42 bahwa batu itu keramat, karena pernah sesekali batu tersebut bergetar sendiri tanpa
dipukul dan itu merupakan tanda-tanda akan terjadinya sesuatu pada alam. Pada tahun 70an keatas, talempong masih dianggap keramat dan menjadi
tempat sesembahan bagi warga setempat, tetapi itu sudah diluruskan pada tahun 70an tersebut. Masyarakat kelahiran 70an keatas karena percaya sekali dengan kemagisan
Talempong Batu, mereka sampai tidak berani untuk sekedar masuk saja ke wilayah Talempong Batu.
Jadi, hingga saat ini ritual seperti membakar kemenyan sebelum memainkan talempong adalah bersifat hiburan bagi pengunjung dan untuk mempertahankan
eksistensi Talempong Batu di Nagari Talang Anau. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya sudah diluruskan bahwa masyarakat boleh melakukan acara adat atau
ritual apapun di dekat Talempong Batu, tetapi tidaklah untuk meminta maupun menyembah batu tersebut. Jadi tidak ada lagi masyarakat Talang Anau sekarang
yang mengutamakan kemenyan sebagai ritual.
3.3 Fungsi Talempong Batu di Nagari Talang Anau
Talempong Batu memiliki fungsi yang sangat penting bagi masyarakat Talang Anau. Setelah penulis melihat dilapangan, fungsi Talempong Batu bagi
masyarakat Talang Anau ada 4, yaitu : fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi pengesahan lembaga sosial, dan fungsi pengintegrasian masyarakat. Fungsi-fungsi
tersebut dilihat dari wawancara dengan informan, bahwa masyarakat Talang Anau menggunakan Talempong Batu sebagai hiburan pada saat ada orang luar yang datang
berkunjung dan pada saat acara-acara adat masyarakat setempat, kemudian sebagai komunikasi kepada masyarakat setempat seperti saat talempong dibunyikan maka
Universitas Sumatera Utara
43 masyarakat berkumpul di balai nagari dan jika talempong itu berbunyi tanpa dipukul
maka itu adalah tanda akan ada terjadinya sesuatu bencana alam, fungsi pengesahan lembaga sosial dan pengintegrasian masyarakat. Fungsi-fungsi ini akan dibahas pada
bab iv yaitu analisis fungsi musik Talempong Batu pada masyarakat Nagari Talang Anau. Selanjutnya pembahasan ini akan dijelaskan secara rinci pada bab v, yaitu
analisis fungsi musik Talempong Batu.
3.4 Susunan Talempong Batu
Talempong Batu disusun diatas lubang sebagai resonatornya yang disanggah dengan dua bilahan bambu. Susunan Talempong Batu dapat dipindahditukar sesuai
dengan kenyamanan posisi si pemain. Tidak ada susunan khusus atau baku dari Talempong Batu. Susunan Talempong Batu dibawah adalah susunan terbaru yang
fotonya diambil pada tanggal 9 Februari 2016. Tangga nada dari Talempong Batu tersebut adalah dari yang paling kiri 1. F; 2. Es; 3. G; 4. Bes 5. F’ Oktaf; 6.
F
25
.
Gambar 6 : Susunan Talempong Batu
Dokumentasi pribadi Nanda Riztia Paiss
25
Dicek menggunakan tuner.
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 7 : Talempong pertama dari kanan bernada “F”
Batu ini bebentuk tidak terlalu panjang dan tidak terlalu tebal. Batu ini terletak paling ujung di sebelah kanan. Batu ini memainkan panganak improvisasi,
tapi juga terkadang memainkan peningkah. Sesuai dengan keinginan si pemain, tetapi biasanya batu memainkan ritem penganak.
Universitas Sumatera Utara
45
Gambar 8 : Talempong kedua bernada “F’ okaf”
Batu ini berbentuk panjang dan lebar serta termasuk batu yang tipis di antara batu-batu yang lain. Batu ini juga memainkan panganak improvisasi yang
berpasangan dengan batu yang pertama tadi, tapi juga terkadang memainkan peningkah. Sesuai dengan keinginan si pemain, tetapi biasanya batu ini memainkan
ritem penganak.
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 9 : Talempong ketiga
bernada “Bes”
Batu ini berbentuk panjang dan tidak lebar tetapi tebal. Batu ini termasuk batu yang paling kecil di antara batu yang lainnya. Batu ini biasanya memainkan peningkah,
tetapi juga terkadang bisa memainkan penganak improvisasi. Ini tergantung dengan keinginan si pemain.
Universitas Sumatera Utara
47
Gambar 10 : Talempong keempat bernada “G”
Batu ini bentuknya mirip dengan batu no 2. Berbentuk panjang dan lebar, serta tipis. Batu ini memainkan peningkah, berpasangan dengan batu yang ketiga.
Tetapi bisa juga memainkan ritem penganak improvisasi, tergantung keinginan si pemain.
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 11 : Talempong kelima bernada “Es”
Batu ini berbentuk kecil, pendek dan tipis. Batu ini hampir mirip dengan batu yang ketiga. Batu ini memainkan ritem dasar sebagai pembawa tempo. Untuk itu
batu ini diletakkan di kedua paling ujung sebelah kiri.
Gambar 12 :
Universitas Sumatera Utara
49
Talempong keenam bernada “F”
Batu ini berbentuk besar, lebar, dan panjang. Ini adalah batu yang paling besar di antara batu yang lainnya. Batu ini memainkan ritem dasar, berpasangan
dengan talempong batu kelima. Batu ini terletak di paling ujung sebelah kiri.
3.5 Teknik Memainkan Talempong Batu