bekas suntikan dan reaksi peradangan.Reaksi sistemik kadang timbul berupa panas ringan, lesu, dan rasa tidak enak pada saluran cerna. Gejala di atas akan hilang
spontan dalam beberapa hari Dalimartha, 2004.
2.7. Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi merupakan program penting dalam upaya pencegahan primer bagi individu dan masyarakat terhadap penyebaran penyakit menular.Imunisasi menjadi
kurang efektif bila ibu tidak mau anaknya di imunisasi dengan berbagai alasan. Beberapa hambatan pelaksanaan imunisasi menurut WHO 2000 adalah
pengetahuan, lingkungan, logistik, urutan anak dalam keluarga, jumlah anggota keluarga, sosial ekonomi, mobilitas keluarga, ketidakstabilan politik, sikap tenaga
kesehatan, pembiayaan dan pertimbangan hukum. Gust 2004, menyebutkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua
bayi berhubungan dengan status imunisasi bayi.Tiga pertanyaan meliputi ketidakinginan orang tuauntuk mengimunisasi bayinya jika mempunyai bayi lagi
sikap, ketidakyakinan orang tua tentang keamanan imunisasi pengetahuan, dan pernah menolak bayinya di imunisasi perilaku berhubungan dengan status imunisasi
bayi.Selain itu faktor sosial ekonomi keluarga, pelayanan kesehatan, dan jumlah balita dalam keluarga juga ikut memberikan kontribusi terhadap status imunisasi
bayi.Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi pada anak.Ibu yang mempunyai banyak anak kesulitan dalam mendatangi
tempat pelayanan kesehatan.Karakteristik ibu yang mempengaruhi ketidaklengkapan
Universitas Sumatera Utara
imunisasi anak adalah ibu kulit hitam, janda, berpendidikan rendah, dan hidup dibawah garis kemiskinan Lukman, 2008.
Siswondoyo dan Putra 2003, melakukan survey terhadap ibu-ibu anak usia 12-23 bulan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
imunisasi hepatitis B menyebutkan bahwa penerimaan ibu terhadap imunisasi anak dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, pendapatan, waktu tempuh, dukungan
keluarga, dan pelayanan petugas imunisasi.
2.8. Landasan Teori
Konsep teori Lawrence Green 1991 dalam Notoatmodjo tahun 2007 yaitu dalam mendiagnosis perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.1. Hubungan Status Kesehatan dan Perilaku Faktor Predisposisi
• Pengetahuan • Sikap
• Kepercayaan • Keyakinan
• Nilai-nilai
Faktor Pemungkin • Ketersediaan
Sarana dan Prasarana
Status Kesehatan
Perilaku Kesehatan
Faktor Penguat • Dukungan
Keluarga
Universitas Sumatera Utara
Dari kerangka teori diatas dapat dijelaskan bahwa perilaku kesehatan dalam upaya pencegahan penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut teori
Lawrence Green 1991, perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu 1 faktor predisposisi predisposing factor yaitu pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya, 2 faktor pemungkin enabling factoryaitu tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan
dan ketersediaan vaksin HB-0 dan 3 faktor penguat renforcing factor yaitu sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas serta
dukungan keluarga. Salah satu kunci keberhasilan proses pemberian imunisasi HB-0 adalah
adanya dukungan dari keluarga yaitu suami, ibu, mertua atau anggota keluarga lainya. Menurut Caplan 1976 dalam Friedman 1998 mengemukakan bahwa keluarga
memiliki fungsi dukungan yaitu: dukungan informasional,dukungan penilaian,dukungan instrumental dan dukungan emosional Dukungan ini dapat berupa
pemberian informasi kepada ibu tentang imunisasi HB-0 , menemani ibu pada saat konsultasi ke petugas kesehatan dan membantu ibu pada saat mengimunisasikan
bayinya.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Kerangka Konsep