49
Talempong keenam bernada “F”
Batu ini berbentuk besar, lebar, dan panjang. Ini adalah batu yang paling besar di antara batu yang lainnya. Batu ini memainkan ritem dasar, berpasangan
dengan talempong batu kelima. Batu ini terletak di paling ujung sebelah kiri.
3.5 Teknik Memainkan Talempong Batu
Teknik memainkan Talempong Batu hampir sama dengan teknik memainkan talempong pada umunya, yaitu dipukul. Hanya saja talempong yang umum
digunakan masyarakat Minangkabau memiliki pencu gong chime sebagai tempat pemukulnya dengan menggunakan pemukul yang terbuat dari kayu yang berukuran
kecil. Sedangkan Talempong Batu dipukul menggunakan batu-batuan yang berada disekitaran lingkungan Jorong Talang Anau. Batu pemukul yang digunakan tidaklah
batu yang khusus ataupun batu yang sama dengan Talempong Batu, batu apapun
Universitas Sumatera Utara
50 yang padat dapat digunakan sebagai alat pemukulnya. Semakin padat dan berat batu
pemukul tersebut maka semakin nyaring dan rancak
26
bunyinya. Pemain Talempong Batu memukul bagian ujung talempong karena di anggap
ujungnya lebih berbunyi nyaring daripada bagian tengahnya. Bagian tengah batu jika dipukul, mengeluarkan bunyi yang tidak begitu nyaring. Pemain juga biasanya
memukul ujung dari Talempong Batu tersebut karena sudut tersebut yang mudah dijangkau dengan posisi para pemain. Walaupun hanya ujung dari talempong
tersebut yang dipukul, tetapi bagian yang lain dari talempong tersebut dapat dipukul sesuai dengan keinginan pemain. Kemudian, karena permainan Talempong Batu ini
memainkan lagu-lagu Talempong Pacik, maka teknik permaiannnya juga sama dengan teknik permainan Talempong Pacik yaitu teknik Interlocking saling mengisi
ada pambuka, tangah dan panyudahi. Kemudian posisi pemain Talempong Batu adalah duduk bersila didepan
Talempong, seperti gambar 13 dibawah ini.
Gambar 13 : Susunan pemain dan cara memainkan Talempong Batu
Dokumentasi pribadi Nanda Riztia Paiss
26
Rancak ialah bahasa Minangkabau yang berarti Cantik, Indah, Bagus.
Universitas Sumatera Utara
51
3.6 Tinjauan Umum Organologis
Masyarakat Talang Anau tidak memiliki konsep sendiri tentang konsep Talempong Batu. Untuk itu penulis menggunakan teori dari Curt Sach Hornbostel
1964, yaitu ada 4 klasifikasi alat musik : 1. Idiophone instrumen yang bunyinya dihasilkan dari badannya sendiri; 2. Membranophone instrumen yang bunyinya
dihasilkan dari kulit yang digetarkan; 3. Chordophone instrumen yang bunyinya dihasilkan dari getaran senardawai; dan 4. Aerophone instrumen yang bunyinya
dihasilkan dari udara. Menurut teori diatas, Talempong Batu stone chimes termasuk kedalam
klasifikasi idiophone yaitu, bunyinya dihasilkan dari badannya sendiri. Talempong Batu berbunyi karena badan talempong tersebut dipukul dengan menggunakan batu,
dan penulis juga mencoba memukul menggunakan kayu dan bambu, hasilnya Talempong Batu tersebut juga tetap berbunyi nyaring.
Menurut penelitian ilmiahnya, Talempong Batu mengandung unsur logam yang lebih banyak daripada unsur batu. Itulah mengapa batu tersebut berbunyi
nyaring jika dipukul. Talempong Batu disusun di atas sebuah lubang resonator yang kedalamannya sekitar 4meter, dan dua buah bambu sebagai penyanggahnya.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB IV ANALISIS FUNGSI MUSIK TALEMPONG BATU DI DALAM BUDAY A
MASYARAKAT MINANGKABAU DI NAGARI TALANG ANAU
Dalam bab ini akan membahas tentang fungsi musik Talempong Batu pada masyarakat Talang Anau. Dalam analisis ini, penulis akan menggunakan teori use
and function dari Alan P. Meriam. Menurut hasil penelitian penulis, dari 10 fungsi
musik yang dikemukakan alan, ada 5 fungsi musik yang akan di analisis, yaitu : hiburan, komunikasi, pengesahan lembaga sosial, pengintegrasian masyarakat, dan
kesinambungan budaya.
4.1 Fungsi Hiburan
Fungsi musik sebagai hiburan ialah sebuah musik pasti mengandung unsur- unsur yang bersifat menghibur, baik dalam melodi maupun liriknya. Dalam hal ini
Talempong Batu disajikan untuk menghibur pada acara-acara adat maupun acara masyarakat lainnya di Talang Anau. Talempong Batu adalah satu objek wisata dari
Kabupaten Limapuluh Kota, maka setiap pengunjung yang datang untuk melihat Talempong Batu akan disuguhkan permainan talempong tersebut. Dalam konteks
hiburan, sekarang ini Talempong Batu sering dimainkan dengan instrumen tambahan seperti talempong pada umumnya, yaitu gandang membranofon, sarunai aerofon,
double reed, bansi aerofon, end blown flute, pupuik batang padi aerofon, single reed. Sesuai permintaan pengunjung ataupun yang memiliki hajatan, permainan
Talempong Batu juga dapat disandingkan dengan permainan Talempong Pacik. Permainan talempong dalam konteks hiburan ini tidak memiliki tenggang waktu,
sesuai dengan keinginan pengunjung maupun yang memiliki hajatan.
Universitas Sumatera Utara