terjadi interaksi antara tubuh dengan benda asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik
sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi PD3I.
Departemen Kesehatan RI 2004, menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.Oleh karena itu imunisasi merupakan suatu upaya pencegahan yang paling efektif untuk mencegah penularan
penyakit. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kesehatan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga apabila seseorang terpapar antigen yang
serupa maka tidak akan pernah terjadi penyakit Ranuh dkk, 2001.
2.5.1. Program Imunisasi
Program imunisasi di Indonesia telah dimulai sejak abad ke 19 untuk membasmi penyakit cacar khususnya di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di
Indonesia ditemukan pada tahun 1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan Negara bebas cacar. Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai
diperkenalkan imunisasi BCG, DPT dan TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-penyakit TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus
neonatorum. Tahun 1981 dan 1982 berturut-turut mulai diperkenalkan antigen polio dan campak yang dimulai di 55 buah kecamatan dan dikenal sebagai kecamatan
Pengembangan Program Imunisasi PPI Depkes RI, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Cakupan imunisasi lengkap secara nasional baru mencapai 4 pada tahun 1984. Dengan strategi akselerasi, cakupan imunisasi dapat ditingkatkan menjadi 73
pada akhir tahun 1989. Strategi ini terutama ditujukan untuk memperkuat infrastruktur dan kemampuan manajemen program. Dengan bantuan donor
internasional antara lain WHO, UNICEF, USAID program berupaya
mendistribusikan seluruh kebutuhan vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta melatih tenaga vaksinator dan pengelola rantai dingin. Pada akhir tahun 1989,
sebanyak 96 dari semua kecamatan di tanah air memberikan pelayanan imunisasi dasar secara teratur.
Pemerintah bertekad untuk mencapai Universal Child Immunization UCI yaitu komitmen internasional dalam rangka Child Survival pada akhir tahun 1990.
Dengan penerapan strategi mobilisasi sosial dan pengembangan Pemantauan Wilayah Setempat PWS, UCI ditingkat nasional dapat dicapai pada akhir tahun 1990.
Akhirnya lebih dari 80 bayi di Indonesia mendapat imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang pertama Depkes RI, 2000.
2.5.2. Tujuan Pelaksanaan Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak. Menurut Depkes RI 2001, tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan
anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia
Universitas Sumatera Utara
sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita dan anak-anak pra sekolah.
Pencapaian program PD3I perlu adanya pemantauan yang dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program, supervisor dan petugas imunisasi
vaksinasi.Tujuan pemantauan menurut Azwar 2003 adalah untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan kerja, mengetahui permasahan yang ada.Hal ini perlu
dilakukan untuk memperbaiki program. Menurut Sarwono 1998, pemantauan yang dilakukan oleh petugas baik
pimpinan program, supervisor dan petugas imunisasi adalah sebagai berikut : Pemantauan ringan adalah memantau apakah pelaksanaan pemantauan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan, apakah vaksin cukup tersedia, pengecekan lemari es normal, hasil imunisasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan, peralatan
yang cukup untuk penyuntikan yang aman dan steril, apakah diantara 6 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dijumpai dalam seminggu.
Cakupan imunisasi dapat dilakukan dengan cara memantau cakupan dari bulan ke bulan dibandingkan dengan garis target, dapat digambarkan masing-masing
desa. Untuk mengetahui keberhasilan program dapat dengan melihat seperti, bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat antara 75-100 dari target, berarti program
sangat berhasil. Bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat antara 50-75 dari target, berarti program cukup berhasil dan bila garis pencapaian dalam 1 tahun
dibawah 50 dari target berarti program belum berhasil. Bila garis pencapaian dalam 1 tahun terlihat dibawah 25 dari target berarti program sama sekali tidak berhasil.
Universitas Sumatera Utara
Untuk tingkat kabupaten dan provinsi, maka penilaian diarahkan pada penduduk tiap kecamatan dan kabupaten. Disamping itu, pada kedua tingkat ini perlu
mempertimbangkan pula memonitoring evaluasi pemakaian vaksin Notoatmodjo, 2003.
2.5.3. Imunisasi Hepatitis B