Sejarah Talempong Batu di Nagari Talang Anau

40 Talempong Batu yaitu tiga lagu saja, 1. Cak tuntun tigo kali, 2. Basilah baju dan 3. Siamang tagagau 22 . Gambar 5 : Talempong Batu di Nagari Talang Anau Dokumentasi pribadi Nanda Riztia Paiss

3.2 Sejarah Talempong Batu di Nagari Talang Anau

Menurut penjelasan Bapak Ril Afrizal sebagai pengelola Talempong Batu pada wawancara Agustus 2015, Talempong Batu ini ada sekitar tahun 1200-an yang ditemukan oleh Syamsudin di depan rumahnya setelah beliau bermimpi, dalam mimpinya tersebut Syamsudin merasa bahwa di daerah sekitarnya berdiri bemunculan sejumlah titik-titik cahaya yang menerangi kegelapan waktu itu, awalnya Syamsudin tidak menggubris mimpinya tersebut, tapi pada malam-malam selanjutnya dan berturut-turut selama tiga malam mimpi itu selalu menghiasi tidurnya, dan seakan-akan ada yang memintanya untuk melakukan sesuatu. Akhirnya Syamsudin menemukan batu-batu berbunyi nyaring itu disekitaran rumahya dan membawanya ke suatu tempat untuk diletakkan diatas sebuah lubang sebagai 22 Hasil wawancara dengan bapak Ril Afrizal pengelola talempong batu. Universitas Sumatera Utara 41 penyanggahnya. Melihat dari keberadaan batu dan bentuknya, Talempong Batu ini berjenis batuan beku granit 23 yang dapat ditemukan disekitar pegunungan dan sungai-sungai. Karena batu tersebut mengekuarkan bunyi yang nyaring seperti talempong yang terbuat dari kuningan logam, maka masyarakat menyebutnya talempong dan menggunakan batu tersebut sebagai komunikasi, hiburan dan acara-acara lainnya bagi warga Talang Anau yang bersifat ritual. 24 Kemudian Syamsudin sering berdiam diri sendiri didekat batu tersebut dan memainkannya, tetapi masyarakat melihat keanehan yang terjadi pada Syamsudin, seperti menghilang tiba-tiba didekat talempong tersebut, hingga akhirnya Syamsudin hilang entah kemana dan tidak kembali. Sejak saat itulah Syamsudin disebut Tuan Ko Nan Hilang. Sepeninggal Tuanko Nan Hilang, maka masyarakat Talang Anau menjadikan Batu Talempong sebagai benda keramat kesaktian dan kebanggaan Nagari Talang Anau, sehingga masyarakat Talang Anau atau masyarakat dari luar juga ada yang melakukan ritual seperti ritual bayan kaulan memenuhi nazar. Sampai saat ini masyarakat menghormati Tuan Ko Nan Hilang sebagai penemu Talempong Batu, maka dari itu masyarakat melalukan ritual bakar kemenyan sebelum memainkan Talempong Batu tersebut. Ritual itu dilakukan sampai sekarang karena hanya ingin mempertahankan kebudayaan masyarakat setempat. Pada wawancara dengan salah satu masyarakat, pernah pada suatu saat lupa membakar kemenyan sebelum memainkan Talempong Batu, dan Talempong Batu tetap berbunyi dan tidak terjadi apapun pada saat itu. Tetapi masyarakat percaya 23 Jenis batuan beku gunung yang berwarna terang yang mengandung feldspar dan kuarsa, mika dan mineral amphibole. 24 Informasi ini didapat dari hasil wawancara dengan bapak Ril Afrizal Agustus 2015. Universitas Sumatera Utara 42 bahwa batu itu keramat, karena pernah sesekali batu tersebut bergetar sendiri tanpa dipukul dan itu merupakan tanda-tanda akan terjadinya sesuatu pada alam. Pada tahun 70an keatas, talempong masih dianggap keramat dan menjadi tempat sesembahan bagi warga setempat, tetapi itu sudah diluruskan pada tahun 70an tersebut. Masyarakat kelahiran 70an keatas karena percaya sekali dengan kemagisan Talempong Batu, mereka sampai tidak berani untuk sekedar masuk saja ke wilayah Talempong Batu. Jadi, hingga saat ini ritual seperti membakar kemenyan sebelum memainkan talempong adalah bersifat hiburan bagi pengunjung dan untuk mempertahankan eksistensi Talempong Batu di Nagari Talang Anau. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya sudah diluruskan bahwa masyarakat boleh melakukan acara adat atau ritual apapun di dekat Talempong Batu, tetapi tidaklah untuk meminta maupun menyembah batu tersebut. Jadi tidak ada lagi masyarakat Talang Anau sekarang yang mengutamakan kemenyan sebagai ritual.

3.3 Fungsi Talempong Batu di Nagari Talang Anau