Uji Komparasi Ganda EKSPERIMENTASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MEDIA KOMPUTER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI POKOK INTEGRAL DI SMA NEGERI DI KABUPATEN LAMANDAU

commit to user 71

2. Uji Komparasi Ganda

Karena H 0A ditolak berarti tidak semua kemampuan awal memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar. Dengan kata lain pasti terdapat paling sedikit dua rataan yang tidak sama. Karena variabel kemampuan awal mempunyai kategori tinggi, sedang, rendah, maka komparasi ganda perlu dilakukan untuk melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rataan yang berbeda. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Scheffe. Dari hasil perhitungan uji komparasi ganda tersebut dapat dirangkum pada tabel sebagai berikut: a. Uji komparasi ganda antar baris Tabel 4.5. Rataan Masing-Masing Antar Sel Pendekatan konstruktivisme dengan media komputer Kemampuan Awal Tinggi Sedang Rendah Rataan Marginal macromedia flash MX 76,0000 66,5769 66,6875 70,3714 Microsoft Power Point 68,5238 66,5500 64,5263 66,6000 Rataan Marginal 72,7959 66,5652 65,5143 Dari tabel di atas, diperoleh rataan marginal untuk pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media macromedia flash MX adalah 70,3714 dan rataan marginal untuk pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point adalah 66,6000. Karena rataan marginal untuk pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan commit to user 72 media macromedia flash MX lebih tinggi daripada rataan marginal untuk pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada Pembelajaran pada pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point. b. Uji komparasi ganda antar kolom Dari hasil analisis variansi dua jalan diperoleh keputusan H 0B ditolak atau setidaknya terdapat sepasang rerata kolom yang tidak sama secara signifikan. Untuk itu perlu dilakukan uji komparasi ganda antar kolom untuk melacak lebih lanjut perbedaan rerata setiap pasang pada kolom. Hal ini berarti tidak semua kategori kemampuan awal memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok integral. Hasil perhitungan komparasi ganda antar kolom dapat dilihat pada tabel berikut: perhitungan terperinci dapat dilihat pada Lampiran 27. Tabel 4.6. Rangkuman Data Komparasi Ganda Antar Kolom H F hitung F tabel Keputusan µ .1 = µ .2 13,7997 6,13858 H ditolak µ .1 = µ .3 16,2183 6,13858 H ditolak µ .2 = µ .3 0,3939 6,13858 H diterima Dari tabel di atas dapat disimpulkan: 1 Terdapat perbedaan rerata antara kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal sedang. Ini berarti prestasi belajar pada siswa yang commit to user 73 berkemampuan awal tinggi lebih baik daripada prestasi siswa yang berkemampuan awal sedang. 2 Terdapat perbedaan antara rerata secara signifikan antara kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah. Dilihat dari rataannya berarti prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal rendah. 3 Tidak terdapat perbedaan rerata secara signifikan antara kemampuan awal sedang dengan kemampuan awal rendah. Dilihat dari rataannya berarti prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal sedang sama dengan prestasi belajar siswa yang berkemampuan awal rendah. c. Uji komparasi ganda antar sel Dari hasil analisis variansi dua jalan diperoleh keputusan bahwa H 0AB diterima. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara pendekatan konstruktivisme dengan media komputer dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok integral, sehingga uji komparasi antar sel tidak perlu dilakukan.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Hipotesis Pertama H

0A Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan α = 5 diperoleh F a = 4,8768 dengan F 0,05:1,124 = 3,91755. Karena F a lebih dari F 0,05:1,124 sehingga H 0A ditolak. Ini berarti pendekatan konstruktivisme dengan media macromedia flash MX memberikan prestasi yang berbeda dengan pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point pada materi pokok integral. commit to user 74 Dengan melihat rataan marginal prestasi belajar siswa pada masing-masing kelompok diperoleh rataan marginal pendekatan konstruktivisme dengan media macromedia flash MX sebesar 70,3714 sedangkan rataan marginal pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point sebesar 66,6000, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dengan pendekatan konstruktivisme dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar siswa dengan pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk hipotesis pertama bahwa prestasi belajar matematika pendekatan konstruktivisme dengan media macromedia flash MX lebih baik daripada prestasi belajar dengan pendekatan konstruktivisme dengan media microsoft power point pada materi integral. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Joe Garofalo dan Randy L. Bell 2004 yang menyatakan bahwa Animasi flash dapat membantu siswa mengembangkan pemahamannya mengenai ide matematika melalui berbagai macam tampilan meliputi numerik, aljabar, grafik, pictoral maupun verbal. Tampilan tersebut dapat tampil secara langsung maupun bertahap disesuaikan dengan konsep yang akan disampaikan, kebutuhan guru, dan keinginan pengembang. Flash juga menawarkan lingkungan yang mendorong kreativitas dan eksplorasi. juga penelitian yang dilakukan oleh oleh Ranty Aditya Anggriamurti 2009 yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan kontruktivisme dapat meningkatkan penalaran logis siswa, respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan kontruktivisme menunjukkan respon positif. commit to user 75

2. Hipotesis Kedua H

Dokumen yang terkait

Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan elastisitas ditinjau dari kemampuan matematika siswa di SMA

0 17 191

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DIMODIFIKASI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP DISCUSSION DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS X SMA DI KOTA SURAKARTA

4 18 85

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 2 64

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO

0 8 75

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEDIA KOMPUTER PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEME

0 5 93

Pembelajaran Fisika Menggunakan Media Simulasi Komputer dan Media Laboratorium ditinjau dari Kemampuan Berpikir Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Harmonis Sederhana di SMA

0 4 103

EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA MTs KABUPATEN KLATEN

1 5 112

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA MATERI POKOK BENTUK ALJABAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS.

0 0 11