Gambar 4.9 Pola Interaksi yang terjadi antara Faktor Model Pembelajaran, Gaya Belajar dan Interaksi Sosial Siswa
Pada gambar 4.9 terlihat rangkuman gambar 4.6, 4.7 dan 4.8 seperti pembahasan sebelumnya tidak terjadi perpotongan garis yang signifikan antar ketiga faktor sehingga dapat
disimpulkan tidak ada interaksi antara faktor model pembelajaran, gaya belajar dengan interaksi sosial terhadap prestasi secara statistik.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
harapan. Masih ada hal-hal yang dapat dianggap sebagai keterbatasan dan kelemahan penelitian yang mempengaruhi hasil penelitian. Adapun hal-hal yang dianggap sebagai keterbatasan dan
kelemahan dalam penelitian ini antara lain sampel penelitian terbatas hanya siswa kelas X.5 dan X.7 pada Sekolah Menengah Negeri 2 Surakarta, dengan 2 kelas yang ada dirasa masih kurang,
sehingga ada kemungkinan pengaruh perlakuan belum tampak jelas. Begipula dengan jumlah alokasi waktu yang diberikan sangat terbatas, hal ini terkait dengan pembagian alokasi waktu
yang sudah diberikan kepada peneliti dari pihak sekolah. Pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw baru pertama kali dilakukan dalam
proses pembelajaran di SMA Negeri 2 Surakarta, sehingga proses belajar mengajar yang terjadi kurang berjalan secara maksimal. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data
berupa angket gaya belajar, angket interaksi sosial dan tes prestasi belum merupakan instrumen yang standar. Karena instrumen tersebut hanya disusun dan dikembangkan oleh penulis. Selain
itu, uji coba instrumen hanya dilakukan satu kali pada satu kelas X.7 di SMA Negeri 6 Surakarta, sehingga masih diperlukan uji coba dan analisis yang lebih banyak supaya instrumen bisa
dikatakan standar.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, antara lain kesimpulan yang pertama ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
model STAD dan Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif model Jigsaw lebih tinggi prestasinya dibanding siswa yang mendapat pembelajaran
kooperatif model STAD. Sehingga bisa dikatakan model Jigsaw lebih baik daripada model STAD.
Kesimpulan kedua tidak ada pengaruh gaya belajar siswa visual dan auditorial terhadap prestasi belajar siswa. Secara umum siswa yang memiliki gaya belajar visual cenderung
mendapatkan prestasi lebih baik daripada siswa yang memiliki gaya belajar auditorial. Sebaliknya siswa yang memiliki gaya belajar auditorial cenderung mendapatkan prestasi di
bawah rata-rata. Kesimpulan ketiga tidak ada pengaruh interaksi sosial siswa tinggi dan rendah terhadap
prestasi belajar siswa. Secara umum siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi cenderung mendapatkan prestasi lebih baik daripada siswa yang memiliki interaksi sosial rendah.
Sebaliknya siswa yang memiliki interaksi sosial rendah cenderung mendapatkan prestasi di bawah rata-rata.
Kesimpulan keempat diperoleh tidak ada interaksi antara model pembelajaran STAD dan Jigsaw dengan gaya belajar siswa visual dan auditorial terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis nilai rataan maka diperoleh siswa dengan gaya belajar visual lebih
108