1
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan kini menjadi masalah global yang tak kunjung usai dan telah melanda semakin banyak penduduk dunia. Bahkan Bank Dunia memprediksi
sekitar 1,35 miliar penduduk hidup dengan pendapatan kurang dari US 1 atau Rp 12.190 per hari. Selama beberapa dekade terakhir, kesenjangan antara penduduk
kaya dan miskin bukannya menyempit tetapi justru semakin melebar. Seperti dikutip dari The Richest, Selasa 2812014, 1 orang terkaya yaitu 85 orang di
dunia menguasai harta yang setara dengan milik setengah populasi manusia di muka bumi ini. Lebih buruk dari itu, kehidupan di bawah standar membuat
sebagian besar penduduk dunia rentan terhadap penyakit.Tingkat kemiskinan yang ekstrim membuat satu dari dua anak di dunia hidup penuh kesusahan.Ironisnya,
setiap tahun sekitar 10 juta anak meninggal dunia karena kemiskinan yang dialaminya.
Kemiskinan ternyata bisa terjadi pada penduduk di negara kaya sekalipun.Meski tercatat sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia,
satu dari tujuh warga Amerika Serikat ternyata hidup di bawah kemiskinan. Artinya lebih dari setengah penduduk AS akan mengalami kemiskinan saat
mencapai usia 65 tahun. Meningkatnya ketergantungan terhadap kupon makan, kontroversi jaminan kesehatan, dan jaminan pensiun membuktikan masih
rendahnya kehidupan finansial sebagian warga AS.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Indonesia sebagai negara berkembang juga masih dilanda masalah kemiskinan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, jumlah penduduk
di Indonesia yang ada di garis kemiskinan pada tahun 2013 per September 2013 adalah 28,55 juta. Jumlah ini berarti 11,47 dari keseluruhan penduduk di
Indonesia dan seringkali bertambah jika ternyata ada kebijakan kenaikan BBM atau kenaikan bahan pokok makanan semacam beras. Masyarakat miskin di
Indonesia tidak hanya berasal dari kalangan pengangguran atau pendidikan rendah. Hasil kajian LIPI pada tahun 2012 menyebutkan sekitar 43,67 pekerja
Indonesia saat ini masih berada di bawah garis kemiskinan. Ini terjadi karena kecilnya upah dan tingginya harga barang.Sebanyak 30 juta penduduk Indonesia
masih hidup dengan penghasilan di bawah USD 1 atau sekitar Rp 12.000 per hari.Sedangkan 70 juta penduduk Indonesia saat ini masih hidup dengan
penghasilan rata-rata USD 2 atau hanya sekitar Rp 24.000 per hari. Kemiskinan menjadi masalah yang sangat urgen karena berpengaruh
buruk terhadap banyak aspek kehidupan dan menimbulkan banyak masalah sosial seperti kriminalitas, putus sekolah, kesehatan yang memburuk, kelaparan, hingga
kematian.Pemerintah Indonesia secara tegas dalam pembukaan UUD 1945 menyatakan salah satu tujuannya adalah memajukan kesejahteraan umum.Salah
satu penghambat terwujudnya kesejahteraan umum adalah kemiskinan.Maka tidak heran negara setiap tahunnya meningkatkan jumlah anggaran untuk program-
program dan usaha-usaha pengentasan kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Anggaran Kemiskinan 2009-2014 triliun rupiah
Sumber: http:poskotanews.com20130524program-keluarga-harapan-siap- jangkau-3-juta-keluargadiakses pada 22 September 2014
Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi mulai dari program penanggulangan kemiskinan
berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat, serta program penanggulangan kemiskinan yang
berbasis pemberdayaan usaha kecil, yang dijalankan oleh berbagai elemen pemerintah baik pusat maupun daerah. Untuk meningkatkan efektifitas upaya
penanggulangan kemiskinan, Presiden telah mengeluarkan Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yang bertujuan untuk
mempercepat penurunan angka kemiskinan hingga 8 sampai 10 pada akhir tahun 2014. Untuk memenuhi target angka kemiskinan tersebut, pemerintah
Republik Indonesia kemudian mengambil kebijakan untuk mendorong percepatan penanggaulangan kemiskinan dengan berbagai pendekatan, mulai dari pendekatan
kelembagaaan dengan membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kemiskinan TNP2K. Lembaga ini dibentuk sebagai wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat pusat untuk melakukan
percepatan penanggulangan kemiskinan dengan tugas: 1.
Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. 2.
Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi, dan integrasi program-program penanggulangan kemiskinan di kementerianlembaga.
3. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan
kegiatan penanggulangan kemiskinan. Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan dalam melakukan
percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu: 1.
Menyempurnakan program perlindungan sosial. 2.
Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar. 3.
Pemberdayaan masyarakat. 4.
Pembangunan yang inklusif. Terkait dengan strategi tersebut, pemerintah telah menetapkan instrumen
penanggulangan kemiskinan yang dibagi berdasarkan beberapa klaster, yaitu: 1.
Klaster I - Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga. 2.
Klaster II – Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
3. Klaster III – Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha
Ekonomi Mikro dan Kecil. Program penanggulangan kemiskinan yang disusun yaitu Kartu Keluarga
Sejahtera KKS, Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas, Program Keluarga Harapan PKH, Program Bantuan Operasional Sekolah BOS, Beras
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Untuk Keluarga Miskin Raskin, Bantuan Siswa Miskin BSM, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM Mandiri, dan Kredit Usaha
Rakyat KUR. Salah satu program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga adalah Program Keluarga Harapan PKH.PKH merupakan program unggulan
kementerian sosial yang merupakan pemberian uang tunai bersyarat kepada keluarga sangat miskin agar memeriksakan kesehatan dan menyekolahkan
anaknya. Sebagai program unggulan, PKH mendapat porsi anggaran terbesar dari Kemensos yaitu mencapai Rp 3,4 triliun dari anggaran Rp 5,6 triliun pada 2013.
PKH pada 2013 menyasar 2,4 juta rumah tangga sangat miskin RTSM dan pada 2014 meningkat menjadi tiga juta RTSM dengan anggaran Rp4,2 triliun.
Landasan hukum program ini yaitu: • Undang-undang nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. • Undang-undang nomor 13 Tahun 2011 tentang penanganan Fakir Miskin.
• Peraturan Presiden nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
• Inpres nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan poin lampiran ke 1 tentang Penyempurnaan Pelaksanaan
Program Keluarga Harapan. • Inpres nomor 1 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi poin lampiran ke 46 tentang Pelaksanaan Transparansi Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Bersyarat Bagi Keluarga Sangat Miskin KSM
Sebagai Peserta Program Keluarga Harapan PKH.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tujuan utama PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat
miskin.Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu mengurangi beban pengeluaran KSM, sedangkan untuk jangka panjang, dengan mensyaratkan
keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, dan perbaikan gizi, diharapkan akan
memutus rantai kemiskinan antargenerasi. PKH mulai dilaksanakan pemerintah di Indonesia pada bulan Maret tahun
2007 dengan uji coba di tujuh provinsi Sumatra Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Utara, dan Gorontalo. Tahun berikutnya mencakup
Aceh, Sumatera Utara, Banten, D.I. Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Hingga tahun 2013, PKH telah menjangkau 2,4 juta Keluarga
Sangat Miskin KSM yang tersebar di 334 kabupatenkota dan 2.843 kecamatan serta didukung oleh 11.132 tenaga Pendamping di seluruh Indonesia. Tahun ini,
PKH ditargetkan menjangkau 3,2 juta KSM yang tersebar di 497 kabupatenkota dan 3.342 kecamatan dan didukung 14.432 tenaga pendamping.
Delegasi National Social Security Fund NSSF Kenya terkesan dengan pelaksanaan PKH di Indonesia yang dinilai sukses menangani masalah
kemiskinan, namun ternyata masih banyak terdapat permasalahan dalam pelaksanaannya Allennella, 2013, yaitu :
a. Belum meratanya pelaksanaan Program Keluarga Harapan PKH di seluruh wilayah Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b. Kurangnya sumber daya manusia yang memadai khususnya untuk tenaga pendamping sebagai pelaksana Program Keluarga Harapan PKH di
kecamatan. c. Belum tersedianya data Keluarga Sangat Miskin KSM yang akurat dan
belum online data penduduk Indonesia. d. Gambaran masalah sosial di seluruh wilayah Indonesia belum akurat.
e. Belum merata dan masih ada diskriminasi anggaran untuk pelayanan sosial baik anggaran APBN maupun APBD.
f. Program Keluarga Harapan PKH masih bersifat mencoba-coba yang bisa di anggap meniru program internasional yang di kenal dengan
namaconditional cash transfers CCT atau program bantuan tunai bersyarat.
g. Belum memadainya sumber daya manusia baik yang di pusat maupun daerah yang mempunyai kemampuan merancang dan mengelola persiapan
dan pelaksanaan program. h. Belum ada atau jelasnya undang-undang, peraturan perundang-undangan,
peraturan pemerintah, ataupun peraturan daerah yang mendukung dan memperkuat Program Keluarga Harapan PKH.
Pelaksanaan PKH di Propinsi Sumatera Utara meliputi tiga kabupatenkota yakni Medan, Nias, dan Tapanuli Tengah sebagai daerah percontohan dengan
total 33 kecamatan. Khusus untuk Kota Medan, ada 11 kecamatan yang telah memberlakukan Program Keluarga Harapan, termasuk Kecamatan Medan
Sunggal. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dengan mengangkat judul “Evaluasi Program Keluarga Harapan PKH di Kecamatan Medan Sunggal”.
1.2 Rumusan Masalah