Universitas Sumatera Utara
tidak memiliki identitas diri dan kemudian langsung ditangani oleh petugas kecamatan.
Pelaksanaan program belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan awal diluncurkannya PKH karena ada kendala seperti yang disebutkan yaitu masalah
mental beberapa masyarakat penerima bantuan. Sudah ada prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang baku namun belum sepenuhnya ditaati oleh peserta PKH.
Pengurangan peserta PKH juga dilakukan karena sudah tidak memenuhi syarat memiliki anak usia 0-6 tahun, anak di bawah usia 18 tahun yang belum
menyelesaikan pendidikan dasar, atau ibu hamilnifas bukan karena peserta telah mengalami peningkatan dari segi ekonomi.
5.2.2 Kecukupan
Hasil yang dicapai belum sepenuhnya menjawab masalah kemiskinan yang ada di Medan Sunggal.Selain dananya tidak sepenuhnya digunakan untuk
mengatasi kemiskinan, sasaran program terkadang tidak tepat.Perlu pendataan ulang secara terus menerus karena ada kalanya seseorang dalam 3 bulan awal
berada dalam posisi miskin namun tetap mendapat bantuan hingga bulan selanjutnya padahal statusnya sudah berada di atas garis kemiskinan. Di sisi lain,
ada orang yang awalnya tidak miskin namun karena ada masalah seperti sakit atau bangkrut, dia lebih miskin dan lebih membutuhkan bantuan namun tidak
mendapat bantuan karena tidak terdata saat program pertama kali diluncurkan. Kriteria miskin yang antara dinas terkait juga belum seragam karena miskin
menurut Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana berbeda
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dengan miskin menurut BPS Badan Pusat Statistik, berbeda pula dengan Departemen Sosial.
Masyarakat sebagai penerima bantuan benar terbantu dari segi kemiskinan karena ada sejumlah uang yang diberikan, namun harus diakui juga bahwa jumlah
uang yang diberikan belumlah sepadan dengan pengeluaran yang kini semakin mahal.Masalah yang terbantu dengan adanya PKH terutama masalah bagi anak
yang sulit sekolah jadi terbantu dari segi biaya dan absensi serta balita pun lebih terjaga kesehatannya.Bantuan digunakan untuk menutupi kekurangan biaya
membeli buku dan alat sekolah lainnya. Pendamping sudah memberi arahan pada peserta PKH untuk memanfaatkan dana sebaik-baiknya. Anak dari peserta PKH
pada umumnya sudah mendapatkan BOS, maka pendamping mengarahkan peserta PKH agar menggunakan dana untuk membeli alat-alat sekolah, transportasi, dan
uang saku anak. Namun masih ada peserta yang menggunakan uang yang diterima untuk kebutuhan konsumtif sehari-hari bahkan untuk membayar hutang yang ada.
Sebelum ada program, menyekolahkan anak terasa sulit apalagi bagi peserta yang anaknya bersekolah di sekolah swasta karena kurang biaya.Untuk
biaya hidup sehari-hari saja peserta sudah kesulitan.Namun karena biaya sekolah dibantu secara tetap, biaya terasa ringan.Anak yang biasanya sulit sekolah bisa
terbantu. Uangnya bisa digunakan untuk membeli seragam sekolah dan membeli membeli susu bagi balita. Dulunya anak sekolah sering tidah hadir namun tidak
ada masalah tapi karena sekarang dana dipotong, orangtua lebih memperhatikan bahkan memaksa untuk pergi ke sekolah. Begitu juga dengan kesehatan ibu hamil
dan balita yang sekarang lebih diperhatikan. Disini dapat dilihat adanya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
peningkatan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan karena bantuan dana dan perubahan sikap akibat kewajiban yang telah ditetapkan dari program ini. Namun
ada juga peserta yang menganggap tidak ada peningkatan pelayanan akibat jarangnya peserta mengakses pelayanan kesehatan karena anaknya jarang ada
masalah dalam kesehatan.Dari pendidikan juga tidak ada perubahan karena anak masih SD dan bersekolah di sekolah negeri.Selain memang bebas uang sekolah,
dia mengaku anaknya memang selalu rajin bersekolah.
5.2.3 Pemerataan