Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi Notoatmodjo, 2003.
5. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap
1. Faktor Internal individu itu sendiri, yaitu cara individu dalam menanggapi
dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
2. Faktor Eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang
merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap Notoatmodjo, 2003.
2.1.2. Faktor-faktor Pemungkin Enabling Factors
Yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana, sumber informasi
atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut
juga faktor-faktor pendukung. Misalnya : Puskesmas, Posyandu, Polindes, Rumah Sakit.
2.1.3. Faktor-faktor Penguat Reinforcing Factors
Adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat toma, tokoh agama toga, dukungan suami, sikap dan perilaku para
petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang,
Universitas Sumatera Utara
peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Faktor penguat adalah:
2.1.3.1. Dukungan Keluarga
Menurut Sarwono dalam Yusuf 2007, dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang
tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Sistem dukungan untuk mempromosikan perubahan prilaku ada 3, yaitu: 1 dukungan materil adalah menyediakan fasilitas
latihan, 2 dukungan informasi adalah untuk memberikan contoh nyata keberhasilan seseorang dalam melaksanakan diet dan latihan, dan 3 dukungan emosional atau
semangat adalah memberi pujian atas keberhasilan proses latihan. Menurut Friedman 1998, dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika diperlukan Menurut Rodin Salovey yang dikutip oleh Niven 2002 mengemukakan
bahwa perkawinan dan keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting. dukungan sosial sebagai info verbalnon verbal, bantuan nyata atau tingkah
laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku bagi pihak
penerima. Siswandoyo dan Putro 2003 melakukan survei terhadap ibu—ibu anak usia
12-23 bulan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi Hepatitis B menyebutkan bahwa penerimaan ibu terhadap imunisasi anak
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, pendapatan, waktu tempuh, dukungan keluarga dan pelayanan petugas imunisasi.
Friedman dalam Sudiharto 2007, menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengasuh memberikan kasih saying serta menerima dan mendukung. Menurut Friedman 2003 dukungan keluarga adalah bagian integral
dari dukungan social. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.
2.2. Bentuk Dukungan Keluarga i.
Dukungan Instrumental
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung, seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan dan
pelayanana. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karea individu langsung memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental
sangat dierlukan terutama dalam mengatasi masalah yang di anggap dapat diatasi.
ii. Dukungan Informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran dan umpan balik tentang situasi dan keadaan individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan
lebih mudah.
iii. Dukungan Emosional
Bentuk dukungan ini membuat individu merasa nyaman, yakin diperlukan untuk dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat mengatasi
Universitas Sumatera Utara
masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapai keadaan yang dianggap tidak dapat diatasi.
iv. Dukungan Penilaian
Bentuk dukungan ini berupa penghargaan tinggi pada individu, pemberian semangat, persetujuan dengan pendapat individu, perbandingan yang positif dengan
individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.
Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau
mendengar segala keluhannya, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Efek dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti
berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan
sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress Setiadi, 2008.
2.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Dukungan Keluarga
Sarafino 2006 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seseorang akan menerima dukungan keluarga atau tidak.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor dari Penerima Dukungan Recipient Seseorang tidak akan menerima dukungan social dari orang lain jika ia tidak
suka bersosial, tidak suka menolong orang lain, dan tidak ingin orang lain tahu bahwa ia membutuhkan bantuan. Beberapa orang terkadang tidak cukup asertif untuk
memahami bahwa ia sebenarnya membutuhkan bantuan dari orang lain, ataumerasa tidak nyaman saat orang lain menolongnya atau tidak tahu kepada siapa dia harus
meminta pertolongan. b. Faktor dari Pemberi Dukungan Providers
Seorang terkadang tidak memberikan dukungan social kepada orang lain ketika ia sendiri tidak memiliki sumber daya untuk menolong orang lain, atau tengah
menghadapi stres, harus menolong dirinya sendiri atau kurang sensitif terhadap sekitarnya sehingga tidak menyadari bahwa orang lain membutuhkan dukungan
darinya. Menurut Friedman 1998, faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan
keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua. Dalam
keluarga kelas menengah, suatu hubungan lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau
otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan efeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi dari orang tua dengan kelas sosial
bawah. Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka kewajiban suami
terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta mengertikan istri kepada
Universitas Sumatera Utara
kebenaran, kemudian memberinya nafkah lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik Harymawan, 2007.
Suami adalah pasangan hidup istri ayah dari anak-anak, suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan
suamimempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan
yang akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga Chaniago, 2002.
2.4. Hepatitis B
Hepatitis B didefinisikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B VHB dan ditandai dengan suatu peradangan yang terjadi pada organ
tubuh seperti hati Liver.Penyakit ini banyak dikenal sebagai penyakit kuning, padahal penguningan kuku, mata, kulit hanya salah satu gejala dari penyakit
Hepatitis itu Misnadiarly, 2007.
2.4.1. Etiologi
Hepatitis B terjadi disebabkan oleh Virus hepatitis B yang terbungkus serta mengandung genoma DNA Deoxyribonucleic acid melingkar. Virus ini merusak
fungsi liver dan terus berkembang biak dalam sel-sel hati Hepatocytes. Akibat serangan ini sistem kekebalan tubuh kemudian memberi reaksi dan melawan.Kalau
berhasil maka virus dapat terbasmi habis. Tetapi jika gagal virus akan tetap tinggal dan menyebabkan Hepatitis B kronis si pasien sendiri menjadi carrier atau pembawa
virus seumur hidupnya. Dalam seluruh proses ini liver mengalami peradangan Misnadiarly, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Sumber Penularan
Virus hepatitis B mudah ditularkan kepada semua orang.Penularannya dapat melalui darah atau bahan yang berasal dari darah, cairan semen sperma, lendir
kemaluan wanita Sekret Vagina, darah menstruasi. Dalam jumlah kecil HBsAg positif dapat juga ditemukan pada Air Susu Ibu ASI, air liur, air seni, keringat, tinja,
cairan amnion dan cairan lambung Dalimartha, 2004.
2.4.3. Cara Penularan
Ada dua macam cara penularan Hepatitis B, yaitu transmisi vertikal dan transmisi horisontal.
a. Transmisi vertikal
Penularan terjadi pada masa persalinan Perinatal.Virus hepatitis B ditularkan dari ibu kepada bayinya yang disebut juga penularan Maternal Neonatal.
Penularan ini terjadi akibat ibu yang sedang hamil terserang penyakit Hepatitis B akut atau ibu memang pengidap kronis Hepatitis B Dalimartha, 2004.
b. Transmisi horisontal
Adalah penularan atau penyebaran Virus hepatitis B dalam masyarakat. Penularan terjadi akibat kontak erat dengan pengidap Hepatitis B atau penderita
Hepatitis B akut.Misalnya pada orang yang tinggal serumah atau melakukan hubungan seksual dengan penderita Hepatitis B Dalimartha, 2004.
Cara penularan paling utama di dunia ialah dari ibu kepada bayinya saat proses melahirkan. Kalau bayinya tidak divaksinasi saat lahir bayi akan menjadi
carrier seumur hidup bahkan nantinya bisa menderita gagal hati dan kanker hati.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu penularan juga dapat terjadi lewat darah ketika terjadi kontak dengan darah yang terinfeksi virus Hepatitis B Misnadiarly, 2007.
2.4.4. Masa Inkubasi