commit to user
21
2 Pemakai dan manajer mempunyai pengalaman dengan fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya.
3 Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai dampak atau pengaruh pada pemakai individual dalam melakukan
pekerjaanya dan dampak individu ini secara kolektif akan berakibat pada dampak-dampak organisasional.
Berbeda dengan model proses, model kausal atau disebut juga dengan model varian berusaha untuk menjelaskan kovarian dari elemen-elemen model
untuk menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi dari elemen-elemen lainya atau dengan kata lain untuk menentukan apakah terjadi
hubungan kausal diantara mereka. Misalnya, semakin tinggi kualitas sistem, diharapkan akan menyebabkan kepuasaan pemakai dan penggunaan yang lebih
tinggi yang selanjutnya akan mempengaruhi secara positif produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas organisasional. Model kausal
ini menunjukan bagaimana arah hubungan satu elemen dengan elemen lainya apakah menyebabkan lebih besar mempunyai pengaruh positif atau lebih kecil
mempunyai pengaruh negatif.
b. Model Kesuksesan Sistem Informasi E-Library
Model DM ini dikembangkan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh Shanon and Whever 1949 Mason 1978, serta penelitian-
penelitian sistem informasi lainnya. Sebenarnya penelitian Shanon Wheaver merupakan penelitian dibidang komunikasi. Mereka mengelompokan proses
informasi kedalam tiga tingkatan teknis yaitu tingkatan teknikal, tingkatan semantik, dan informasi efektivitas.
Model DM ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi, yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas
pelayanan, penggunaan, kepuasaan pemakai, dan manfaat-manfaat bersih. Berikut adalah model kesuksesan sistem informasi yang telah diperbaruhi:
commit to user
22
Gambar 2. Model kesuksesan sistem informasi DM yang telah diperbarui Sumber: DeLone McLean 2004
1 Kualitas sistem
Kualitas sistem system quality digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasinya sendiri. Beberapa peneliti telah mengembangkan
beberapa pengukuran untuk mempromosikan kualitas sistem. Swanson dalam Jogiyanto 2008: 12 menggunakan pengukuran apresiasi terhadap SIM oleh para
pemakai manajer untuk mengukur kualitas sistem. Sementara Emery dalam Jogiyanto 2008: 13 menggunakan konsep karakteristik sistem untuk mengukur
kualitas sistem informasi.
Menurut Yi-Shun Wang et al 2005 kualitas sistem tentang e-library dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a E-library dapat digunakan kapan saja. b E-library mudah digunakan.
c E-library mudah di dalam pengoperasiannya. d E-library menyediakan fasilitas-fasilitas yang memudahkan pengguna
berhubungan dengan bagian penyedia e-learning. e E-library menyediakan tampilan informasi yang bisa diatur.
Kualitas informasi information
quality Penggunaan
Use Manfaat-manfaat
bersih Net benefit
Kualitas sistem system quality
Kepuasan pemakai User
satisfaction Kualitas
pelayanan Service quality
commit to user
23
f E-library memiliki fasilitas-fasilitas yang membuat pengguna tertarik untuk menggunakannya.
g E-library menyediakan akses informasi yang cepat.
2 Kualitas informasi
Kualitas informasi information quality mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. Larcker and Lessig dalam Jogiyanto 2008: 15
mengembangkan 6 item pertanyaan untuk mengukur kepentingan persepsi dan kegunaan informasi dari informasi yang disajikan di laporan-laporan yang
mengahasillkan oleh sistem informasi. Peneliti lain, Ahituv 1980 menggunakan lima macam karakteristik informasi untuk mengukur nilai dari informasi, akurasi,
ketepatan waktu, relevan, agregasi dan pemformatan. Menurut Yi-Shun Wang et al 2005 kualitas informasi tentang e-library
dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut: a E-library memberikan informasi yang di perlukan pengguna.
b E-library memberikan informasi tepat waktu. c E-library memberikan informasi yang sesuai dengan pekerjaaantugas
dan profesi pengguna. d E-library memberikan informasi yang cukup.
e E-library memberikan informasi yang mudah dipahami. f E-library memberikan informasi yang terbaru up-to-date.
3 Kualitas pelayanan
Jasa yang diberikan sistem teknologi informasi juga berkembang, tidak hanya menjadi penyedia informasi information provider saja, tetapi juga
penyedia pelayanan service provider. Untuk mengukur jasa pelayanan ini maka DeLone McLean 2003 mengusulkan menambah suatu variable baru, yaitu
variable kualitas pelayanan. Pengukuran kualitas pelayanan service quality awalnya digunakan di penelitian pemasaran marketing. Penelitian-penelitian
sistem informasi yang memasukkan pengukuran kualitas pelayanan service quality
kedalam model DM.
commit to user
24
Walaupun kualitas pelayanan dapat dimasukkan sebagai komponen baru dalam model DM, tetapi bobotnya berbeda dengan kualitas informasi dan
kualitas sistem, tergantung dari tingkat analisisnya. DeLone McLean dalam Jogiyanto 2008: 98 mengatakan bahwa untuk mengukur kesuksesan suatu sistem
tunggal, kualitas informasi dan kualitas sistem mungkin merupakan komponen kualitas yang paling penting.
Menurut Yi-Shun Wang et al 2005 kualitas layanan tentang e-library dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a E-library menyediakan layanan berupa bantuan dan penjelasan secara on-line
. b Bagian IT sekolah berinteraksi baik dengan pengguna selama
pengguna menggunakan e-library. c Bagian IT sekolah menyediakan waktu untuk konsultasi tentang e-
library .
d Bagian IT sekolah merespon dengan baik setiap saran yang diberikan pengguna untuk perbaikan e-library di masa mendatang.
e Bagian IT sekolah memperlengkapi sarana yang mendukung pengguna untuk menggunakan e-library.
4 Penggunaan informasi
Menurut Jogiyanto 2008: 19, “penggunaan informasi use adalah penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima”. Banyak penelitian
yang menggunakan proksi penggunaan laporan dari sistem informasi. Selain itu beberapa peneliti juga menggunakan pengukuran penggunaan sistem sebagai
pengukur kesuksesan SIM. Konsep penggunaan dari suatu sistem, dapat dipandang dari beberapa prespektif yaitu penggunaan nyata actual use,
penggunaan prespektif perceived use dan penggunaan yang dilaporkan reprted use
. Beberapa penelitian menggunakan penggunaan nyata dengan mengukur
banyaknya permintaan informasi dari manajer atau dengan mencatat jumlah banyaknya waktu koneksi dari pemakai atau jumlah penggunaaan fungsi-fungsi
commit to user
25
komputer, jumlah catatan klien yang diproses atau aktual biaya yang dibebankan untuk penggunaan komputer. Disamping penggunaaan yang dilaporkan sendiri,
juga banyak digunakan untuk penggunaan persepsi ini dilakuakan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dijawab oleh manajer pemakai tentang
penggunaan sistem informasi yang dianggap dilakukan olehnya. Menurut Yi-Shun Wang et al 2005 penggunaan e-library dapat diukur
dengan indokator-indikator sebagai berikut: a Frekuensi menggunakan e-library tinggi.
b Penggunaan e-library dengan sukarela. c Ketergantungan terhadap e-library.
5 Kepuasan pemakai
Menurut Jogiyanto 2008: 23, “Kepuasan pemakaian user satisfaction adalah respon pemakai terhadap pengguanan keluaran sistem informasi”.
Beberapa peneliti seperti Hamilton and Cherverany 1981 mengusulkan untuk menggunakan kepusaan pemakai sebagai pengukur dari keberhasilan penggunaan
sistem informasi. Peneliti ini mengusulkan penggunaan kepuasaan pemakai digunakan sebagai pengukur keberhasilan sistem informasi hanya untuk sistem
informasi tertentu saja yang digunakan oleh pemakai. Lucas 1981 menggunakan kepuasan di penelitian eksperimen laboratorium tentang kepuasaan menggunakan
sistem informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan permasalahan pemesanaan
persediaan. Swanson dalam Jogiyanto 2008: 23 menggunakan 16 item pertanyaan untuk mengukur apresiasi terhadap sistem informasi. Beberapa
penelitian menemukan bahwa kepuasaan pemakai berhubungan erat dengan sikap attitude dari pemakai terhadap pemakaian sistem informasi. Untuk itu peneliti
yang menggunakan pengukuran kepuasaan pemakai sebaiknya juga memasukan sikap pemakai untuk mengontrol sikap yang bias dari pemakai.
Menurut Yi-Shun Wang et al 2005 kepuasan pemakai e-library dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
commit to user
26
a Kebanyakan dari pengguna e-library menanggapi secara positif terhadap fungsi e-library.
b E-library mempunyai banyak manfaat. c Pengguna puas menggunakan e-library.
6 Manfaat-manfaat Bersih.
Dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya berdampak pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampaknya sudah ke grup
pemakai, ke antar organisasi, consumer, pemasok, sosial bahkan ke negara. DeLone dan McLean 2003 mengusulkan untuk menamakan semua manfaat
menjadi satu yaitu manfaat-manfaat bersih net benefit. Manfaat-manfaat bersih net benefit ini mengukur dimensi kesuksesan
yang paling penting karena menangkap nilai bersih dampak positif dan negatif dari e-commerce pada pelanggan-pelanggan pemasok-pemasok, pekerja-pekerja,
organisasi-organisasi, industri-industri, ekonomi-ekonomi dan bahkan masyarakat secara keseluruhan. Pengukuran-pengukuran manfaat bersih ditentukan oleh
konteks dan sasaran spesifik dari investasi pada penelitian e-commerce. Menurut Yi-Shun Wang et al 2005 manfaat-manfaat bersih e-library
dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut: a E-library yang disediakan sekolah membantu pengguna dalam
mengerjakan pekerjaantugasnya. b E-library yang disediakan sekolah membantu pengguna memecahkan
masalah. c E-library meningkatkan daya saing sekolah.
d E-library membantu sekolah untuk merespon lebih cepat terhadap perubahan.
e E-library membantu sekolah untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna.
f E-library membantu sekolah untuk menyediakan pelayanan yang baru kepada pengguna.
g E-library membantu sekolah menghemat biaya.
commit to user
27
h E-library mendukung tercapainya tujuan sekolah.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. DeLone and McLean 2003 memperbarui model yang mereka kembangkan di tahun 1992 berdasar evaluasi mereka terhadap kontribusi dari penelitian lain
yang menerapkan model DM. Berdasar pengamatan mereka di tahun 2002, sebanyak 285 jurnal mengacu pada model DM selama kurun waktu 1993
hingga pertengahan 2002. Namun beberapa penelitian dirasakan gagal karena kurangnya kehati-hatian, mereka menggunakan model DM untuk mendukung
variabel kesuksesan yang mereka pilih tetapi tidak menginformasikan pengembangan konstruk yang lebih komprehensif. Peneliti-peneliti tersebut
mengabaikan kesimpulan utama dan artikel bahwa kesuksesan sistem informasi merupakan konstruk yang multidimensional dan interdependen, dengan
demikian perlu mempelajari interrelationship diantara ke enam dimensi tersebut, DeLone dan McLean menyempurnakan model yang mereka
kembangkan sebelumnya. Tidak sedikit kritik yang dilanyangkan kepada DeLone McLean dari model yang ia buat sebelumnya. Untuk itu ia
memperbarui model sebagai jawaban atas kritik yang telah ia dapat selama 1993-2002.
2. Anita Lee-Post dengan judul “E-learning: success model: an information systems perspectif
”. Dalam penelitiannya, Anita meneliti tentang model kesuksesan e-learning. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anita
menunjukkan bahwa keenam konstruksi yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan, kepuasan pemakai dan manfaat bersih
memperlihatkan alpha sebesar 0,7 yang menandakan bahwa sistem tersebut telah sukses walaupun ada yang berpendapat jika 0,5 sudah mencukupi.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan arahan penalaran untuk sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir
berguna untuk mewadahi teori–teori yang kadang terlepas satu sama lain menjadi