Hipotesis Keenam Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hipotesis Pertama

6. Hipotesis Keenam

Hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan, interaksi pembelajaran dengan menggunakan gaya belajar visual dan auditorial dengan interaksi sosial tinggi dan rendah diperoleh p-value sebesar 0,539 yang lebih besar dari batas signifikansi yang ditentukan yaitu  = 0,05. Gaya belajar visual dan auditorial tidak terdapat interaksi dengan interaksi sosial tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Tabel 4.15 Rangkuman Deskripsi Data Interaksi antara faktor Gaya Belajar dengan Interaksi Sosial Siswa Gaya Belajar Auditorial Kategori Interaksi Total Variable Sosial Count Mean StDev Minimum Median Maximum Nilai Prestasi Rendah 13 37.44 14.54 16.67 33.33 60.00 Tinggi 9 44.44 15.18 23.33

46.67 63.33 Gaya Belajar Visual

Kategori Interaksi Total Variable Sosial Count Mean StDev Minimum Median Maximum Nilai Prestasi Rendah 20 43.83 11.81 23.33 43.34 63.33 Tinggi 25 43.47 13.49 20.00 40.00 73.33 Pada tabel 4.15 tampak bahwa prestasi yang diperoleh siswa yang memiliki gaya belajar auditorial dengan interaksi sosial rendah dan tinggi, yaitu 37,44 dan 44,44 sedangkan prestasi yang diperoleh siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan interaksi sosial rendah dan tinggi, yaitu 43,83 dan 43,47, nilai selengkapnya terdapat pada lampiran deskripsi data. Jadi jika ditinjau berdasarkan gaya belajar auditorial, siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi prestasi fisikanya akan lebih baik dari pada siswa yang memiliki interaksi sosial rendah. Akan tetapi jika ditinjau dari gaya belajar visual, siswa yang memiliki interaksi tinggi maupun rendah terlihat tidak adanya perbedaan. Tinggi Rendah 44 42 40 38 V A 44 42 40 38 Gaya Belajar Kat egori I nt eraksi Sosial A V Belaj ar Gay a Rendah Tinggi Sosial I nterak si Kategori I nteraction Plot for Nilai Prestasi Data Means Gambar 4.8 Pola Interaksi yang terjadi antara Faktor Gaya Belajar dengan Interaksi Sosial Siswa Pada gambar 4.8 terlihat arah pengaruhnya keduanya saling silang jika dilihat berdasarkan interaksi sosialnya akan tetapi tidak demikian halnya jika diperhatikan berdasarkan gaya belajarnya sangat kecil sekali pertemuan silangnya sehingga bisa diabaikan. Hal ini yang menyebabkan tidak adanya interaksi antara faktor gaya belajar dengan interaksi sosial terhadap prestasi secara statistik.

7. Hipotesis Ketujuh

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD

0 7 50

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

PEMBELAJARAN SAINS DENGAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD ( STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVITION ) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN GAYA BELAJAR

0 6 149

PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL STAD DENGAN MEDIA CETAK (LKS) DAN VIDEO DITINJAU DARI GAYA BERPIKIR DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA

0 9 137

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW II DITINJAU DARI INTERAKSI SOSIAL SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

7 40 88

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD DAN TGT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL.

0 0 18

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100