudian dilanjutkan oleh
perpustakaan perguruan tinggi sehingga muncullah berbagai perpustakaan digital di Indonesia, terutama di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi dan khusus.
b. Pengertian E-Library
Karena definisi yang diberikan sangat luas, maka dapat memungkinkan keanekaragaman definisi. Seperti the Digital Library Federation DLF
memberikan definisi perpustakaan elektronik sebagai organisasi yang menyediakan sumber, tersmasuk staf khusus untuk memilih, menstruktur,
memberikan akses intelektual ke menafsirkan, mendistribusikan, melestarikan integritas serta menjamin persistence sepanjang waktu, menyangkut koleksi
commit to user
16
digital sehingga koleksi tersebut tersedia dan dapat digunakan secara ekonomis bagi komunitas tertentu.
Dengan definisi yang diberikan oleh US National Science Foundation Digital Library Initiative, maka definisi perpustakaan digital yang ditemukan itu
merupakan lonceng kematian bagi definisi perpustakaan elekronik electronic library
. Perpustakaan elektronik yang mencakup informasi yang tersedia dalam bentuk analog elektronik maupun digital seperti videodisc awal. Maka sekitar
tahun 1995 an, istilah perpustakaan elektronik sudah tidak ditemukan lagi dalam literatur kepustakawanan AS, diganti sepenuhnya dengan istilah perpustakaan
digital atau digital library. Fransisco-Revilla et al 2001 mengatakan bahwa konsep perpustakaan
digital kini semakin sering dikaitkan dengan organisasi yang mengoleksi rujukan ke sumberdaya yang berbasis web di internet, dan bukan sumberdaya itu sendiri.
Perpustakaan seperti ini biasanya tidak mempunyai lokasi fisik yang dikunjungi oleh para pemakainya. Lesk dalam Laxman 2007: 29 memandang “perpustakaan
digital secara sangat umum sebagai semata-mata kumpulan informasi digital yang tertata”. Arms dalam Laxman 2007 memperluasnya sedikit dengan
menambahkan bahwa koleksi tersebut disediakan sebagai jasa dengan memanfaatkan jaringan informasi. Jaringan informasi dalam hal ini adalah
internet. Menurut Gatot Subrata 2009, kebutuhan dalam perpustakaan digital
adalah perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan komputer sebagai elemen- elemen penting infrastruktur sebuah perpustakaan digital. Namun, perangkat
utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital adalah komputer personal PC, internet inter-networking, dan world wide web WWW. Ketiga hal
tersebut memungkinkan adanya perpustakaan digital. Dengan perpustakaan digital, konsep berbagi sumber daya yang selama
ini terbentur oleh berbagai hal seperti birokrasi, politik, dan sebagainya, benar- benar bisa dilaksanakan dengan lebih mudah. Seluruh koleksi yang ada dalam
perpustakaan digital bisa diakses dari komputer mana saja baik di rumah, di kantin, di taman, dan sebagainya dengan catatan terhubung dengan koneksi
commit to user
17
internet. Pengguna juga tidak terbatasi oleh durasi jam kantor karena komputer menyimpanan koleksi perpustakaan digital bersifat 24 jam dan bisa diakses kapan
saja. Istilah perpustakaan digital atau digital library muncul dengan semakin
maraknya aplikasi TI di perpustakaan. Perpustakaan saat ini sebagian besar koleksinya dalam bentuk digital. Konsep koleksi digital tersebut berlawanan
dengan koleksi perpustakaan sebelumnya, yang hanya mengenai materi tercetak kemudian menyusul materi dalam bentuk mikro, selanjutnya audio-visual.
Istilah perpustakaan digital selalu dikaitkan dengan jaringan komputer lalu diasosiasikan dengan internet. Pendapat itu tidak salah tetapi tidak selalu
benar, karena ada perpustakaan yang koleksinya dalam bentuk digital namun tidak selalu dapat diakses internet. Theng dalam Sulistiyo dan Basuki 2007
mengatakan bahwa hal tersebut memang ada namun lebih merupakan pengecualian. Maka tidaklah salah bila makna perpustakaan digital akan berlainan
bagi orang yang berbeda-beda. Digital library
atau perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek
informasi tesebut melalui perangkat digital Sismanto, 2008. Menurut Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin 2008: 31 “perputakaan digital adalah sebuah
sistem yang memiliki berbagai layanan dan objek informasi yang mendukung akses objek informasi tersebut melalui perangkat digital”.
Digital library menjadi trend baru dalam model layanan perpustakaan
modern, apalagi perpustakaan perguruan tinggi. Hampir semua perpustakaan berlomba-lomba untuk mewujudkannya.
c. Karakteristik E-Library