Efektivitas Analisis Evaluasi Program Keluarga Harapan PKH

66 Universitas Sumatera Utara BAB V ANALISIS DATA Dalam bab ini, seluruh data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisa sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji penulis dan indikator- indikator yang digunakan. Data tersebut merupakan data yang telah diperoleh melalui hasil wawancara dan data sekunder. Dari hasil analisis ini, akan diperoleh kesimpulan mengenai evaluasi Program Keluarga Harapan PKH di Kecamatan Medan Sunggal.

5.1 Analisis Evaluasi Program Keluarga Harapan PKH

5.2.1 Efektivitas

Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Sunggal sudah baik karena penerima bantuan tidak pernah ada mendapat kesulitan dan sangat terbantu dalam hal pendidikan, sekolah, dan keuangan. Selain ada peserta PKH yang mengalami perubahan dan perbaikan kondisi ekonomi, tidak dapat dipungkiri masih terdapat pula peserta yang belum bijak dan tidak memanfaatkan program semaksimal mungkin. Jumlah peserta PKH yang mendapat bantuan menurun dari tahap III pencairan tahun 2014 bulan Oktober yaitu 197 KSM menjadi 184 KSM pada bulan Desember yang merupakan tahap IV pencairan tahun 2014. Hal ini diakui pendamping terjadi karena setelah dilakukan pemutakhiran data, peserta PKH tidak lagi memenuhi persyaratan yaitu ibu hamil, memiliki balita, dan anak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sekolah SDSMP non kategori. Sungguh disayangkan berkurangnya angka tersebut bukan karena ada peningkatan status ekonomi dari KSM. Prosedur pemberian bantuan yang diberikan oleh pemerintah bagi keluarga sangat miskin yang ingin mendapatkan bantuan sudah ada dan dalam pelaksanaannya sudah berjalan.Petugas berdasarkan data yang ada dari BPS melakukan peninjauan ke rumah masing-masing KSM. Peninjauan meliputi kondisi rumah beserta isinya dan pekerjaan suami istri dilakukan untuk melihat kesesuaian data dan menentukan siapa yang berhak menerima bantuan. Kemudian peserta diminta menyerahkan kartu keluarga dan KTP. KSM yang terdaftar sebagai peserta dikumpulkan di kantor lurah untuk mendapat penjelasan mengenai PKH oleh lurah dan pendamping. Melalui pertemuan tersebutlah para peserta mengetahui prosedur dan aturan dalam PKH. Prosedur tersebut meliputi kewajiban peserta yaitu bagi yang mempunyai balita harus membawa ke posyandu setiap bulan untuk hal kesehatan dan bagi yang mempunyai anak usia sekolah harus tetap melaksanakan pendidikannya di sekolah masing-masing. Meskipun sudah ada syarat-syarat yang harus dipenuhi seperti kunjungan ke puskesmas, beberapa masyarakat masih belum bisa memenuhinya dengan alasan tidak memiliki waktu karena bekerja.Padahal syarat tersebut dibuat untuk kebaikan peserta.Karena inilah pendamping senantiasa mengingatkan bahkan mengunjungi peserta PKH untuk mengunjungi puskesmas. Pencairan di kantor pos pun sudah terjadwal satu kelurahan dalam satu hari. Jadi sewaktu pencairan, semua pendamping hadir setiap hari meskipun pada hari tersebut bukanlah jadwal pencairan wilayah binaannya. Hal ini dilakukan karena peserta yang tidak bisa mengambil dana sesuai jadwalnya dapat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mengambilnya di hari berikutnya sedangkan pendamping harus membuat rekap harian jumlah KSM berdasarkan wilayah, tanggal, dan nominal yang mengambil dana PKH. Rekap tersebut juga harus ditandatangani oleh pihak kantor pos. Masih berkaitan dengan prosedur, telah dilakukan resertifikasi dengan strategi transformasi setelah lima tahun PKH berjalan. Resertifikasi dilakukan pada tahun 2013.Pendamping diberi pelatihan sebelum membuat laporan resertifikasi. Data yang telah dihimpun oleh pendamping kemudian dikirim ke UPPKH Pusat dan dari pusat akan dikeluarkan hasil resertifikasi apakah bantuan diperpanjang transisi atau diberhentikan graduasi. Saat hasil resertifikasi telah keluar, pendamping mendapat pelatihan lagi untuk menindaklanjuti hasil tersebut.Pertemuan pertama dilakukan dengan anggota dan mengundang tokoh lingkungan setempat tolingset untuk menyampaikan hasil resertifikasi.Peserta PKH yang terkena graduasi boleh mengajukan keberatan melalui formulir yang telah disediakan.Di pertemuan yang kedua, formulir keberatan yang telah diisi peserta harus mendapat persetujuan dan tanda tangan dari dua tolingset, ketua kelompok, dan pendamping.Peserta PKH juga ada yang menerima status graduasinya dan ada pula yang menolak.Hasilnya ada 14 peserta PKH yang mengalami graduasi setelah dilakukan resertifikasi. Pemutakhiran data secara dilakukan sebulan sekali, namun secara global dilakukan pertiga bulan sesuai dengan jadwal pencairan.Jadi, apabila pencairan dilakukan pada bulan Desember, dilakukan verifikasi ke fasdik dan faskes pada bulan November untuk data Agustus, September, dan Oktober. Hasil tersebutlah yang nantinya dijadikan acuan untuk pencairan dana pada bulan Desember. Bagi peserta PKH yang telah meninggal, penghapusan sebagai penerima bantuan PKH Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tidak dilakukan. Pendamping akan melakukan pendataan mengenai siapa yang mengasuh anak peserta PKH, kemudian bantuan disalurkan melalui pihak yang mengasuh anak dan tetap harus digunakan untuk keperluan kesehatan dan pendidikan. Ada juga anak yang mengalami keterbelakangan mental yang meskipun usianya setara dengan usia anak SMP, namun dia bersekolah di SD, anak tersebut masuk dalam kategori SD dan menerima bantuan. Masyarakat mengakui bahwa prosedur yang ada hanya sekedarnya dan tidak memberatkan bagi peserta PKH.Prosedur terkait kewajiban sekolah dan posyandu dianggap masyarakat diberlakukan demi masyarakat sendiri untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik.Meskipun begitu, masih ada peserta PKH yang menganggap syarat tersebut sebagai beban yang cukup sulit.Tidak semua masyarakat dapat mempertahankan kehadirannya secara penuh ke posyandu dan sekolah. Sebagai acuan, setiap pendamping mendampingi kurang lebih 375 KSM peserta PKH.Hal ini belum terealisasi sebab Ibu Yulisnina mendampingi hanya 184 KSM yang jumlahnya cukup jauh dari jumlah sesuai peraturan. Bila peraturan ditaati, jumlah pendamping dan dana untuk honor pendamping dapat diminimalisir. Dalam melaksanakan tugasnya, pendamping PKH hampir setiap hari melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya. Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan kunjungan ke UUPKH Kota, melakukan kunjungan ke peserta PKH, melakukan pemuthakiran data mengenai jumlah ART komponen PKH, melakukan monitoring fasilitas pendidikan fasdik, mendampingi penyaluran bantuan PKH, dan melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara faskes. Namun, dalam laporan kegiatan dapat dilihat bahwa jadwal terhadap masing-masing kegiatan belum teratur dan tersusun setiap bulannya. Begitu pula pada bagian rencana kegiatan bulan depan yang mencantumkan kolom waktu namun tidak diisi sama sekali. Ada beberapa rencana kegiatan yang dibuat untuk bulan depan yang ternyata tidak terealisasi seperti melakukan kunjungan ke UUPKH Kota, melakukan pemutakhiran data, dan melakukan monitoring fasdik pada bulan Oktober 2014. Pada bulan November 2014 semua rencana kegiatan terlaksana.Sedangkan pada bulan Desember 2014 tidak dilakukan monitoring fasdik.Hal ini terjadi karena mereka bekerja berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan sehingga tidak dapat diprediksi jadwal yang pasti dalam setiap kegiatan dan tidak semua kegiatan dapat dilakukan sesuai rencana. Peserta harus didampingi saat pencairan dana karena pihak kantor pos tidak mengetahui nominal uang yang dikeluarkan. Selain itu perlu pendamping untuk memastikan bahwa orang yang mengambil dana adalah orang yang benar dan tidak digantikan oleh orang lain. Kemudian, pendamping jugalah yang mengisi nama dan nominal uang pada formulir pencairan dana. Masyarakat juga didampingi ke posyandu karena adanya rasa minder.Dalam bayangan mereka, kader-kader posyandu kurang ramah, namun setelah ada PKH mereka mau tidak mau memang diharuskan datang.Selain itu pendamping juga melakukan monitoring terhadap konsistensi peserta dalam memenuhi kewajibannya.Bahkan, beberapa peserta PKH dijemput oleh pendamping ke rumah masing-masing agar membawa anaknya ke posyandu.Beberapa peserta terkadang tidak membawa anaknya ke posyandu karena anaknya sakit dan tidak bisa diimunisasi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pihak Seksi Kesejahteraan Sosial yang terbatas tenaga akibat banyaknya tugas berusaha menggandeng pendamping dan TKSK Tenaga Kerja Sosial di Kecamatan yang berada di bawah binaan Disosnaker namun memiliki wilayah kerja di Medan Sunggal, Ibu Helena Saragih untuk bekerja sama. Mereka berkoordinasi untuk mendata peserta PKH yang belum memiliki Kartu Keluarga Sejahtera KKS yaitu kartu yang diterbitkan oleh pemerintah sebagai penanda keluarga kurang mampu, sebagai pengganti Kartu Perlindungan Sosial KPS. Selain itu, tugas pendamping juga banyak terbantu dengan adanya ketua kelompok.Ketua kelompok berfungsi untuk menyampaikan informasi yang didapat pendamping dari UPPKH Kota kepada anggota kelompok.Informasi mengenai anggota kelompok yang mengalami perubahan data baik hamil, melahirkan, anaknya berpindah sekolah, tamat sekolah, atau meninggal didapat dari ketua kelompok.Setelah itu barulah pendamping melakukan pendataan.Ketua kelompok membantu pendamping untuk melaksanakan tugasnya terkait dengan informasi mengenai anggota kelompok karena keterbatasan pendamping dan banyaknya peserta yang ditanggungjawabi oleh pendamping yaitu 184 orang. Sejauh ini tidak ada masalah yang mengganggu pelaksanaan program.Verifikasi tetap berlanjut, tanggapan pihak di faskes dan fasdik juga baik, dan tidak ada keluhan dari masyarakat.Masalah yang terjadi hanya di awal-awal peluncuran program yaitu masalah identitas diri atau kepemilikan KK dan KTP. Saat pencairan dana, selain membawa kartu PKH, peserta juga harus membawa bukti identitas diri. Kemudian Dinas Sosial berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan.Para pendamping diinstruksikan untuk mendata peserta PKH yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tidak memiliki identitas diri dan kemudian langsung ditangani oleh petugas kecamatan. Pelaksanaan program belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan awal diluncurkannya PKH karena ada kendala seperti yang disebutkan yaitu masalah mental beberapa masyarakat penerima bantuan. Sudah ada prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang baku namun belum sepenuhnya ditaati oleh peserta PKH. Pengurangan peserta PKH juga dilakukan karena sudah tidak memenuhi syarat memiliki anak usia 0-6 tahun, anak di bawah usia 18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar, atau ibu hamilnifas bukan karena peserta telah mengalami peningkatan dari segi ekonomi.

5.2.2 Kecukupan